Catatan Popular

Isnin, 5 September 2011

BAPA TASAWWUF SAIDINA ALI IBN ABI TALIB: DALAM TOKOH TASAWWUF SEBELUM 250 HIJRAH

Biografi Ali Bin Abi Thalib

Ayahnya adalah: Abu Thalib, paman Nabi saw, bin Abdul Muththalib, bin Hasyim, bin Abdi Manaf, bin Qushayy. Ibunya adalah: Fathimah binti Asad, bin Hasyim, bin Abdi Manaf. Saudara-saudara kandungnya adalah: Thalib, ‘Uqail, Ja’far dan Ummu Hani.
Dengan demikian, jelaslah, Ali adalah berdarah Hasyimi dari kedua ibu-bapaknya. Keluarga Hasyim memiliki sejarah yang cemerlang dalam masyarakat Mekkah. Sebelum datangnya Islam, keluarga Hasyim terkenal sebagai keluarga yang mulia, penuh kasih sayang, dan pemegang kepemimpinan masyarakat. Ibunya adalah Fathimah binti Asad, yang kemudian menamakannya Haidarah. Haidarah adalah salah satu nama singa, sesuai dengan nama ayahnya: Asad (singa). Fathimah adalah salah seorang wanita yang terdahulu beriman dengan Risalah Nabi Muhammad Saw. Dia pula-lah yang telah mendidik Nabi Saw, dan menanggung hidupnya, setelah meninggalnya bapak-ibu beliau, Abdullah dan Aminah. Beliau kemudian membalas jasanya, dengan menanggung kehidupan Ali, untuk meringankan beban pamannya, Abu Thalib, pada saat mengalami kesulitan ekonomi. Saat Fathimah meninggal dunia, Rasulullah Saw yang mulai mengkafaninya dengan baju qamisnya, meletakkannya dalam kuburnya, dan menangisinya, sebagai tangisan seorang anak atas ibunya. Dan bersabda:
“Semoga Allah SWT memberikan balasan yang baik bagi ibu asuhku ini. Engkau adalah orang yang paling baik kepadaku, setelah pamanku dan almarhumah ibuku. Dan semoga Allah SWT meridhai-mu.”
Dan karena penghormatan beliau kepadanya, maka beliau menamakan anaknya yang tersayang dengan namanya: Fathimah. Darinyalah kemudian mengalir nasab beliau yang mulia, yaitu anak-anaknya: Hasan, Husein, Zainab al Kubra dan Ummu Kultsum.
Haidarah adalah nama Imam Ali yang dipilihkan oleh ibunya. Namun ayahnya menamakannya dengan Ali, sehingga dia terkenal dengan dua nama tersebut, meskipun nama Ali kemudian lebih terkenal.
Anak-anaknya adalah: Hasan, Husein, Zainab, Ummu Kultsum, dari Fathimah binti Rasulullah Saw. Seorang isteri yang tidak pernah diperlakukan buruk oleh Ali r.a. selama hidupnya. Bahkan Ali tetap selalu mengingatnya setelah kematiannya. Ia juga mempunyai beberapa orang anak dari isteri-isterinya yang lain, yang ia kawini setelah wafatnya Fathimah r.a. Baik isteri dari kalangan wanita merdeka maupun hamba sahaya. Yaitu: Muhsin, Muhammad al Akbar, Abdullah al Akbar, Abu Bakar, Abbas, Utsman, Ja’far, Abdullah al Ashgar, Muhammad al Ashghar, Yahya, Aun, Umar, Muhammad al Awsath, Ummu Hani, Maimunah, Rahmlah ash Shugra, Zainab ash Shugra, Ummu Kaltsum ash Shugra, Fathimah, Umamah, Khadijah, Ummu al Karam, Ummu Salmah, Ummu Ja’far, Jumanah, dan Taqiyyah.
Keturunannya yang mulia, selanjutnya mengalir dari Hasan, Husain, Muhammad bin Hanafiah, Umar dan Abbas. Karena kecintaan dan penghormatannya yang mendalam terhadap sahabat Nabi yang mulia, dan yang telah dijanjikan masuk surga, maka ia menamakan beberapa orang anaknya dengan nama-nama mereka, yaitu: Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Abu Bakar, anaknya, terbunuh bersama Husain dalam peristiwa Karbala. Anak ini merupakan anak dari isterinya, Laila bin Mi’waz. Sementara anaknya Utsman yang dilahirkan dari isterinya Ummu Banin, juga terbunuh dalam perisitwa Karbala. Sedangkan Umar adalah anaknya dari Ummu Habib ash Shahba.
Saat imam Ali mendapatkan mati syahid, ia meninggalkan empat orang isteri yang merdeka, yaitu: Umamah, Laila, Ummu Banin dan Asma bin ‘Umais. Serta delapan belas orang hamba sahaya wanita.
Jumlah seluruh anak lakinya adalah lima belas orang, dan anak perempuannya adalah delapan belas orang.

Kelahirannya

Fathimah binti Asad melahirkan anaknya, Haidarah (Ali KW), di Ka’bah, pada dua puluh satu tahun sebelum hijrah. Ada yang mengatakan, pada tahun ke tiga puluh dua dari kelahiran Rasulullah saw. Ia adalah anak bungsu dari kedua orang tuanya, selain Ja’far, Uqail dan Thalib. Saat Abu Thalib mengalamai krisis ekonomi karena kekeringan yang melanda, seperti yang dialami oleh orang-orang Quraisy, Rasulullah saw menyarankan kepada kedua pamannya: Hamzah dan Abbas untuk turut membantu meringankan beban saudaranya, Abu Thalib, dengan menanggung biaya hidup anaknya. Maka keduanya pun memenuhi permintaan tersebut. Mengetahui hal itu, Abu Thalib berkata kepada kedua saudaranya tersebut,: “Ambillah siapa yang kalian ingini, namun tinggalkanlah Uqail, untuk tetap aku didik.” Uqail adalah anak yang paling disayangi oleh Abu Thalib. Maka Abbas mengambil Thalib, Hamzah mengambil Ja’far dan Rasulullah saw mengambil Ali KW.
Adalah Nabi Saw bagi anak keponakannya, Ali KW, bertindak sebagai bapak, saudara, teman, dan guru pendidik. Dan Ali pun menerima beliau pengganti kedua orang tua, dan keluarganya. Sehingga ia pun terdidik dalam didikan Nabi Saw. Ia Merupakan keturunan puncak keluarga Hasyimiah, yang darinya terlahir kemuliaan, kedermawanan, sifat pemaaf, ksaih sayang dan hikmah yang lurus.
Seperti diriwayatkan, ia tumbuh menjadi anak yang cepat matang. Di wajahnya tampak jelas kematangannya, yang juga menunjukkan kekuatan, dan ketegasan. Saat ia menginjak usia pemuda, ia segera berperan penuh dalam dakwah Islam, tidak seperti yang dilakukan oleh pemuda seusianya. Contoh yang paling jelas adalah keikhlasannya untuk menjadi tameng Rasulullah Saw saat beliau hijrah, dengan menempati tempat tidur beliau. Ia juga terlibat dalam peperangan yang hebat, seperti dalam perang Al Ahzab, dia pula yang telah menembus benteng Khaibar. Sehingga dia dijuluki sebagai pahlawan Islam yang pertama.
Isteri-isterinya: setelah Fathimah az Zahra wafat, Imam Ali menikahi Umamah bin Abi Al Ash bin Rabi’ bin Abdul Uzza al Qurasyiyyah. Selanjutnya menikahi Umum Banin bini Haram bin Khalid bin Darim al Kulabiyah. Kemudian Laila binti Mas’ud an Nahsyaliyyah, ad Daarimiyyah dari Tamim. Berikutnya Asmaa binti ‘Umais, yang sebelumnya merupakan isteri Ja’far bin Abi Thalib, dan selanjutnya menjadi isteri Abu Bakar (hingga ia meninggal), dan berikutnya menjadi isteri imam Ali. Selanjutnya ia menikahi Ummu Habib ash Shahbaa at Taghalbiyah. Kemudian, Khaulah binti Iyas bin Ja1far al Hanafiyyah. Selanjutnya Ummu Sa’d ats Tsaqafiyyah. Dan Mukhabba’ah bintih Imri’il Qais al Kulabiyyah.
Sifat-sifatnya: Imam Ali KW adalah seorang dengan perawakan sedang, antara tinggi dan pendek. Perutnya agak menonjol. Pundaknya lebar. Kedua lengannya berotot, seakan sedang mengendarai singa. Lehernya berisi. Bulu jenggotnya lebat. Kepalanya botak, dan berambut di pinggir kepala. Matanya besar. Wajahnya tampan. Kulitnya amat gelap. Postur tubuhnya tegap dan proporsional. Bangun tubuhnya kokoh, seakan-akan dari baja. Berisi. Jika berjalan seakan-akan sedang turun dari ketinggian, seperti berjalannya Rasulullah Saw. Seperti dideskripsikan dalam kitab Usudul Ghaabah fi Ma’rifat ash Shahabah: adalah Ali bin Abi Thalib bermata besar, berkulit hitam, berotot kokoh, berbadan besar, berjenggot lebat, bertubuh pendek, amat fasih dalam berbicara, berani, pantang mundur, dermawan, pemaaf, lembut dalam berbicara, dan halus perasaannya.
Jika ia dipanggil untuk berduel dengan musuh di medan perang, ia segera maju tanpa gentar, mengambil perlengkapan perangnya, dan menghunuskan pedangnya. Untuk kemudian menjatuhkan musuhnya dalam beberapa langkah. Karena sesekor singa, ketika ia maju untuk menerkam mangsanya, ia bergerak dengan cepat bagai kilat, dan menyergap dengan tangkas, untuk kemudian membuat mangsa tak berkutik.
Tadi adalah sifat-sifat fisiknya. Sedangkan sifat-sifat kejiwaannya, maka ia adalah sosok yang sempurna, penuh dengan kemuliaan.
Keberaniannya menjadi perlambang para kesatria pada masanya. Setiap kali ia menghadapi musuh di medan perang, maka dapat dipastikan ia akan mengalahkannya.
Seorang yang takwa tak terkira, tidak mau masuk dalam perkara yang syubhat, dan tidak pernah melalaikan syari’at.
Seorang yang zuhud, dan memilih hidup dalam kesederhanaan. Ia makan cukup dengan berlauk-kan cuka, minyak dan roti kering yang ia patahkan dengan lututnya. Dan memakai pakaian yang kasar, sekadar untuk menutupi tubuh di saat panas, dan menahan dingin di kala hawa dingin menghempas.
Penuh hikmah, adalah sifatnya yang jelas. Dia akan berhati-hati meskipun dalam sesuatu yang ia lihat benar, dan memilih untuk tidak mengatakan dengan terus terang, jika hal itu akan membawa mudharat bagi umat. Ia meletakkan perkara pada tempatnya yang tepat. Berusaha berjalan seirama dengan rekan-rekan pembawa panji dakwah, seperti keserasian butiran-butiran air di lautan.
Ia bersikap lembut, sehingga banyak orang yang sezaman dengannya melihat ia sedang bergurau, padahal hal itu adalah suatu bagian dari sifat kesempurnaan yang melihat apa yang ada di balik sesuatu, dan memandang kepada kesempurnaan. Ia menginginkan agar realitas yang tidak sempurna berubah menjadi lurus dan meningkat ke arah kesempurnaan. Gurauan adalah ‘anak’ dari kritik. Dan ia adalah ‘anak’ dari filsafat. Menurutku, gurauan yang tepat adalah suatu tanda ketinggian intelektualitas para tokoh pemikir dalam sejarah.
Ia terkenal kefasihannya. Sehingga ucapan-ucapannya mengandung nilai-nilai sastra Arab yang jernih dan tinggi. Baik dalam menciptakan peribahasa maupun hikmah. Ia juga mengutip dari redaksi Al Quran, dan hadits Rasulullah Saw, sehingga menambah benderang dan semerbak kata-katanya. Yang membuat dirinya berada di puncak kefasihan bahasa dan sastra Arab.
Ia amat loyal terhadap pendidiknya, Nabi-nya, juga Rabb-nya. Serta berbuat baik kepada kerabatnya. Amat mementingkan isterinya yang pertama, Fathimah az Zahra. Dan ia selalu berusaha memberikan apa yang baik dan indah kepada orang yang ia senangi, kerabatnya atau kenalannya.
Ia berpendirian teguh, sehingga menjadi tokoh yang namanya terpatri dalam sejarah. Tidak mundur dalam membela prinsip dan sikap. Sehingga banyak orang yang menuduhnya bodoh dalam politik, tipu daya bangsa Arab, dan dalam hal melembutkan sikap musuh, sehingga kesulitan menjadi berkurang. Namun, sebenarnya kemampuannya jauh di atas praduga yang tidak benar, karena ia tahu apa yang ia inginkan, dan menginginkan apa yang ia tahu. Sehingga, di samping kemanusiaannya, ia seakan-akan adalah sebuah gunung yang kokoh, yang mencengkeram bumi. Itu emua adalah cermin dari percaya dirinya, keimanannya, dan keyakinanya terhadap Rabb-nya, lantas bagaimana mungkin ia menjadi lembek?
Ia dengan teguh menolak sikap yang tidak sesuai dengan kebenaran, atau syari’ah, atau akhlak atau kemuliaan. Jiwanya yang mulia menolak untuk menipu seorang gubernur yang senang berkuasa, dan yang menghamburkan kekayaan umat untuk kepentingan hamba nafsunya. Ia tidak tidak peduli dengan orang yang membenci, atau orang yang memusuhinya. Menurutku, ia adalah sifat orang yang kuat, baik dalam kepribadiaannya, pendapatnya dan dalam memegang kebenaran.
Barangkali ada yang berpikir bahwa ia telah bersikap lunak dalam peristiwa tahkim (arbitrase). Namun menurutku, dugaan seperti itu adalah suatu kebodohan. Imam Ali KW tidak bersifat lembek, namun ia lebih mementingkan persatuan umat. Karena orang-orang yang ikut bersidang saat itu sedang berada dalam kubu-kubu yang saling berbeda pendapat. Maka ia memilih untuk keluar dari kondisi terburuk menuju kondisi yang buruk. Ia telah menegaskan hal itu, dan memberi peringatan kepada para pengikutnya. Namun ternyata orang-orang yang berada di sekitarnya tenggelam dalam perdebatan tanpa ujung dan pertikaian tanpa henti. Sehingga terjadilah peristiwa-peristiwa yang memilukan.
Rasa kasih sayang dalam hatinya-lah yang mendorong dirinya untuk bersikap lunak dan tidak keras. Hal itu ia lakukan karena ingin menyelamatkan orang lain, sehingga ia rela meletakkan dirinya dalam bahaya. Ia rela untuk menebus nyawa orang yang ia kasihi, atau kelompok orang yang beriman, atau beberapa orang yang sedang diincar oleh musuh, dengan nyawanya. Sehingga diapun bersikap lunak, dan meminta jalan yang lebih baik. Agar kasih sayang mengalahkan kecemburuan, kecintaan mengalahkan kekerasan, dan menjauhkan orang-orang yang ia sayangi dari kebinasaan. Orang yang membaca apa yang ia pinta kepada Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Abdullah, niscaya akan mengetahui bahwa keduanya telah menghianatinya, dan memeranginya. Maka iapun mengecam keduanya, dengan kecaman seorang penyayang terhadap orang yang ia sayangi. Ia mengingatkan keduanya tentang janji-janji yang pernah mereka ucapkan, dan kebersamaan mereka dalam menegakkan kalimat Allah SWT. Apa yang ia lakukan saat terjadi bentrokan yang terjadi antara dirinya dan Aisyah menjadi bukti akan ketinggian sifat kasih sayangnya, kemuliaan perasaannya, dan usahanya yang keras untuk memadamkan tanda-tanda ambisi rendahan, yang tidak layak bagi tokoh besar seperti dirinya, juga bagi tokoh mulia semacam Aisyah r.a. Oleh karena itu, ia berusaha melakukan negosiasi yang hanya dapat dilakukan oleh orang besar semacam dirinya, yaitu para mujahidin yang mulia.

Bapa-Tasawwuf

'Amir al-Momineen (Ketua Mukminin); Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu, yang diiktiraf sebagai bapa Sufisme [tasawwuf]. Perintah yang Sufi mendakwa keturunan mereka daripada Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu.

Menurut Data Ganj Baksh 'untuk'; Othman 'ALI AL-HUJWIRI [d.469H] Radi Allahu Ta'ala anhu, pangkat Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu adalah sangat tinggi dalam keturunan Sufi. Menurut kepada JUNAYD AL-Baghdadi [d.298H] Radi Allahu Ta'ala anhu, Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu Shaykh berkenaan kepada prinsip-prinsip dan amalan tasawwuf.
Rasulullah Kekasih : Tasawwuf:

Akar-tasawwuf terletak tertanam dalam Islam itu sendiri. Terdapat pelbagai petikan dalam al-Quran al-Karim yang bersifat mistik. Rasulullah saw Kekasih 'alayhi wa' Allah Salla Allahu ta''ala aalihi wa sallam sendiri dipaparkan kecenderungan mistik dan dia seringkali bersara ke gua yang dikenali sebagai Hirah bagi maksud kesetiaan meditasi, dan renungan. The Sidang 'alayhi wa' Allah Salla Allahu ta''ala aalihi wa sallam adalah penerima dua jenis ayat-ayat, salah satu yang terkandung Al-Quran al-Karim, dan lain-lain diterangi hatinya. Bekas itu dimaksudkan untuk semua, yang kedua untuk orang-orang yang dipilih beberapa yang hati boleh diterangi dengan cahaya Ilahi. Pengetahuan Rasulullah Kekasih 'alayhi wa' Allah Salla Allahu ta''ala aalihi wa sallam itu, kedua-dua pengetahuan buku (Ilm-i-Safina) dan pengetahuan jantung (Ilm-e-Sina).

Sayyadina Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu menerima pengetahuan hatinya dari 'alayhi wa' Kekasih Nabi Salla Allahu ta''ala aalihi wa sallam. Ia adalah berkaitan bahawa selepas Ascension, Rasulullah Kekasih 'alayhi wa' Allah Salla Allahu ta''ala aalihi wa sallam menganugerahkan mantel ke Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu yang membawa kepada pencahayaan hatinya.

Makrifat Allah:

Menurut Sayyadina Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu asas agama adalah makrifat Allah. Dia berpendapat:

"Ketinggian makrifat pengesahan-Nya. Ketinggian pengesahan tawhid. Ketinggian tauhid akuan ketuanan Allah dalam semua perkara. Beliau adalah di luar semua sifat-sifat. Tiada atribut tertentu boleh memberi idea tentang sifat sebenar beliau. Beliau tidak terikat dengan apa-apa.... tiap-tiap sesuatu adalah terikat dengan-Nya Dia adalah infinite, tanpa had, terbatas, di luar masa, di luar ruang, di luar imaginasi Masa tidak tidak menjejaskan Nya Dia wujud apabila terdapat apa-apa yang Dia akan wujud selama-lamanya kewajipannya kewujudan tidak tertakluk kepada undang-undang kelahiran atau kematian. Beliau yang nyata dalam segala-galanya, namun Dia berbeza dari segala sesuatu yang. Dia tidak menyebabkan apa-apa, namun segala-galanya kerana-Nya. Dia adalah unik dan Dia tidak mempunyai rakan kongsi. Dia Pencipta. Dia mencipta dan memusnahkan. Semua perkara yang tertakluk kepada perintah-Nya. Dia perintah sesuatu yang boleh dan ia. "

Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu memerintahkan pemisahan jantung dari segala perkara yang menyelamatkan Tuhan. Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu telah ditanya apa yang perkara yang paling tulen yang boleh diperolehi, dan dia berkata,
"Ia adalah apa yang dimiliki oleh hati yang dibuat kaya oleh Allah."
Apabila Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu telah ditanya tentang Allah, katanya,
"Saya tahu Tuhan oleh Tuhan, dan saya tahu bahawa yang tidak oleh Allah dengan cahaya Tuhan."
Apabila ditanya sama ada beliau telah melihat Allah, dia berkata bahawa sesungguhnya dia telah melihat Tuhan kerana dia tidak boleh menyembah Allah, kecuali dia tahu Dia.

Solat

Doa kepada Allah
Apabila Sayyadina Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu digunakan untuk berdoa, rambut akan berdiri di akhir. Dia akan gementar dan berkata,

"Jam telah datang untuk memenuhi amanah yang langit dan bumi tidak dapat menanggung."
Abu Darda Radi Allahu Ta'ala anhu Companion terkenal Rasulullah Kekasih 'alayhi wa' Allah Salla Allahu Ta'ala aalihi wa sallam berkata,
"Tiada seorang pun di dunia ini telah cemerlang Ali dalam sembahyang."
Semasa berdoa, begitu besar intensiti emosi beliau bahawa beliau akan jatuh pengsan. Ia adalah berkaitan bahawa pada satu ketika, Abu Darda Radi Allahu Ta'ala anhu yang didapati Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu terbaring kaku di atas tikar sembahyang, dan menyentuh badan sejuk berfikir bahawa Sayyadina Ali Radi Allahu Ta'ala anhu telah ditiupkan beliau lepas. Apabila dia menderhaka berita ini ke Hadrat Fatima Radi Allahu Ta'ala anha, beliau berkata bahawa Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu selalu tidak sedarkan diri sambil berdoa. Abu Darda Radi Allahu Ta'ala anhu menangis sebanyak-banyaknya, dan kemudian dipercikkan air pada muka Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu dan dia sedar semula. Melihat air mata di mata Abu Darda Radi Allahu Ta'ala anhu, Sayyadina Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu berkata:

"Mengapa kamu menangis? Anda menitiskan air mata apabila anda melihat saya di negeri ini. Bayangkan apa yang akan terjadi kepada saya apabila segala malaikat mengheret saya ke dalam kehadiran Tuhan, dan saya dipaksa supaya mengemukakan suatu akaun amal saya. Mereka akan buta saya dengan belenggu-belenggu besi, dan membentangkan saya di hadapan Allah, dan orang-orang kawan-kawan saya yang akan berlaku untuk menjadi saksi-saksi akan berkuasa untuk membantu saya. Mereka akan merasa sedih nasib tidak berpuas hati saya, tetapi melainkan Allah akan dapat membantu saya pada hari itu. "

Hubungan dengan Allah

Sering kali, Sayyadina Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu akan tersedu-sedu sepanjang malam di dalam doa kepada Tuhan, dan Tuhan akan membalas orang dengan melihat Wawasan Inner. Menurut Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu, tujuan tertinggi pengetahuan kebangkitan pendam fakulti rohani di mana seseorang itu enabled untuk menemui dirinya yang benar dan dalam. Ia adalah untuk diri ini dalam bahawa Tuhan menyatakan diri-Nya apabila diri hilang dalam visi "Realiti Semua menyerap." Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu sering memerhatikan bahawa manusia boleh mempunyai kegembiraan dan tertanya-tanya dengan Tuhan jika satu kebanggaan terbengkalai, berdisiplin flash, mengatasi nafsu dan dikemukakan kepada kehendak Tuhan. Baginda juga menggesa rakyat dalam khutbah pelbagai untuk tidak menikmati licentiousness kasar yang mempunyai ciri-ciri masyarakat Arab di zaman jahiliyah. " Tetapi sebaliknya harus hidup dalam ketakwaan dan kesederhanaan seperti yang dituntut oleh Islam. Sayyadina Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu berkata,

"Manusia adalah gelombang di Laut yang terbatas Tuhan. Sebagai lama sebagai wawasan manusia adalah dahan oleh kejahilan dan keghairahan beliau akan mempertimbangkan dirinya untuk menjadi satu entiti yang berasingan, berbeza daripada Tuhan. Tetapi apabila yang hijab antara dia dan Allah adalah ditarik balik, dia akan maka ketahuilah, apa yang dia benar-benar gelombang akan bergabung dengan lautan. "

Sayyadina Ali Radi Allahu Ta'ala anhu diadakan pencerahan yang diperlukan supaya seseorang boleh mendapat tahu dirinya sendiri. Hanya selepas itu dia akan dapat mengenali Tuhan. Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu berpendapat bahawa untuk tujuan ini latihan agama mesti diamalkan. Sufi Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu yang berdiri, yang diperolehi kekuatan daripada Syariah. Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu memberitakan bahawa apa-apa bentuk pengetahuan yang gagal untuk menunjukkan Realiti Infinite dalam manusia adalah sia-sia, kerana ia tidak dapat mengisi vakum itu yang sakit jiwa dalam setiap individu begitu menyedihkan sedar. Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu mahu lelaki mulia sebagai kemuliaan membersihkan jiwa, dan ia hanya jiwa yang suci yang boleh menjadi penerima pencerahan rohani. Ini adalah doktrin Cahaya Inner yang diucapkan oleh Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu sebagai teras pemikiran Sufi. Oleh itu, Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu diiktiraf sebagai "bapa Sufi" dan putera orang-orang kudus.

Doktrin keutamaan

Sayyadina Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu juga diucapkan doktrin keutamaan. Beliau berdiri dan pilihan tuntutan lain kepada tuntutan sendiri. Beliau memberi demonstrasi terkumpul doktrin ini ketika beliau tidur di atas katil Rasulullah Kekasih 'alayhi wa' Allah Salla Allahu Ta'ala aalihi wa sallam pada malam Rasulullah Kekasih 'wa alayhi' Allah Salla Allahu Ta'ala penghijrahan aalihi wa sallam dari Makkah, apabila orang kafir telah cuba untuk membunuh dia. Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu membahayakan nyawanya demi Rasulullah Kekasih 'alayhi wa' Allah Salla Allahu Ta'ala aalihi wa sallam, kerana keutamaan bahawa Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu telah berikan kepada kehidupan Rasulullah Kekasih 'alayhi wa' Allah Salla Allahu Ta'ala aalihi wa sallam berbanding dengan kehidupan sendiri.

Selepas kematian Rasulullah saw Kekasih 'alayhi wa' Allah Salla Allahu Ta'ala aalihi wa sallam, Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu menganggap bahawa dia adalah orang yang paling layak untuk dipilih sebagai Khalifah. Namun, apabila tuntutan beliau terlepas pandang dan orang-orang lain telah dipilih sebagai Khalifah, dia menawarkan mereka setia menurut doktrin keutamaan. Ia adalah semangat keutamaan yang bermotivasi Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu untuk terjun di medan pertempuran untuk memenuhi cabaran musuh tanpa mengira keselamatan peribadi ini. Ia adalah berkaitan selepas Ascension, apabila Rasulullah Kekasih 'alayhi wa' Allah Salla Allahu Ta'ala aalihi wa sallam memberi Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu mantel, dia bertanya kepadanya bagaimana dia akan menggunakan mantel. Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu berkata bahawa dia akan menggunakannya untuk menutup kesalahan orang lain. Cara Sufi yang sebenar terletak pada meliputi kesalahan orang lain.


Puasa

Menurut Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu, puasa adalah satu formaliti semata-mata atau upacara, ia adalah satu usaha untuk pembersihan jiwa. Disebabkan berpuasa malar, Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu memperoleh julukan "Qa'im-ul-lait" (sembahyang malam tanpa tidur); "Sa'im-ul-Nahar" (berpuasa kebanyakannya pada siang hari). Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu berpendapat bahawa kelaparan menajamkan kecerdasan dan memperbaiki kedua-dua minda dan kesihatan. Kelaparan melibatkan beberapa penderitaan untuk badan, tetapi illumines jantung, membersihkan jiwa, dan membawa semangat dengan kehadiran Tuhan. Sesiapa yang menanam sifat rohani melalui kelaparan demi untuk mengabdikan diri sepenuhnya kepada Tuhan dan tanggalkan dirinya dari ikatan duniawi, di peringkat yang lebih tinggi daripada orang yang menanam tubuhnya dengan cara kerakusan dan nafsu.

Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu bertindak atas nasihat Rasulullah Kekasih 'alayhi wa' Allah Salla Allahu Ta'ala aalihi wa sallam,

"Berpuasalah supaya barangkali hati anda mencari Allah di dunia ini."

Dan demi sesungguhnya, kerana latihan rohani puasa dan lain-lain, Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu telah melihat Allah di dunia ini. Rasulullah saw Kekasih 'alayhi wa' Allah Salla Allahu Ta'ala aalihi wa sallam telah diperintahkan,

"Apabila kamu berpuasa, janganlah telinga, mata, lidah, tangan, dan anggota di setiap anda cepat."

Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu mengikuti nasihat ini kepada surat serta di dalam roh. Melalui disiplin puasa, Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu dapat menaklukkan deria fizikal kepada keperluan rohani dalam apa-apa cara yang mereka boleh bertindak balas hanya apa yang tulen dan menjadi mati apa yang tidak suci. Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu lantas membawa kehidupan yang suci.


Zakat

Sayyadina Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu diadakan:

"Perbuatan yang paling berpahala beriman, dan salah satu perkara yang paling diterima oleh Allah ialah Zakat. Sepatutnya semua orang untuk bersedekah, kerana dari kalangan ibadah, ini adalah menyenangkan kepada Tuhan."

Dalam khutbah itu, Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu menggesa rakyat dalam syarat-syarat berikut:

"Wahai manusia, menghantar sebahagian daripada harta-harta kamu kepada Allah supaya ia boleh berdiri anda dalam kedudukan yang baik di akhirat. Jangan meninggalkan kekayaan anda di sini supaya ia akan menjadi sumber kegusaran kepada anda di dunia seterusnya. "

Dalam sejarah orang Arab, Hatim Tai menikmati kemasyhuran untuk kemurahan hati dan kemurahan hatinya. Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu outclassed Hatim dalam perkara itu kemurahan hati.

Haji

Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu dilahirkan di dalam Kaabah. Dia telah, oleh itu berpegang teguh emosi bagi Kaabah. Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu mendapati bahawa Shareef Kaabah yang terletak di wilayah yang dikenali untuk sisa berbatu-batu dan padang gurun dan di mana air boleh didapati. Tuhan telah menetapkan umat Islam untuk menanggung kesukaran yang terlibat dalam perjalanan melalui tanah ganas riang bahawa mereka privations sangat mungkin menjadi sumber keselamatan. Haji tersebut adalah simbolik hakikat bahawa apa-apa kesusahan seseorang menanggung dalam ujian hidup dan berusaha untuk memenuhi kehendak Tuhan, dia memperoleh kebaikan dan kebenaran oleh mereka. Perkara yang paling gelap dalam dunia rumah tercinta tanpa dikasihi. Apa yang benar-benar penting, kerana seorang pecinta adalah orang yang dikasihi dan tidak rumah yang dikasihi. Menurut Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu semangat haji tidak terletak dalam lawatan yang terdedah kepada Kaabah, ia terletak dalam membangunkan wawasan dalaman di mana seseorang itu boleh melihat Allah, Tuhan Kaabah.


Jihad

Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu berpendapat bahawa jihad adalah pintu masuk ke syurga. Beliau berkata:

"Allah telah membuka pintu ini untuk Kawan-kawannya. Ia adalah jubah kesalehan. Ia adalah perisai iman. Sesiapa yang mengelakkan ia, Allah subjek dia kepada kehinaan."

Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu berpendapat bahawa jihad tidak terletak semata-mata mengambil senjata pada jalan Allah, ia bermakna perjuangan tidak berhenti-henti menentang yang salah ia segala bidang kehidupan. Jihad adalah tunggak utama yang Islam terletak.

Pertaubatan

Peringkat pertama di jalan tasawwuf adalah taubat. Pertobatan adalah digambarkan sebagai kebangkitan jiwa daripada tidur daripada kelalaian supaya orang yang melakukannya menjadi sedar cara jahat dan merasa sedih karena berdosa kerana tidak menurut lalu. Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu berkali-kali berdoa untuk pengampunan Tuhan. Doa yang biasa beliau adalah:

"Ya Allah, ampunilah dosaku yang anda lebih mengetahui daripada saya dan jika saya sekali lagi melakukan dosa-dosa ini, walaupun kemudian memaafkan saya dan apa-apa janji-janji saya telah dibuat dengan diri saya sendiri mengikut arahan anda yang belum digenapi. Saya mencari anda kesabaran. Jika saya telah berusaha kedekatan Anda dengan lidah saya, tetapi hati saya tidak dijaga seiring dengan lidah saya, maka biarkanlah berlalu saya ya Allah, ampunilah saya untuk bercakap sia-sia saya, nafsu dan kesilapan lidah. "


Zuhud

Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu menegur semasa hidup di dunia, seseorang itu tidak perlu meninggalkan dunia, masih dia tidak harus mempunyai lampiran yang tidak wajar untuk itu kerana detasmen dari dunia (Zuhd) adalah cara untuk mencapai Tuhan. Ia adalah berkaitan bahawa seseorang merayu Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu untuk memberinya ajaran. Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu berkata:

"Tidak Adakah membiarkan isteri dan anak-anak anda akan menyebabkan kebimbangan untuk anda, untuk jika mereka menjadi wali-wali Allah, Dia akan melihat selepas Kawan-kawannya, dan jika mereka adalah musuh-musuh Allah, mengapa anda perlu mengambil penjagaan musuh-musuh Allah? "


Kesabaran

Dengan cara yang mistik, pengembara akan bertemu dengan berbagai-bagai cubaan dan seksaan. Tuhan mata pelajaran pencinta-Nya kepada ujian yang teruk, dan hanya dia akan lulus ujian apa-apa yang pesakit. Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu pengorangan kesabaran, dan untuk ini beliau memperoleh julukan "Kerja, Kedua." Dalam perang Uhud, Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu menerima sebanyak 61 luka kepada orang supaya seluruh badan kelihatan seperti satu luka besar-besaran yang jururawat tidak dapat untuk berpakaian. Walaupun Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu dalam kesakitan manusia, dia berkata: "Semoga Allah Pemberian saya bersabar menanggung penderitaan ini tidak memihak kepada Tuhan bahawa Dia memberikan saya keberanian untuk berdiri dan berjuang, dan tidak. meninggalkan bidang tersebut? "

Tentang kesabaran Hadrat Ali Radi Allahu Ta'ala anhu, Dr. Ata Mohyuddin menulis seperti berikut dalam Ali, yang Superman:

'Ali pernah berkata bahawa tidak pada bila-bila masa dalam hidupnya dia pernah dikenali keamanan dan ketenangan Dari masa peringkat awal apabila dia dibawa ke rumah Nabi Kekasih, Ali merasakan menapai pergolakan dan kemelut Nabi Kekasih sentiasa dianiaya oleh orang-orang musyrik Mekah. Dan mulai remaja, Ali sentiasa berjuang di dalam jihad, dan selepas kematian Nabi Kekasih, beliau terbabit terhadap hasrat beliau, dalam komplot politik yang lain. Malah apabila dilantik Khalifah, musuh-musuh kepala batu Islam bangkit dan memberontak terhadapnya, namun dia bawa semua kesusahan yang menimpa dengan kesabaran, mengucapkan terima kasih kepada Tuhan bahawa dia telah membebaskan dirinya dengan baik dalam ujian dan ujian yang Maha Kuasa telah difikirkan wajar kepada subjek dia. "

 

40 NASIHAT SAYYIDINA ALI BIN ABI TALIB

Berikut adalah 40 nasihat Sayyidina Ali Ibn Abi Talib k.w.j sebagaimana yang terdapat di dalam kitab Nahjul Balagh oleh Sayyidina Ali Ibn Abi Talib dan kitab Al-Bayan Wattabyeen oleh Al-Imam Abu Othman Amru Ibn Bahr Al-Jaahidh r.a.:
.
1. Pendapat seorang tua adalah lebih baik daripada tenaga seorang muda.
.
2. Menyokong kesalahan adalah menindas kebenaran.
.
3. Kebesaran seseorang itu bergantung dengan qalbunya yang mana adalah hanya sekeping daging.
.
4. Mereka yang bersifat pertengahan dalam semua hal tidak akan menjadi miskin.
.
5. Jagalah ibubapamu, nescaya anak-anakmu akan menjaga kamu.
.
6. Bakhil terhadap apa yang ditangan adalah tidak mempunyai kepercayaan terhadap Allah SWT.
.
7. Kekayaan seorang bakhil akan turun kepada ahli warisnya atau ke angin. Tidak ada yang lebih terpencil daripada seseorang bakhil.
.
8. Seorang arif adalah lebih baik daripada kearifan. Seorang jahat adalah lebih baik dari kejahatan.
.
9. Ilmu adalah lebih baik daripada kekayaan kerana kekayaan harus dijaga, sedangkan ilmu menjaga kamu.
.
10. Jagalah harta bendamu dengan mengeluarkan zakat dan angkatkan kesusahanmu dengan mendirikan solat.
.
11. Sifat menahan kemarahan adalah lebih mulia daripada membalas dendam.
.
12. Mengajar adalah belajar.
.
13. Berkhairatlah mengikut kemampuanmu dan janganlah menjadikan keluargamu hina dalam kemiskinan.
.
14. Insan terbahagi kepada 3: Mereka yang mengenal Allah, mereka yang mencari kebenaran dan mereka yang tidak berpengetahuan dan tidak mencari kebenaran. Golongan terakhir inilah yang paling rendah dan tidak baik sekali dan mereka akan ikut sebarang ketua dengan buta seperti kambing.
.
15. Insan tidak akan melihat kesalahan seorang yang bersifat tawadhu' dan lemah.
.
16. Janganlah kamu takut kepada sesiapa melainkan dosamu terhadap Allah.
.
17. Mereka yang mencari kesilapan dirinya sendiri adalah selamat daripada mencari kesilapan orang lain.
.
18. Harga diri seseorang itu adalah berdasarkan apa yang ia lakukan untuk memperbaiki dirinya.
.
19. Manusia sebenarnya sedang tidur tetapi akan bangun apabila ia mati.
.
20. Jika kamu mempunyai sepenuh keyakinan akan Al Haq dan kebenaran, nescaya keyakinanmu tetap tidak akan berubah walaupun terbuka rahsia rahsia kebenaran itu.
.
21. Allah SWT merahmati mereka yang kenal akan dirinya dan tidak melampaui batasnya.
.
22. Sifat seseorang itu tersembunyi di sebalik lidahnya.
.
23. Seseorang yang membantu adalah sayapnya seseorang yang meminta.
.
24. Insan tidur di atas kematian anaknya tetapi tidak tidur di atas kehilangan hartanya.
.
25. Barangsiapa yang mencari apa yang tidak mengenainya nescaya hilang apa yang mengenainya.
.
26. Mereka yang mendengar orang yang mengumpat terdiri daripada golongan mereka yang mengumpat.
.
27. Kegelisahan adalah lebih sukar dari kesabaran.
.
28. Seorang yang hamba kepada syahwatnya adalah seorang yang lebih hina daripada seorang hamba kepada hamba.
.
29. Orang yang dengki, marah kepada orang yang tidak berdosa.
.
30. Putus harapan adalah satu kebebasan, mengharap (kepada manusia) adalah suatu kehambaan.
.
31. Sangkaan seorang yang berakal adalah suatu ramalan.
.
32. Seorang akan mendapat teladan diatas apa yang ia lihat.
.
33. Taat kepada perempuan (selain ibu) adalah kejahilan yang paling besar.
.
34. Kejahatan itu mengumpulkan kecelakaan yang memalukan.
.
35. Jika berharta, berniagalah dengan Allah dengan bersedekah.
.
36. Janganlah kamu lihat siapa yang berkata tetapi lihatlah apa yang dikatakannya.
.
37. Tidak ada percintaan dengan sifat yang berpura-pura.
.
38. Tidak ada pakaian yang lebih indah daripada keselamatan.
.
39. Kebiasaan lisan adalah apa yang telah dibiasakannya.
.
40. Jika kamu telah menguasai musuhmu, maafkanlah mereka, kerana perbuatan itu adalah syukur kepada kejayaan yang telah kamu perolehi.
.

Kata-kata Hadrat Imam ALI Karam Allahu Wajahu

  Pepatah

 Tiada harta karun seperti pengetahuan.
Alam ilmu tidak mempunyai batas.
Ketua bakat pengetahuan.

Ilmu membawa kepada kebijaksanaan, sewajarnya orang yang berpendidikan adalah yang bijaksana; kekayaan berkurangan oleh perbelanjaan, manakala pengetahuan meningkat sebanyak penyebaran.

 Orang bijaksana perlu setiap hari sejam yang dikhaskan untuk memeriksa hati nuraninya, dan mengukur apa yang dia telah memperolehi atau hilang.

 Jantung adalah sumber kebijaksanaan, dengan telinga sebagai saluran.
Falsafah adalah pokok, tumbuh di tengah-tengah, dan berbuah pada lidah.

 Kepercayaan dan kebijaksanaan adalah saudara-saudara berkembar; Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak menerima satu tanpa yang lain.

 Walaupun anda hidup anda mati. Setiap nafas seorang lelaki merupakan satu langkah lebih dekat kematian.

 Kematian menanti setiap makhluk yang hidup dan segalanya mesti berakhir.
Anda adalah permainan yang memburu kematian.
Jika anda berdiam diri, ia akan membakar kamu;
Jika anda melarikan diri, ia akan mendapatkan kamu.

 Buku adalah taman-taman yang berilmu.

 Manusia pembelajaran hidup walaupun selepas kematiannya.

 Orang jahil adalah mati, ketika masih hidup.

 Sarjana tahu seorang lelaki yang jahil, kerana dahulu dia adalah jahil sendiri, tetapi orang-orang yang jahil (yang degil dengan kejahilannya) tidak tahu ulama, tidak pernah merupakan salah satu.

 Beliau sangat malang yang tidak boleh dalam masa hayat beliau mendapat beberapa orang kawan yang ikhlas dan yang bersimpati dan lebih malang ialah yang telah mendapat mereka dan kemudian telah kehilangan mereka (melalui amal).
Tiada kekayaan yang lebih besar daripada kebijaksanaan,
Tiada kemiskinan yang lebih besar daripada kejahilan,
Tiada warisan yang lebih besar daripada budaya,
Dan tidak ada kawan yang lebih besar dan istri atau suami daripada perundingan.

 Orang yang kuat adalah dia yang dapat melawan dirinya.

 Orang yang kuat adalah dia yang boleh membuat menakluk sebab nafsunya.

 Melindungi kekayaan anda melalui zakat.

 Penyembuhan sakit anda melalui penawaran sedekah dan memusnahkan kesulitan dan bahaya melalui solat.
Salah satu tanpa kasihan untuk orang lain tidak akan dikasihani.

 Sesiapa sahaja yang mempunyai belas kasihan apabila anak-anak yatim, akan melihat anak-anaknya sendiri yang dirawat sila.

 Tidak ada cara yang lebih baik daripada perpanjangan hidup daripada sedekah (zakat) dan tidak ada perkara yang lebih baik daripada solat untuk kebebasan dari kejahatan. Tidak ada kaedah yang lebih baik membuat manusia kelihatan dihormati berbanding dengan akhlak yang baik dan tiada ubat yang lebih baik daripada bertaubat untuk pengampunan dosa. Berhati-hati bahawa Sadqah (sedekah) adalah tabir antara diri sendiri dan api neraka dan adalah satu medium yang mudah untuk Serabut Kolam-e dan perlindungan daripada hukuman.

 Merawat orang sedemikian rupa dan hidup di kalangan mereka dalam apa-apa cara yang jika anda meninggal dunia, mereka menangis ke atas kamu dan jika anda masih hidup mereka mengidamkan syarikat anda.

 Saya cadangkan lima perkara untuk anda, pencapaian yang akan bernilai apa-apa amaun yang kesusahan: Tidak mengharapkan apa-apa dari sesiapa tetapi dari Tuhan, tidak apa-apa jua yang takut tetapi dosa-dosa kamu; tidak malu untuk berkata, Â'I tidak know ', apabila ditanya tentang sesuatu anda tidak sedar, tidak malu belajar satu perkara yang anda tidak tahu. Pernah memelihara kerana kesabaran, sabar berhubung dengan 'Eeman (iman) adalah seperti kepala dalam berhubung dengan badan. Dan tidak ada yang baik di dalam badan yang tidak mempunyai kepala, tidak di 'Eeman' yang telah bersabar.

 Sesiapa yang memahami kebesaran Ilahi tidak berbangga.

 Seorang kawan yang ikhlas ikhlas walaupun dalam kesusahan.

 Jangan iri hati kemuliaan dan kehebatan orang lain, mari kita bukan kebanggaan dan kemegahan dunia ini sedutan anda, jangan pula kesedihan atas kejahatan dan kemiskinan menekan anda, segala kemuliaan dan keagungan hendaklah pudar, semua kebahagiaan duniawi berlalu dan semua yang jahat dan kemiskinan pasti akhir, seperti yang kita sendiri akan berlalu.

 Merendah diri dan sujud membawa mendekatkan kepada Allah.

 Tuhan yang Maha Berkuasa telah memilih kami dari Penciptaan-Nya dan dipilih untuk kita pengikut kami yang membantu kami. Mereka gembira apabila kita gembira dan sedih dalam duka kami. Mereka memberikan nyawa dan harta benda mereka untuk perjuangan kita. Oleh itu mereka adalah milik kita dan akan bersama kita di Syurga.

 Jika anda percaya kepada Tuhan, menjauhkan diri dari yang haram, maka anda akan terselamat dari segala kejahatan. Jika anda sila Tuhan, Tuhan juga akan menggembirakan anda.

 Cara yang paling mudah untuk mencapai rahmat goda adalah baik untuk semua umat manusia.

 Keturunan Nabi Kekasih (Keamanan dan Rahmat kepadanya) Confidants, Shelter arahan, Pemegang Amanah pengetahuannya, kubu kuat al-Quran dan Mountains Iman.

 Ia adalah kepercayaan bahawa pemerintah patut memerintah tidak sila dirinya tetapi untuk membawa kebahagiaan kepada yang diperintah. Dan ia adalah atas dasar prinsip ini bahawa dia meletakkan kaedah-kaedah bagi kaumnya untuk menjalankan.
Anda perlu membangunkan dalam diri anda, kebaikan dan kasih sayang bagi mata pelajaran anda. Jangan berkelakuan dengan mereka seolah-olah anda adalah seekor binatang yang ganas.

 Orang Islam dan bukan Islam patut dijaga sama. Orang-orang Islam saudara-saudara kamu dan bukan Islam adalah manusia seperti anda.

 Jangan merasa malu untuk mengampuni. Jangan, terburu-buru dengan hukuman. Jangan cepat hilang sabar anda atas kesilapan dan kegagalan orang-orang yang ke atasnya yang anda memerintah. Kemarahan dan keinginan untuk membalas dendam tidak akan menggunakan banyak kepada anda dalam pentadbiran.

 Jangan biarkan pilih kasih dan nepotisme untuk memaksa anda untuk melanggar kewajipan anda kepada Allah dan manusia, dan memandu anda ke arah kezaliman dan penindasan.

 Walaupun memilih pegawai-pegawai menjaga bahawa anda tidak memilih orang itu telah berkhidmat dengan raja-raja zalim dan menindas dan telah bertanggungjawab untuk kekejaman dan cruelties ganas.

 Pilih orang yang jujur
​​dan baik sebagai penasihat anda dan dari kalangan mereka memilih orang-orang yang bersuara kebenaran pahit untuk anda terus terang tanpa rasa takut atau pilih kasih.

 Pelantikan di tempat pertama mestilah dalam tempoh percubaan.

 Pastikan pegawai anda dibayar agar mereka tidak mungkin akan terdorong untuk mengamalkan rasuah atau penyelewengan.

 Melantik pegawai sulit rahsia untuk melihat aktiviti-aktiviti pegawai-pegawai dan kakitangan anda dan melaporkan kepada anda tentang kelakuan mereka.

 Setiausaha anda harus krim perkhidmatan awam, kehakiman atau tentera anda. Memilih yang terbaik di kalangan mereka tanpa mengira umur atau tempoh perkhidmatan.

 Semua surat atau permohonan hendaklah diuruskan oleh pegawai-pegawai dan balasan atau perintah mengenai mereka harus digubal oleh mereka sahaja. Bawahan tidak harus dibenarkan untuk menjadi mata dan minda pegawai-pegawai ini.

 Biarkan mata pelajaran anda ke dalam keyakinan anda dan membuat mereka merasa bahawa anda adalah pemberi selamat dan rakan.

 Jangan sekali-kali memungkiri janji atau melanggar syarat-syarat perjanjian. Ia adalah dosa terhadap Allah.

 Anda mesti berhati-hati peniaga-peniaga anda tetapi tidak harus sekali-kali membenarkan mereka terdesak untuk menyorok, hitam-pemasaran dan untung berlebihan.

 Bantuan kraftangan; ia mengurangkan kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup.

 Petani adalah aset kepada negeri ini dan patut dilindungi.

 Ingatlah bahawa tugas suci anda adalah untuk menjaga golongan miskin, kurang upaya dan anak-anak yatim. Biar tidak pegawai anda memalukan mereka, menganiaya atau menindas mereka. Membantu mereka, melindungi mereka dan membiarkan mereka mendekati anda apabila mereka memerlukan bantuan anda.

 Elakkan pertumpahan darah, tidak membunuh sesiapa melainkan jika dia layak untuk dibunuh mengikut Kanun-kanun Islam.



Wasiat Nabi Muhammad S.A.W. kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib

Nabi Muhammad S.A.W. bersabda : ” Sebaik-baiknya manusia disisi Allah S.W.T. adalah yang paling memberi manfaat di antara mereka kepada manusia, dan orang yang paling buruk di sisi Allah S.W.T. orang yang panjang umurnya tapi buruk amalnya. Dan sebaik-baik manusia itu orang yang panjang umurnya dan bagus amalnya “.
Nabi Muhammad S.A.W. bersabda :
Wahai Ali, orang yang celaka itu ada tiga tanda :
  • Memakan makanan yang haram
  • Menjauhi orang ‘alim
  • Shalatnya untuk sendiri
Wahai Ali, orang yang berbuat dosa itu ada tiga tanda :
  • Suka membuat kerusakan ( suka mengacau )
  • Menyusahkan hamba-hamba Allah
  • Menjauhi petunjuk.
Wahai Ali, orang zholim itu ada tiga tanda : (Simak selengkapnya….)
  • Dia tidak memperdulikan sesuatu yang dia makan
  • Mengerasi orang yang berhutang kepadanya
  • Bertindak keras kepada orang berhutang apabila dia mendapatkannya .
Wahai Ali, orang munafik itu ada tiga tanda :
  • Jika berkata dia dusta
  • Apabila janji dia menyalahi janjinya
  • Apabila di amanatkan dia berkhianat. Dan tidak berguna kepadanya nasehat .
Wahai Ali, bagi orang mu’min ada tiga tanda :
  • Bersegera dalam taat kepada Allah
  • Menjauhkan segala yang diharamkan
  • Berbuat baik kepada orang yang berlaku buruk kepadanya .
Wahai Ali,
Barangsiapa makan barang yang halal, jernilah agamanya, lembut hatinya dan terbuka do’anya
Barangsiapa makan barang yang subhat, keruh agamanya dan gelap hatinya.
Barangsiapa makan barang yang haram matilah hatinya. menipis agamanya, lemah keyakinannya, Allah tutup do’anya dan akan mengurang ibadahnya.

Wahai Ali,
Senantiasa orang yang beriman itu tambah meningkat dalam agamanya selama ia tidak makan barang yang haram,
Dan Barangsiapa yang menjauhkan diri dari Ulama, maka akan mati hatinya ( padam cahaya hatinya ),
dan akan buta ia terhadap perkara-perkara ibadah kepada Allah S.W.T.

Wahai Ali,
Jauhilah olehmu kemaharan,
karena sesungguhnya kemaharan itu dari Syaithan,
dan dia akan menguasai dirimu ketika engkau dalam keadaan marah itu.
Jauhilah olehmu dari sumpahan orang yang teraniaya,
karena sesungguhnya Allah S.W.T. akan mengabulkan sumpah itu,
sekalipun dia orang kafir, karena kekafiran itu akan tetap pada dirinya.



Wahai Ali,
Jangan engkau banyak bergurau,
karena hal itu akan menghilangkan kewibawaanmu.
Jangan engkau suka berbohong,
karena hal itu akan menghilangkan cahayamu.
Jauhilah olehmu dua sifat, yaitu kejemuan dan kemalasan,
karena jika engkau jemu, engkau tidak akan sabar dalam menegakkan kebenaran yang haq
dan jika engkau malas, maka engkau tidak akan dapat melaksanakan kewajiban kamu yang haq



Wahai Ali, manfaatkanlah empat perkara, sebelum datang empat perkara, yaitu :
  1. Manfaatkanlah masa mudamu sebelum engkau menjadi tua
  2. Manfaatkanlah masa sehatmu sebelum engkau jatuh sakit
  3. Manfaatkanlah masa jayamu sebelum engkau miskin
  4. Manfaatkanlah masa hidupmu sebelum engkau datang ajalmu .
Wahai Ali, ada tiga perkara termasuk budi pekerti mulia, dari dunia sampai akhirat, yaitu :
  1. Memaafkan orang yang menzholimimu
  2. Menyambung silaturahmi kepada orang yang memutuskannya
  3. Menguasai amarah terhadap orang yang berbuat kejahilan padamu .
Wahai Ali, ada tujuh perkara, barangsiapa yang memilikinya maka sesungguhnya dia telah menyempurnakan hakikat keimanannya. Dan Pintu-pintu syurga akan terbuka baginya. Tujuh perkara itu ialah :
  1. Sempurna wudlu’nya
  2. Sempurna shalatnya
  3. Meng-infaqkan zakat hartanya
  4. Pandai mengekang hawa nafsu amarahnya
  5. Pandai menjaga lidahnya
  6. Selalu memohon ampun atas dosa-dosanya
  7. Pandai memberi nasehat dan membimbing ahli keluarganya .
Wahai Ali, empat perkara yang barangsiapa memilikinya, Allah akan sediakan baginya bangunan yang khusus di Syurga, yaitu :
  1. Melindungi anak yatim
  2. Menasehati orang dhaif
  3. Melindungi serta menyayangi kedua orang tua
  4. Lemah lembut kepada pembantu-pembantunya


Dalam Matsnawi Rumi,
Kita menemukan kisah menawan mengenai peristiwa yang terjadi antara Ali dan seorang “ksatria kafir” yang secara tradisional dipandang telah terjadi dala Perang Khaibar. Ali mendapatkan pejuang ini dan mengelilinginya untuk membunuhnya, lalu tentara kafir meludahi wajah Ali. Terkejut dengan reaksi tentara itu, Ali menyarungkan kembali pedangnya, memperpanjang usia si tentara.
Pelajarilah bagaimana bertindak secara ikhlas dari Ali: ketahuilah, singa Allah swt disucikan dari (semua) tipu daya. Ia meludahi wajah Ali, kebanggaan setiap nabi dan wali; ia meludahi muka yang di hadapannya rembulan membungkuk di tempat ibadahnya.
Seketika Ali menyarungkan pedangnya dan menenangkan (usahanya) dalam memeranginya. Jawara itu terheran-heran dengan perbuatan Ali ini dan dengan menunjukkan pengampunan dan rahmatnya segera ia berkata, “Anda mengangkat pedang tajam Anda terhadapku: mengapa engkau menyarungkannya kembali? Apakah Anda melihat bahwa itu lebih baik ketimbang memerangiku, sehingga Anda menjadi segan dalam memburuku?
Ketika pasase ini berlanjut, jawara itu meminta Ali untuk mengatakan kepadanya apa yang telah ia lihat, menyampaikan alasan rahasia atas pemaafannya. Jawara itu telah merasakan suatu perubahan spiritual yang berkilau melalui perbuatan ganjil Ali, dan kini berusaha memahami bahwaimana rahmat Allah telah mendatanginya:
Wahai Ali, engkau adalah semua pikiran dan pandangan, ceritakanlah sedikit apa yang telah kau lihat!
Pedang kesabaranmu merobek jiwaku, air pengetahuanmu telah menyucikan bumiku.
Katakanlah! Aku tahu bahwa semua ini adalah rahasia-rahasia-Nya, karena ini (cara) kerja-Nya untuk membunuh tanpa pedang
Matamu telah belajar mempersepsi Yang Gaib, (sementara) pandangan pengamat tertutup
Sejauh bulan membisu menunjukkan jalan itu, ketika ia berbicara ia menjadi cahaya di atas cahaya
Karena engkau adalah gerbang kota ilmu[xii]) karena engkau adalah pendaran cahaya Rahmat,
Bukalah, wahai Gerbang, kepadanya yang mencari gerbang, agar melaluimu sekam bisa sampai pada inti
Kita harus memperhatikan pertama-tama bahwa Rumi menulis bahwa ia (si jawara kafir) meludahi wajah Ali. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, tradisi Islam memberi Ali gelar khusus karramallahu wajhah. Wajah yang diludahi si jawara adalah wajah yang sama yang memiliki kekuatan transformatif pada jiwanya. Di sini kita bisa menyamakan wajah Ali dengan rembulan, dan cahaya di atas cahaya sebagai cahaya-cahaya yang direfleksikan dari matahari.
Kegelapan malam dari jiwa “menutupi” (kafir) disinari oleh cahaya yang datang dari bulan, tetapi bulan memberikan cahaya secara tepat karena itu bukan di kegelapan malam, namun ada dalam kehadiran cahaya matahari, cahaya Intelek Ilahi, yang itu memantul kepada mereka yang melum mendapai visi matahari Ilahi. Ksatria mengakui ketika ia membicarakan bulan yang menunjukkan jalan tanpa bicara. Separuh kehidupannya yang tidak diharapkan cukup membuka pandangan batin sehingga ia bisa melihat bulan “wajah Ali” yang menyinarinya, mendesaknya untuk bertanya kepada Ali apa yang baru dilihatnya, sebagaimana orang yang telah melihat rembulan tetapi tidak matahari akan heran apakah sumber cahaya luar biasa itu. Karena ksatria itu, Ali adalah cahaya Tuhan di dunia ini, seorang wali yang Tuhan jadikan cahaya di antara manusia. Kita juga bisa ingat di sini ayat tentang Musa.
Musa berkata kepada keluarganya: “Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan” (QS. Al-Qashash [28]: 29).
Dari keadaan kufur, si jawara menjadi seorang pencari ruhani, yang Rumi gambarkan dengan serangkaian pertanyaan, “Apa yang telah kau lihat? Katakanlah”. Di sini Rumi menggambarkan kemunculan peran Ali sebagai guru besar pertama dalam Islam setelah Nabi saw.
Jika jawara itu menggambarkan awal jalan, maka Ali menggambarkan ujung perjalanan:
Dia berkata, “Aku tengah menggunakan pedang karena Allah, aku hamba Allah. Aku tidak di bawah kendali tubuhku.
Aku adalah singa Allah, aku bukan singa nafsuku: perbuatanku bersaksi atas agamaku.
Dalam perang, aku (memanifestasikan kebenaran) engkau tidak melempar ketika engkau melempar: aku sebagai pedang dan pengguna adalah matahari (Ilahi). Aku adalah bayangan, matahari adalah tuanku, aku adalah bernaharawan, aku bukan tabir (yang menghalangi pendekatan) kepada-Nya.”
Pedang ketabahanku telah membentuk leher amarahku; amarah Tuhan telah mendatangiku seperti rahmat
Aku tenggelam dalam cahaya sekalipun atapku rubuh; aku telah menjadi taman sekalipun aku digelari Abu Turab
Karena (memikirkan sesuatu) selain Tuhan telah terjadi, adalah pantas bagiku untuk menyarungkan pedangku
Dan bahwa yang sedang aku lakukan karena Allah tidak (dilakukan) sesuai, ia bukan khayalan dan pandangan, ia bukan sesuatu melainkan intuisi
Aku telah dibebaskan dari usaha dan pencarian, aku telah mengikatkan lengan baju pada rok Tuhan
Jika aku sedang terbang, aku memandang tempat yang aku daki; juka aku memutar, aku memandang poros yang aku kitari;
Dan jika aku memikul beban, aku tahu ke mana: aku adalah bulan, dan matahari di depanku sebagai pemandu
Bagi wali, semua aktifitas adalah menurut kehendak Allah dan untuk Allah. Diri yang lebih tinggi, singa Allah, mendominasi diri yang rendah, singa nafsu. Di sini Ali ditunjukkan sebagai telah menyerahkan sepenuhnya kehendaknya sendiri kepada kehendak Allah. Inilah faqratau kemiskinan spiritual yang dibahas oleh kaum Sufi. Namun kemiskinan sehubungan dengan dunia dan diri kita adalah kekayaan sehubungan dengan Surga dan akhirat, sebagaimana kita simak pada baris tentang taman dan Abu Turab.
Ketika jawara itu meludahi wajah Ali, konflikdiredakan ke tingkat personal, suatu level di bawah kehormatan Ali. Agaknya, Rumi tidak menafsirkan peristiwa ini sebagai penyingkapan sejumlah kesalahan pada diri Ali yang kemudian ia melangkah untuk mengoreksi dengan menyarungkan kembali pedangnya. Rupanya, sebagai buah intuisi, bukan khayalan, ia mengetahui apa yang harus dilakukan pada saat itu. Kita bisa melihat di sini suatu ilustrasi tentang bagaimana seorang ahli ruhani bertindak sedemikian rupa, yang membingungkan murid untuk bergerak lebih jauh di jalan tersebut. Ia berkata kepada jawara:
Karena aku bebas, bagaimana seharusnya kemarahan mengikatku? Tidak ada sesuatu di sini selain kualitas Ilahi. Masuklah!
Masuklah, kelembutan Allah telah menjadikanmu bebas, karena rahmat-Nya mendahului murka-Nya
Masuklah, sekarang, karena engkau telah luput dari lolos dari bahaya; engkau adalah sebongkah batu (biasa), Eleksir telah menjadikanmu permata.
Baris terakhir adalah signifikan dari alkemi spiritual, yang guru membantu murid melakukannya. Melalui perbuatannya dan bukan melalui perintah eksplisit, Ali membantu membawa pencari kepada kebenaran.
Di permukaan pasase dari Matsnawiini merupakan contoh utama dari futuwwah, rahmat keksatriaan, dan kemurahhatian di medan perang. Pejuang pemberani tidak akan mengklaim pujian untuk dirinya sendiri; ia hanya berjuang untuk Tuhannya. Setiap perbuatan hanya dilakukan dengan ambisi pribadi dalam binda tidak akan menghasilkan buah yang nyata. Namun pada level yang lebih mendalam, ia merupakan kidah Ali sebagai guru dan jawara sebagai murid. Sebagai buah intuisi yang di atasnya pemikir bijak bertindak,ia mengambil tindakan untuk mengambil seseorang kepada kebenaran. Dari perspektif ini, Ali tidak menyarungkan pedangnya agar ia bisa menyelamatkan dirinya dari berbuat dalam amarah dan bukan karena Allah swt, namun untuk menyelamatkan jawara itu dari keyakinan bahwa ia tengah sekarat karena alasan ini. Ali menyelamatkan kehidupan dan jiwa si jawara.



KATA KATA HIKMAT ALI
1) perkara yang patut ade pada kepimpinan ialah sikap berlapang dada

2) orang yang bakhil dalam urusan hartanya ialah mereka yang terlalu pemurah dalam menggadaikan maruahnya dirinya

3) orang yang paling jauh bermusafir ialah mereka yang sedang mencari seorang sahabat yang di sukainya

4) seseorang hamba itu begitu jauh dari ALLAH s.w.t apabila ia mementingkan perut dan tuntutan nafsunya

5) takutlah kamu dalam melakukan maksiat kepada makluk ALLAH swt kerana sesungguhnya yang menyaksikan perbuatan tersebut adalah hakimnya

bersambung..

6) memberikan hujjah kepada si jahil adalah mudah pun begitu apa yang susah ialah bagi si jahil tadi menerima hujjah tersebut

7)letakkan rahsiamu pada seseorang individu sahaja manakala mesyuarat hendaklah di maklumkan kepada seribu orang

8)jadikanlah umur ibarat wang yang diberikan kepadamu sekiranya engkau tidak suka apa yang engkau belanjakan hilang begitu sahaja maka hendaklah engkau tidak menghabiskan umur engkau dengan sia-sia

9) orang yang paling jahil dari kalangan orang-orang jahil ialah mereka yang terjatuh ke dalam lubang binatang dua kali

10) orang mukmin yang sebenar tidak akan terkena sengatan binatang yang berada didalam lubangnya dua kali

11) orang yang paling di kasihimu ialah mereka yang paling banyak membantumu sekiranya tiada yang sedemikian maka orang yang paling dikasihimu ialah orang yang paling banyak dibantu olehmu

12)menanggung kemiskinan lebih baik daripada menanggung kehinaan kerana sabar menghadapi kemiskinan ialah sifat mulia redha dengan apa yang ada manakala sabar menghadapi kehinaan adalah suatu kelemahan

13) sanggu menanggung kesusahan adalah kubur sagala keaiban

14) berbuat baiklah kamu kepada keturunan orang lain nescaya terjaga keturunan kamu

15)apabila seseorang mukmin barasa malu kepada saudaranya maka ketahuillah bahawa dia telah berpisah darinya

16)hendaklah engkau memuji sesiapa yang bertindak kasar. tidak beradap sopan denganmu dan menyatakan kesalahanmu dan janganlah engkau memuji sesiapa yang menyatakan kebaikanmu dan yang memujuk rayumu pengampu

17) orang yang paling bodoh ialah apabila diceritakan sesuatu kepadanya maka dia lupa dan apabila dia bercakap maka dia gopoh dalam percakapannya dan apabila dia didorong melakukan keburukan maka dia terus melakukan keburukan tersebut

18) pilihlah untuk menjadi mereka yang kalah sedang engkau adalah seorang yang adil dan janganlah engkau pilih untuk menjadi pemenang sedang engkau adalah zalim

19) cabutlah kejahatan daripada dada (hati) orang lain dengan cara menanggalkan kejahatan daripada dadamu terlebih dahulu

20)menunaikan amanah adalah kunci rezeli


Tiada ulasan: