Catatan Popular

Ahad, 19 Mac 2017

MENJADI AKHLAK MULIA Pelajaran Kesepuluh: Permusuhan dan Caci Maki

DARI TINTA EMAS SYAIKH ABBAS AL-QUMMI
Saudaraku yang mulia, jauhilah kedengkian dan permusuhan karena hal itu hanya akan mengakibatkan penyesalan dan sakit hati di dunia dan juga di akherat. Bahkan efeknya adalah saling melaknat, berkelahi dan menikam. Tidaklah diragukan lagi tentang keburukan sifat-sifat tersebut terutama rasa dengki. Diriwayatkan dari
Rasulullah Saw beliau bersabda:
"Sesungguhnya Allah mengharamkan surga bagi setiap pencaci maki dan orang yang mempunyai sedikit rasa malu, yaitu orang yang tidak perduli dengan apa yang ia ucapkan dan dengan apa yang dikatakan orang lain kepadanya. Sesungguhnya apabila engkau melihat dan meneliti hal tersebu,t maka engkau tidak akan mendapatinya melainkan pada seorang anak hasil zina atau teman setan".

Dalam hadist yang lain diriwayatkan dari Rasulullah Saw beliau bersabda:
"Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang yang berbuat keji dan suka mencaci maki".

Dan hadist lainnya

"Sesungguhnya surga itu haram untuk dimasuki oleh orang yang suka mencaci maki".

Diriwayatkan dari Muhammad bin 'Ali al Baqir As beliau bersabda:
"Ucapkanlah kepada manusia sebaik-baiknya ucapan sebagaimana engkau mencintai apa yang diucapkan kepada kalian. Karena sesungguhnya Allah murka kepada para pencaci maki dan orang-orang yang melaknat serta mengutuk atas orang-orang yang beriman yang berbuat keji dan mencaci maki serta yang meminta-minta ".

Pada hadist yang lainnya beliau bersabda:

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang afif yaitu orang yang menjaga kehormatannya dan murka kepada orang yang duduk dan peminta-minta".

Saudaraku, ketahuilah sesungguhnya mencaci maki termasuk perbuatan keji yang ditimbulkan dari sekedar murka dan kemarahan dan juga ditimbulkan dari akibat bergaul dengan orang-orang yang buruk, fasiq dan orang-orang yang suka berleha-leha dan suka mengutuk, maka hal itu akan menjadi kebiasaan bagi teman-teman yang bergaul bersama mereka.
Dan akibatnya ia akan menjadi pencerca dan pencaci maki tanpa adanya permusuhan dan permukaan. Barangkali engkau pernah menyaksikan orang-orang yang hatinya buruk dan orang-orang jalanan dimana mereka mengeluarkan kata-kata keji kepada sebagiannya yang lain khususnya kepada ibu-ibu mereka dan kepada keluarga mereka karena bergurau. Tidak diragukan lagi bahwa orang-orang yang berbuat seperti itu jauh dari sifat-sifat kemanusiaan.


Tiada ulasan: