Catatan Popular

Ahad, 13 Januari 2019

KEPANDAIAN ABU BAKAR ASH-SIDDIQ


Imam Nawawi berkata dalam kitabnya at-Tahdzib, dan dalam karyanya saya nukil : Bahwasannya para sahabat kami berargumen akan keagungan ilmunya dengan perkataannya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim : Demi Allah saya akan memerangi orang yang membedakan antara shalat dan zakat, Demi Allah kalau sekiranya mereka tidak mau memberikan anak kambing yang mereka berikan kepada Rasulullah, pasti saya akan memerangi mereka karena penolakan mereka.Syeikh Abu Ishaq berdalil dengan riwayat ini dan yang lainnya dalam kitabnya at-Thabaqat : Bahwasannya Abu Bakar ash-Siddiq adalah orang yang paling pandai diantara para sahabat, karena mereka tidak mampu memahami hukum dalam suatu permasalahan kecuali Abu Bakar, yang tampak jelas dalam pandangan mereka, bahwa apa yang dikatakan Abu Bakar adalah benar, sehingga mereka pun mengambil pendapat Abu Bakar.

Kami meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwasannya beliau ditanya : Siapakah yang memberikan fatwa di zaman Rasulullah?.Dia berkata : Abu Bakar dan Umar dan saya tidak tahu orang lain selain mereka berdua.

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri, dia berkata : Rasulullah berkhutbah di depan khalayak dan bersabda : 

“Sesungguhnya Allah Yang Maha Agung telah memberikan pilihan kepada hamba-Nya antara dunia dan akhirat, lalu hamba itu memilih apa yang ada disisi Allah.”

Mendengar sabda Rasulullah tersebut, Abu Bakar menangis dan berkata : “Kami menjadikan bapak-bapak dan ibu-ibu kami sebagai jaminan.”Maka kami pun merasa heran dengan suara tangisan Abu Bakar, ketika Rasulullah bersabda tentang pilihan seorang hamba yang diberikan pilihan dua pilihan.Dan Rasulullah adalah orang yang diberi pilihan tersebut, sedangkan pada saat itu Abu Bakar adalah orang yang paling pandai diantara kami.Setelah itu Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling setia persahabatannya denganku dan dalam menginfakkan hartanya adalah Abu Bakar.Andaikata saya menjadikan seseorang menjadi khalil (sahabat) selain Tuhanku, niscaya aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai sahabat, namun aku jadikan dia sebagai saudara seagama yang penuh kasih saying.Tidak akan tersisa satu pintu pun didalam masjid ini untuk ditutup kecuali pintu Abu Bakar.”1

Ibnu Katsir berkata : “Abu Bakar adalah orang yang paling baik bacaannya –yakni Abu Bakar lah yang paling paham akan al-Qur’an- Sebab Rasulullah menjadikannya sebagai imam shalat para sahabat, dengan sabdanya : “Orang yang menjadi Imam adalah orang yang paling baik bacaan al-Qur’annya.”

Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Siti ‘Aisyah, dia berkata : Rasulullah bersabda : “Tidak selayaknya seseorang dari suatu kaum menjadi imam padahal ditengah-tengah mereka ada Abu Bakar.”

Selain dari pada itu Abu Bakar adalah orang yang paling mengerti tentang as-Sunnah.Tatkala para sahabat sering bertanya kepadanya tentang banyak hal, Abu Bakar adalah orang yang paling menonjol diantara para sahabat dalam memahami dan menukil as-Sunnah, dia menghafalnya dan menghadirkannya ketika diperlukan.Dimana hadits-hadits tersebut tidak ada pada mereka.Bagaimana tidak demikian padahal Abu Bakar selalu bersama Rasulullah sejak masa awal diutusnya sampai wafat, dia juga seorang yang paling pandai dikalangan para sahabat, dan bahwasannya tidak diriwayatkan hadits-hadits darinya kecuali dalam jumlah yang sedikit, dikarenakan dia hidup tidak begitu lama setelah meninggalnya Rasulullah.Andaikata usianya panjang niscaya akan banyak hadits yang diriwayatkan darinya, dan tidak ada seorangpun yang menukil suatu hadits kecuali telah menukil darinya, karena pada masanya orang-orang tidak akan meriwayatkan darinya hadits-hadits yang mereka juga mengetahuinya.Mereka hanya menukil darinya apa yang tidak mereka dengar langsung dari Rasulullah.” 

Abu al-Qasim al-Baghawi meriwayatkan dari Maimun bin Mahran, dia berkata : Apabila Abu Bakar mendapatkan suatu perselisihan atau perbedaan pendapat, maka dia melihat hukumnya di dalam al-Qur’an, jika dia mendapatkan hukumnya di dalam al-Qur’an maka dia akan memutuskan hukumnya sesuai dengan apa yang terdapat didalam al-Quran.Akan tetapi jika dia tidak menemukan hukumnya didalam al-Qur’an dan dia mengetahui bahwa hukumnya terdapat dalam hadits Rasulullah, maka dia akan memutuskan dengan hadits Rasulullah.Apabila tidak mendapatkannya dalam al-Qur’an dan sunnah Rasulullah, maka dia akan bertanya kepada kaum muslimin dan berkata : Seseorang telah dating kepadaku dan dia menanyakan demikian dan demikian.Apakah salah seorang diantara kalian mengetahui bahwa Rasulullah pernah memutuskan perkara demikian ini?

Mungkin Abu Bakar akan mengumpulkan banyak orang, kemudian mereka diminta untuk mengutarakan keputusan yang bersumber dari Rasulullah dalam masalah itu, lalu Abu Bakar berkata : Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan diantara kami orang yang hafal riwayat dari Nabi-Nya.Dan jika dia tidak menemukannya dari sunnah Rasulullah, dia akan mengumpulkan para pemimpin dan pembesar kaum Muslimin untuk bermusyawarah dengan mereka, jika mereka sepakat dengan suatu keputusan, maka dia akan memutuskan hukumnya berdasarkan apa yang telah mereka sepakati.

Demikian juga dengan Umar bin Khaththab yang melakukan hal yang sama dengan Abu Bakar dalam menetapkan hokum.Jika dia tidak mendapatkan hukumnya dalam al-Quran dan sunnah Rasulullah dia akan merujuk pada apa yang dikerjakan Abu Bakar, maka jika dia mendapatkan bahwasannya Abu Bakar telah menetapkan hukumnya, maka dia akan menetapkan hukumnya berdasarkan apa yang telah ditetapkan Abu Bakar.Dan jika tidak menemukannya, dia akan memanggil kaum Muslimin, dan jika mereka sepakat pada suatu keputusan, maka dia akan memutuskan sesuai dengan apa yang mereka sepakati.

Abu Bakar juga adalah orang yang paling mengetahui tentang nasab orang-oang Arab, terutama nasabnya suku Quraisy, Ibnu Ishaq meriwayatkan dari dari Ya’qub bin ‘Utbah dari salah seorang sesepuh kaum Anshar, dia berkata : Jubair bin Muth’im adalah orang yang paling tahu tentang nasab Quraisy dan keturunan Arab seluruhnya, dia berkata : Sesungguhnya saya telah mendapatkan silsilah nasab ini dari Abu Bakar, dan Abu Bakar ash-Shiddiq adalah orang yang paling tahu tentang nasab orang Arab.

Disamping itu Abu Bakar juga adalah seorang yang paling faham tentang tafsir mimpi, beliau pernah menakwilkan mimpi pada zaman Rasulullah.Ibnu Sirin –salah seorang pakar dalam tafsir mimpi- mengatakan : “Abu Bakar adalah orang yang paling tahu tentang takwil mimpi setelah Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam1.

Ad-Dailami meriwayatkan dalam Musnad al-Firdaus dan Ibnu ‘Asakir dari Samrah, dia berkata : Rasulullah bersabda : “Saya diperintahkan untuk menakwilkan mimpi dan diperintahkan pula untuk mengajarkannya kepada Abu Bakar”.

Ibnu Katsir berkata : “Abu Bakar adalah orang yang paling fasih lidahnya dan paling pandai dalam berkhutbah.Zubair bin Bakkar berkata : Saya mendengar sebagian ahli ilmu berkata : Orang yang paling fasih dalam berkhutbah diantara para sahabat Rasulullah adalah Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib.(Masalah ini akan dibahas kemudian dalam peristiwa Bani Saqifah tentang perkataan Umar : “Abu Bakar adalah orang yang paling mengetahui tentang Allah dan orang yang paling takut kepada-Nya.Kemudian akan dibahas juga tentang tabir mimpi dan khutbahnya dalam pembahsan terpisah.

Adapun diantara dalil-dalil yang menunjukkan bahwasannya Abu Bakar adalah seorang yang pandai dikalangan para sahabat adalah saat peristiwa perdamaian Hudaibiyyah, dimana pada saat itu Umar bertanya kepada Rasulullah adan perdamaian tersebut, dan berkata : “Karena alasan apa kita memberikan perangai yang tidak terpuji terhadap agam kita?Maka Rasulullah menjawabnya.Kemudian Umar pun pergi menemui Abu Bakar dan menanyakan pertanyaan serupa yang dia tanyakan kepada Rasulullah, maka Abu Bakar menjawabnya dengan jawaban yang sama dengan jawaban Rasulullah1.

Dia seorang sahabat yang memiliki pandangan yang tajam dan pemikiran yang cemerlang.Tamam ar-Razi dalam kitabnya al-Fawaid dan Ibnu ‘Asakir dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, dia berkata : Saya mendengar Rasulullah bersabda : “Jibril datang kepadaku dan berkata : “Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu untuk meminta pendapat Abu Bakar”.Imam Thabrani, Abu Nu’aim dan yang lainnya meriwayatkan dari Muadz bin Jabal : Bahwasannya tatkala Rasulullah mengutus Muadz ke Yaman, beliau meminta pendapat beberapa orang dari para sahabatnya, diantaranya adalah Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Thalhah, Zubair dan Usaid bin Hudhair, lalu setiap sahabat yang hadir mengutarakan pendapatnya.Rasulullah bertanya kepada Muadz : “Bagaimana pendapatmu wahai Muadz?”.Saya berkata : Saya sependapat dengan apa yang dikatakan oleh Abu Bakar.Kemudian Rasulullag bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak menyukai kalau sekiranya Abu Bakar disalahkan”.

Ibnu Abi Usamah meriwayatkan dalam musnadnya, Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak menyukai jika Abu Bakar disalahkan di muka bumi.”Ath-Thabrani juga meriwayatkan dalam al-Awsath dari Sahl bin Sa’ad as-Saadi, dia berkata : Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak suka jika Abu Bakar disalahkan.”(Para perowinya dapat dipercaya).

Imam Nawawi dalam kitabnya at-Tahdzib berkata : “Abu Bakar ash-Shiddiq adalah salah seorang sahabat yang hafal al-Qur’an secara keseluruhan.”Riwayat yang sama juga dikatakan oleh beberapa orang, diantaranya adalah Ibnu Katsir dalam tafsirnya.Adapun riwayat yang menyatakan bahwasannya yang mengumpulakan al-Quran dizaman Rasulullah sebanyak empat orang”, maksudnya adalah mereka yang berasal dari golongan Anshar, sebagaimana yang telah saya jelaskan dalam kitab al-Itqan fi Ulum al-Qur’an.

Sedangkan riwayat Ibnu Abi Dawud dari asy-Sya’bi yang berkata : bahwasannya pada saat Abu Bakar meninggalal-Qur’an belum dikumpulkan secara keseluruhan, maka pendapat yang demikian itu tertolak.Atau bisa saja penakwilannya menyatakan bahwa al-Qur’an dikumpulkan secara teratur susunannya oleh Utsman.

Tiada ulasan: