Catatan Popular

Sabtu, 6 Mei 2017

KITAB MUKASYAFATUL QULUB BAB 4 LATIHAN JIWA MENGEKANG NAFSU (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)



OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI

Allah memberikan wahyu kepada Nabi Musa AS:
"Wahai Musa, kalau kamu menghendaki aku lebih dekat denganmu daripada bicaramu sendiri, lebih dekat daripada bisikan hatimu, nyawa dengan jasadmu, penglihatan dengan matamu atau pendengaran dengan telingamu, maka perbanyaklah mengucapkan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW"

Allah SWT berfirman:
"Hendaklah tiap-tiap orang memperhatikan apa yang diusahakan (sebagai bekal) untuk hari esok. (QS.59 Al Hasyr:18)"
Maksudnya amal kebajikan untuk bekal dihari kiamat.
Ketahuilah bahwa semua manusia memiliki nafsu (keinginan sebagai tabiat) untuk berbuat jahat. Dan ia merupakan musuhmu yang pertama dari bagian tentara iblis. Karena kekuatan syetan terletak pada hawa nafsumu. Maka jangan beri kesempatan nafsu untuk menghayalkan hal-hal kosong yang penuh tipu daya. Ciri khas nafsu ialah merasa enak, lalai, santai atau malas. Dan semua ajakannya bersifat batil. Andaikan engkau mau menuruti perintahnya, lambat laun engkau rusak. Atau lupa tidak memperhitungkan, engkau pasti hanyut kesana dan sulit sekali menolak keinginannya. Padahal semua itu akan mengjakmu ke neraka.

Nafsu tidak bisa diajak kearah kebajikan. Dia merupakan sumbernya bencana dan itu merupakan salah satu simpanan tentara iblis yang akan bermuara pada semua kejahatan. Dan tidak ada Dzat yng lebih mengetahui kecuali yang menciptakannya sendiri. Maka bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah adalah Dzat yang bisa menyampaikan kabar tentang apa yang tidak kita ketahui; apakah dari unsur kebajikan atau kejahatan.

Bilamana seorang hamba mengambil langkah berfikir (merenung dan menghayati) mengenai semua yang telah terjadi untuk mencari akheratnya, maka itu meupakn cara berfikir untuk membersihkan hati.
Sebagaimana ada sabda Nabi SAW:
"Berfikir satu jam lebih baik daripada ibadah setahun".

Demikian tafsiran Imam Abu Laits RA.
Seharusnya oang yang punya akal menobati dosa-dosa masa lampau. Dan seharusnya berfikir yang bisa mendekatkan diri kepada Allah, menyedikitkan lamunan, mempercepat tobat, meninggalkan yang dilarang, sabar mengekang nafsu dan tidak mengikuti keinginan haw nafsu, sebab nafsu merupakan berhala. Karena barangsiapa yang mengelu-elukan hawa nafsu, artinya ia menyembah berhala. Dan barangsiapa yang menyembah Allah dengan ikhlas, maka dialah yang bisa mengalahkan nafsu.

Diriwayatkan, sesungguhnya Malik bin Dinar RA pernah berjalan-jalan di pasar Bashra. Ia melihat buah tindan amat menyukainya. kemudian ia melepaskan sandalnya untuk digadaikan buat membeli buah Tin dan ia berkata:
"Berikan buah Tin padaku dan ini sebagai gantinya".
Pedagang buah berkata:
"Sandalmu tidak cukup untuk membeli satu buah pun".
Malik bin Dinar pun pergi dari situ. Tiba-tiba ada seseorang yang bertanya pada pedagang buah:
"Kamu tidak mengenal siapa dia?"
Jawab pedagang:
"Tidak".
Katanya:
"Dia adalah Malik bin Dinar".

Pedagang buah langsung memenuhi baki dengan buah Tin dan langsung diletakkan diatas kepala budaknya:
"Kalau Malik menerima pemberian ini, kamu menjadi merdeka".
Budak itupun berlari mengejar Malik. Sesampai disana budak berkata:
"Terimalah pemberian ini dariku".
Malik bin Dinar menolak. Budak itu berkata lagi:
"Terimalah pemberian ini, sebab didalamnya menyimpan kebebasanku sebagai budak".
Malik bin Dinar menjawab:
"Andai didalam ada kemerdekaanmu, maka didalamnya pula ada siksaku".
Si budak terus membujuknya, namun Malik tetap menjawab:
"Aku bersumpah tidak menjual agamaku demi buah Tin dan aku tidak akan makan buah Tin sampai hari kiamat".

Diceritakan ketika Malik bin Dinar sakit yang menjadi sebab kematiannya, ia menginginkan semangkuk madu dan susu untuk campuran roti. Si pelayan langsung menyediakan keinginan Malik. Sesaat Malik melihat makanan tersebut, kemudian berkata:
"Wahai nafsu, engkau sudah sabar selama 30 tahun dan umurmu sekarang tinggal sesaat".
Malik langsung membuang makanan itu, ia pun meninggal dunia dengan selamat. Ia selalu sabar dengan cobaan nafsu. Dan memang begitulah para Nabi, wali dan orang yang kuat imannya, para shoddiqin dan zahidin.

Nabi Sulaiman bin Dawud AS berkata:
"Sesungguhnya pekerjaan mengalahkan nafsu lebih berat daripada menahlukkan sebuah kota sendirian".
Ali bin Abi Thalib berkata:
"Aku dan nafsuku tidak pernah ada, kecuali hanya seorang penggembala kambing. Acapkali dia menggiring kambingnya dari satu arah, maka kambing-kambing kembali berpencar lewat arah lain. Dan barang siapa yang berhasil membunuh nafsu, ia akan dikafani dengan Rahmat dan dikebumikan pada kemuliaan. Dan barangsiapa yang hatinya mati (mengiikuti hawa nafsu), ia akan dikafani dengan laknat dan dikubur di bumi siksaan".
Kata Yahya bin Mu'adz Ar Rozi RA:
"Perangilah nafsumu dengan melakukan ketaatan dan riyadloh. Dan maksud Riyadloh ialah meninggalkan tidur, sedikit bicara, sedikit makan, dan sabar dari gangguan manusia. Sebab sedikit tidur bisa memperbaiki hati, sedikit bicara bisa selamat, dan sabar dari bencana bisa membuat derajat semakin tinggi. Juga sedikit makan bisa mengurangi kesenangan nafsu".
Banyak makan bisa menimbulkan kerasnya hati dan sirnanya cahaya hikmah, sementara kenyang hanya membuat semakin jauh dari Allah".

Rasulullah SAW bersabda:
"Terangilah hatimu dengan lapar, perangi nafsumu dengan lapar dan haus, dan ketuklah pintu surga dengan lapar juga. Dan pahalanya orang lapar seperti pahalanya orang berjuang dijalan Allah Sesungguhnya tidak ada amal yang dicintai Allah kecuali lapar dan haus. Sedangkan orang yang memenuhi perutnya tidak akan mampu memasuki kerajaan langit dan tidak pula merasakan manisnya ibadah".
Abu Bakar As Shidddiq RA berkata:
"Setelah aku masuk Islam, aku tidak pernah kenyang. Semua ini agar aku bisa merasakan manisnya ibadah kepada Tuhanku. Juga tidak pernah minum yang segar-segar sampai bertemu Tuhanku. Karena banyak makan akibatnya menyedikitkan ibadah, sebab badan bisa berat dan mata selalu ingin tidur, tidak akan sungguh-sungguh terhadap sesuatu kecuali hanya tidur. Dan ini jelas sebagai bangkai yang terbuang percuma".
Demikian yang disebutkan dalam Kitab Minhajul Abidin.

Dari Luqman Hakim, ia berwasiat kepada anaknya:
"Jangan banyak-banyak tidur dan makan, sebab kelak di hari akherat bisa miskin dari amal shaleh. (Fii Maniyatil Fataa)"
Sabda Nabi SAW:
"Jangan membunuh hatimu dengan memperbanyak makan dan minum, karena hati pun bisa mati seperti matinya tanaman yang terlalu banyak air".
Padahal orang shaleh zaman sekarang banyak melakukan hal itu. Perut letaknya dibawah hati ibarat belanga yang penuh dengan air mendidih, yang mana asapnya bisa mengotori hati. Semakin banyak asap yang keluar, hati pun semakin hitam. Dan membiasakan perut penuh, ia bisa menghilangkan kecerdasan.

Al Kisah dari Yahya bin Zakaria AS:
Pernah iblis menampakkan diri beberapa kali. Yahya AS berkata pada iblis:
"Ini apa"
Jawab iblis:
"Ini adalah kesenangan yang aku buat untuk menggait anak cucu Adam AS".
Yahya AS bertanya:
"Apakah didalamnya ada yang buatku?"
Jawab iblis:
"Tidak. Hanya saja engkau pernah kenyang pada semalam saja, lalu aku rusak shalatmu".
Jawab Yahya AS:
"Itu sudah pasti. Makanya aku tidak akan kenyang selama-lamanya".
Iblis menjawab:
"Juga hal yang pasti, aku tidak pernah memberi nasehat kepada siapapun selamanya".
Ini Kisah seseorang yang tidak pernah kenyang kecuali hanya semalam saja. Lalu bagaimana dengan orang yang selalu kenyang seumur hidupnya, sementara ia mengharapkan suatu ibadah!

Ada lagi cerita mengenai Yahya bin Zakaria AS: ia pernah kenyang dari roti gandum. Dan semalam ia tertidur ketika dzikir kepada Allah. Maka Allah SWT menurunkan wahyu kepadanya:
"Wahai Yahya, apakah engkau menemukan perkampungan yang lebih baik dari perkampungan-KU! Atau engkau menemukan tempat bersanding yang lebih baik dari-KU! Demi Keagungan-KU dan Keluhuran-KU, andaikan engkau melihat surga firdaus dan neraka Jahannam, niscaya engkau menangis mengeluarkan nanah sebagai ganti habisnya airmata, dan engkau akan memakai besi sebagai ganti kanti masuhun".

Tiada ulasan: