Catatan Popular

Selasa, 27 Jun 2017

KITAB MUKASYAFATUL QULUB BAB 9 CINTA (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI

Seorang lelaki pernah melihat wujud gambar jelek ditengah hutan. Dia bertanya:
"Engkau siapa"
Perwujudan buruk itu menjawab:
"Aku adalah penjelmaan amal jelekmu".
Si lelaki bertanya lagi:
"Bagaimana aku bisa lepas darimu"
Kata Si Buruk:
Ucapkan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, sebagaimana beliau SAW pernah bersabda:
"Pada hari Jum'at membaca sholawat kepadaku sebanyak 80X, maka Allah mengampuni dosa-dosanya selama 80 tahun".

Seorang lelaki lupa tidak membaca sholawat Nabi SAW. Suatu malamnya, ia bermimpi melihat Nabi Muhammad SAW tidak menoleh kepadanya, ia lalu bertanya:
Wahai Rasul, apakah engkau marah padaku".
Jawab beliau SAW:
"Tidak".
Kata lelaki:
"Lalu kenapa engkau tidak memandangku".
Jawab beliau SAW:
"Karena aku tidak mengenalmu".
Kata lelaki itu:
"Bagaimana engkau tidak mengenal aku, padahal aku adalah umatmu".

Lelaki itu bangun dari tidurnya. Kemudian setiap harinya dia selalu mengucapkan sholawat 100X dan suatu hari ia bermimpi melihat Rasulullah SAW, beliau bersabda:
"Sekarang aku mengenalmu dan aku akan memberi syafa'at untukmu".
Artinya ia sudah menjadi orang yang amat "cinta" terhadap Rasulullah SAW. Para ulama meriwayatkan:
"Engkau (Nabi SAW) lebih mengenali umatmu daripada ibu mengenal anaknya".

Firman Allah SWT:
"Katakanlah jika kamu benar-benar mencintai Allah.... (QS.3:31)"
Sebab-sebab turunnya ayat diatas ketika Rasulullah SAW mengajak Ka'ab bin Asyrof dan kawan-kawannya masuk Islam. Mereka menjawab:
"Kami adalah putra-putra Allah, dan sungguh kami amat mencintai Allah".
Lalu Allah berfirman kepada Nabi-Nya (ayat diatas):
"Katakanlah jika kamu benar-benar mencintai Allah, maka ikutlah dengan agamaku, Allah pasti mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah adalah Dzat Yang Maha Pengampun dan Penyayang. (QS.3 Al Imron:31)"
Ikutlah dengan agamaku....., karena aku adalah utusan Allah. Aku bertugas menyampaikan Risalah-Nya dan dasar-dasar-Nya kepada kalian.

Mencintai sesama mukmin dengan dasar "Karena Allah" ialah dengan mengikuti printah-Nya, taat kepada-Nya dan mencari Ridho-Nya. Dan cintanya Allah terhadap orang mukmin ialah melalui Pujian-Nya terhadap mereka atas pahala-Nya kepada mereka, juga ampunan dan Rahmat-Nya. Kata Imam Ghazali dalam Ihya'-nya:
"Barangsiapa yang mengakui empat hal tanpa melakukan yang empat, maka dia adalah pembohong.
Barangsiapa yang mengaku cinta surga, namun tidak beramal dengan taat, maka dia pembohong.
Barangsiapa yang mengaku takut terhadap neraka dan ia tidak meninggalkan maksiat, itu pun pembohong.
Barangsiapa yang mengaku cinta terhadap Allah, sementara ia selalu resah akan siksa-Nya, maka dia adalah pembohong". Robiah berkata:
"Engkau durhaka terhadap Tuhan, sedangkan engkau menampakkan kecintaan kepada-Nya; demi umurku sebagai taruhan (ukuran), maka itu merupakan sesuatu yang aneh. Andaikan cintamu benar, artinya engkau mentaati-Nya, karena orang yang cinta akan selalu patuh terhadap yang dicintai".

Kisah:
Ada serombongan orang mengunjungi Asy Syubalii RA. Dia berkata:
"Siapa kalian semua".
Jawab rombongan itu:
"Kami adalah orang-orang yang mencintaimu".
Asy Syubalii menghadap mereka dengan membawa batu dan melempari mereka, mereka pun lari. Asy Syubalii berkata:
"Mengapa kamu lari dariku! Andai kamu betul-betul mencintai aku, pasti tidak lari dari percobaanku".
Asy Syubalii melanjutkan fatwanya:
"Orang-orang yang punya rasa cinta terhadap Allah akan mereguk minuman dari gelas cintanya dan bagi mereka negeri dan bumi amat sempit. Mereka minum dan tenggelam dalam lautan rindu kepada-Nya dan mereka merasakan kenikmatan bermunajat kepada-Nya".
Kemudian dia melantunkan sya'ir:
"Ingat yang dicintai wahai tuanku, akan membuat aku mabuk; dan apakah engkau pernah melihat orang bercinta tanpa dirasuki mabuk kepayang".

Ada yang berkata:
"Sesungguhnya seekor unta yang lagi mabuk, ia tidak akan mau makan rumput selama 40 hari. namun bila dibebankan dipunggungnya, ia pun akan membawa beban itu. Manakala sekerat hati menggebu-gebu ingat terhadap kekasih, ia pun enggan memasukkan makanan dan tidak peduli beban dipunggung tetap ditanggung demi rindunya terhadap kekasih. Unta saja bisa meninggalkan kesenangannya dan mau menanggung beban di punggung demi sang kekasih; lalu apakah kalian tidak sanggup meninggalkan kesenangan yang dihramkan Allah! Apakah engkau enggan menambah beban berat demi Allah SWT! Kalau kamu tidak mampu, artinya pengakuanmu menyatakan cinta tinggal nama tanpa suatu makna. Tidak akan berguna didunia maupun di akherat, juga dihadapan sesama makhluk atau kelak dihadapan Sang Pencipta".

Ali KW berkata:
"Barangsiapa yang merindukan surga, tentu ia berkemas-kemas menuju segala bentuk kebajikan. Dan barangsiapa yang takut terhadap neraka, ia pun akan mencegah nafsunya dari yang disenangi. Dan barangsiapa yang meyakini mati, pasti semua kenikmatan dunia dianggap remeh".

Ibrahim Al Khawwassh ditanya mengenai kecintaan terhadap Allah. Ia menjawab:

"Menghilangkan semua keinginan, membakar sifat materialistis atas semua kebutuhan, lali ia menenggelamkan dirinya ke lautan (yang menjadi sebab datangnya petunjuk)".

Tiada ulasan: