Catatan Popular

Sabtu, 3 Disember 2016

KITAB FATHUR RABBANI WACANA 1: JANGAN CUBA MEMBANTAH ALLAH AZZAWAJALLA



Percikan Cahaya Ilahi  dan Petuah Petuah Syaikh Abdul Qadir Jailani

OLEH SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI (WALI AGUNG)

WACANA 1 JANGAN CUBA MEMBANTAH ALLAH AZZAWAJALLA


Pada Ahad pagi,  3 Syawal tahun 545 Hijriyah bertempat  di pondok.

As Syeikh Abdul Qadir Al Jailani bertutur :

“Berpaling dari Al-Haq Azza wa Jalla ketika takdir datang; itu boleh mematikan agama, mematikan tauhid, mematikan tawakal dan mematikan ikhlas. 
Bahwa hati orang Mu’min itu tidak boleh diketahui bagaimana dan mengapa; tidak boleh diketahui. 

Bahkan mukmin ketika itu berkata : “Ya, jiwa semuanya beselisih saling kontra; itu sebabnya barangsiapa hendak memperbaiki jiwa, hendaklah bersungguh-sungguh (bertekun atau mujahadah) menekan diri sampai terbebas dari keburukannya. Semua keburukan bertempat dalam keburukan. Kala engkau bertekun diri penuh ketenangan, semua yang bersemayam dalam jiwa jadilah baik. Karena proses terjadinya persesuaian itu berada dalam segala kepasrahan jiwa untuk menjauhi segala maksiat. Itu sebabnya pada jiwa dikatakan : “Wahai Jiwa yang tenang.” (Qs.Al-Fajr :27).

Kesucian jiwa adalah takwa, sedang pelepasan jiwa dari suci adalah keburukannya. Keburukan jiwa bukanlah karena manusia. Untuk membuktikan lihatlah kesucian jiwa yang bernasab dari nenek moyang Ibrahim as. 

Semua yang ada dalam jiwanya merdeka dari buruk dan tetap tanpa nasfu. Ia mengalir hatinya tenteram. Ia datang kepada makhluk yang bermacam ragam, mereka  memalingkan jiwa mereka dari Ibrahim untuk memberi pertolongan. Ia berkata : Aku tidak menghendaki pertolongan kalian untuk menyelamatkan daku. Manakala telah nyata keprasahan Ibrahim,
Allah berfiman “pada api” (wahai api) jadilah dingin dan membawa selamat untuk Ibrahim.” Pertolongan Allah tetap atas orang-orang sabar. Ia bersama Dia di dunia tanpa batas, dan kenikmatan-Nya di akhirat tanpa ukur. 

Firman Allah  : “Sesungguhnya (Allah) memberi pahala bagi orang-orang yang sabar tanpa mengenal batas.”(Az-Zumar:10)

Tidak ada kata tersembunyi bagi Allah, sesuatu pun yang terbebankan atas manussia berdasar kekuasaan-Nya. Bersabarlah bersama Dia setiap waktu, sedang engkau melihat kehalusan dan nikmat-Nya terlimpahkan atasmu.

Syaja’ah (menurut bahasa tasawuf berarti berani berkorban dalam rangka menegakkan kalimat Allah sepanjang masa), adalah sabar setiap masa. “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”(Q.S. Al Baqarah :153)

Dengan pertolongan dan pengharapan bersabarlah bersama Dia, jangan lupakan Dia, karena setelah engkau mati akan terbangun, dan hal itu tidak membawa manfaat bagimu.
Bangunlah untuk Dia sebelum kamu menjumpai-Nya, bangunlah sebelum engkau dibangunkan tanpa nyawa sehingga engkau menyesal. Waktu itu tidak beguna penyesalan.
Perbaikilah hatimu, karena jika hati sudah baik segala perilakumu pun baik; sebagaimana disabda Nabi saw. “Di dalam tubuh bani Adam terdapat segumpal daging, jika daging itu baik, maka baiklah semua anggota tubuh, jika daging itu buruk, maka buruk pulalah seluruh anggota tubuh, ingatlah ia adalah HATI”

Adapun hati itu baik bila diselimuti takwa, tawakal kepada Allah, mengesakan Dia, ikhlas dalam beramal dan yakin akan keruskan semua itu jika tidak ada tindakan-tindakan tersebut.
Hati itu laksana burung yang berada dalam sangkar, juga seperti permata dalam sarangnya. Adapun perumpaan burung dalam sangkar itu sama dengan permata tanpa sarang..

Wahai Allah, bersihkanlah organ tubuh kita dengan taubat, dan hati kita dengan ma’rifat kepada-Mu, sibukkanlah hidup kita sepanjang masa bersama-Mu, siang dan malam, dan luruskanlah kita melalui orang-orang shalih yang mendahului kita.

Wahai manusia, marilah kita berlemah lembut untuk Allah atas ketentuan Dia dan perbuatan-Nya. Maka haruslah kita junjung ketentuan-Nya itu. Bila kita telah berbuat demikian terhadap Dia berarti kita telah menjalin persahabatan menuju ketentuan Dia.
Firman Allah :
“Di sanalah pertolongan itu hanya dari Allah yang Haq.” (Q.S. Al-Kahf:44).
Jika engkau merasa segar minum dari samudera ilmu-Nya dan memakan dari rangkaian keutamaan-Nya, berjinak-jinak bersama kejinakan-Nya dan menghimpit dengan rahmat-Nya. Inilah batasan individu dari setiap sejuta “satu” meliputi seluruh keluarga dan golongan manusia.

Wahai sahaya peliharalah takwa, periharalah hukum syari’at, siagakan dirimu untuk lawan dengan nafsu, hawa, setan dan teman buruk. Mukmin dalam misinya berjihad dengan hal-hal tersebut akan membuka kepalanya dari ketopong perang, sehingga tidak terlimputi pedangnya, tidak telanjang punggungnya dari sinar penerang.
Engkau jika memperbanyak tidur seperti tidurnya mereka itu boleh mengalahkan santapan mereka mempersempit bicara mereka. Tingkah laku mereka jadi kelu.
Sesungguhnya Kuasa Allah berlaku atas mereka, karena Allah juga bersabda kepada mereka, sedang mereka menggerakkan pembicaraan di dunia seperti bicara masing-masing organ tubuh  di hari kiamat; setelah mereka dibicarai oleh Allah.
Bicara mereka tetap seperti sedia kala ketika masih di dunia. Meliputi sebab-sebab mengapa mereka bicara. Jika mereka menghendaki sesuatu tindakan segera terlaksana. Mereka hendak menyampaikan misi kepada manusia dengan berita takut dan gembira, bukan menyampaikan kata salah kepada mereka; maka para Nabi dan Utusan sama bicara. Katika mereka dicabut  kembali kepada Dia tumbuhlah Ulama’ dengan disiplin ilmu mereka bicara  mereka  mengganti kedudukan para Nabi dan Rasul,
Nabi saw. bersabda : “Ulama adalah pewaris para Nabi.”(Riwayat Ibnu Majah)

Wahai manusia bersyukurlah kepada Allah, atas pelbagai nikmat karunia-Nya dan lihatlah (perhatikan) kekuasaan-Nya melalui nikmat itu.
Sesungguhnya Dia berfirman :“Dan sesuatu nikmat yang ada padamu hanyalah dari Allah.”(Q.S. An-Nahl:53)
Di manakah rasa syukurmu, wahai para pemutar balik nikmat Allah. Wahai, siapa orang yang meilhat nikmat datang dari selain Allah? Adakalanya engkau melihat bahwa nikmat Dia terasa datang bukan dari-Nya, tetapi suatu ketika engkau menghadap-Nya dan melihat akan kekosongan dirimu. Terkadang engkau minta tolong kepada-Nya dengan menentang-Nya.

Wahai manusia engkau butuh kesunyianmu terjaga dari kemaksiatan, kegoncangan jiwa dan keterkejutan yang membawa peringatan bagimu, padahal Allah melihat kamu.
Mengapa engkau butuh mudharat ini ada padamu dalam kesunyianmu, lalu kamu juga butuh membinasakan nafsu, hawa, dan setan, Kebesaran manusia itu runtuh karena kegoncangan jiwa, karena kecerdasan berfikir (kecepatan otak) dan perlintasan hati dalam kesunyiannya, sedang runtuhnya kebenaran itu pada kerlip mata. Bandingkan kesibukan mereka, mampu melatih jiwa mereka, karena itu mereka tidur di pintu para penguasa.

Wahai hamba, engkau jangan bersama nafsu, hawa, dunia dan jangan pula dengan yang lain yang engkau ikuti selain Al-Haq. Jika engkau bertaubat, bertaubatlah secara lahir dan batin. Taubat itu pusat perputaran hati. Tanggalkanlah baju kemaksiatan ganti dengan taubat-taubat ikhlas, cinta kepada Allah itu sebagai hakikat bukan arti kias.
Demikian rupa perbuatan hati setelah penyucian anggota tubuh dengan syari’at. Hati baginya sebagai amalan. Hati kala keluar dari lingkaran sebab lalu bergantung pada watak ia mengendarai bahtera tawakkal dan ma’rifat kepada Allah, mengakui Dia. Meninggalkan sebab untuk mencari pendatang sebab. Maka kala ia telah sampai ke tengah samudera ini di sanalah ia menemukan firman-Nya :
“Dia yang menciptakan aku dan Dia pula yang memberi petunjuk.”(Q.S. Asy-Syu’ara:78)
Jika demikian maka tertujuki ia dari pantai ke pantai, dari satu tempat ke tempat lain. Sampai engkau terhenti pada kebenaran yang tegak. Kala disebut Asma Tuhan tampaklah kebesaran-Nya dan terbukalah gelap gulita dari mengenalnya.

Wahai hamba, bila sakit menimpamu, hadapilah dengan tangan terbuka  penuh sabar. Bertahanlah sampai datang obat. Jika pengobatan telah datang terimalah dengan rasa syukur. Kalau kamu demikian tentulah hidupmu di permudah.
Takut api neraka itu sebagai jalan yang boleh memutus derita orang-orang mukmin, berdampak membawa kekuningan di wajah mereka dan kesedihan di hati mereka.
Bilamana hal ini sangat mungkin terjadi pada mereka niscaya Allah menuangkan air rahmat dan karunia dalam hati mereka. Baginya dibukakan pintu akhirat. Sehingga ia melihat kebenaran janji yang disampaikan kepadanya. Bila mereka telah bertempat, berdiam dan beistirahat sedikit niscaya bagi mereka dibukakan pintu Kagungan, sehingga patahlah hati dan rahasia mereka, sebaliknya rasa takut lebih kuat dari yang datang pertama kali. Jika hal ini telah sempurna atas mereka niscaya mereka dibukakan pintu kebaikan, lalu mereka berdiam di sana penuh ketenangan, selalu jaga dan mendapat derajat, yaitu satu tingkat setelah satu tingkatan.

Wahai hamba, jangan jadikan himmahmu (kemahuan kuat) sesuatu yang kau makan, yang engkau minum, yang engkau pakai, yang engkau kawini, yang engkau diami dan yang engkau kumpul.
Setiap permasalahan tersebut adalah kepentingan nafsu dan watak kemanusiaan saja. Lalu di manakah himmah hati, rahasia, yaitu mencari kebenaran Azza wa Jalla.
Himmah haruslah sesuatu yang engkau pentingkan. Maka jadikanlah kepentinganmu untuk bertaubat kepada Allah dan apa yang ada pada-Nya.

******
Dunia adalah pengganti, yaitu pengganti akhirat, bagi makhluq oleh Al Khaliq. Kala engkau tinggalkan sesuatu dari dunia ini maka terbaharui penggantinya, bahkan lebih baik daripada dunia. Perkiraan bahwa selisih usiamu pada hari ini sudah cukup untuk persiapan akhirat, yaitu dalam menghadapi Malaikat Maut. Dunia adalah bagaikan barang masakan yang disediakan untuk manusia, dan akhirat sebagai kehidupan mereka. Manakala datang kecemburuan dari Allah terjadilah pemisahan antara mereka dan dunia, dunia lalu menempati tempat akhirat.

Wahai pendusta, engkau katakan cinta Allah dalam keadaan yang penuh nikmat, tetapi ketika datang cobaan engkau lari, seakan dalam jiwamu tidak ada rasa cinta kepada Allah. Hanya orang disebut hamba yang menunjukkan ikhtiar menakala cobaan Allah datang kepadanya lalu ia tetap bertahan dan mempertahankan cinta Dia. Jika hal ini sampai berubah dengan adanya dustamu maka tercabutlah yang pertama dan lenyap.
“Wahai Tuhan kami, berilah kami di dunia kebaikan dan di akhirat kebaikan dan peliharalah kami dari api neraka.”(Q.S. Al-Baqarah:201)

Tiada ulasan: