Catatan Popular

Sabtu, 7 Mei 2011

MEMAHAMI TAUHID (2) : KETIKA ALLAH MENJADI TUHAN


Ketika Allah Menjadi Tuhan. Allah adalah nama yang utama dan sangat terkenal serta paling luhur dari Tuhan SWT yang Maha Mulia, sehingga tidak ada satupun manusia di dunia ini baik dari kalangan muslim dan golongan kafir serta atheis sekalipun yang apabila ditanyakan kepadanya tentang kata “Allah “ tentunya sudah boleh dipastikan jawabannya adalah “Allah adalah salah satu nama tuhan “. Tidak ada perbedaan pendapat tentang itu, sehingga kata Allah sudah mutlak mejadi nama Tuhan SWT dan tidak satu makhluk yang diizinkan memakai nama dengan kata Allah serta kata Allah sudah dicabut dari lisan makhluk selain sebutan untuk Tuhan SWT
Allah adalah nama yang paling luhur dan paling agung bagi Zat Yang Maha Esa yang telah disebutkan dalam Al-Quran sebanyak 2697 kali dan hadis Rasulullah Muhammad SAW tentang keluhuran nama Allah menyatakan sebagai berikut :
 “ Dari Mash’ab bin Sa’din dari bapaknya berkata : Seorang arab Badui datang kepada Rasulullah SAW lalu berkata, ajarkan saya satu kalimat yang baik saya ucapkan, Rasulullah berkata : Katakanlah : “ Tidak ada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa tidak ada sekutu bangiNya, pujian bagi Allah sangat banyak, Maha Suci Allah yang menguasai seluruh alam. Dan tidak ada daya serta kekuatan kecuali atas pertolongan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Bijaksana. Kemudian beliau berkata, semuanya hanya untuk Allah “
( HR : Muslim )
Serta dalam bebarapa ayat Al-Quran, Allah telah menerangkan dan memperkenalkan diriNya sendiri dengan sangat nyata dan sangat jelas seperti :
“ Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku. Sembahlah olehmu sekalian akan Aku “ (QS : Al-Anbiya 25 )
“ Dan Tuhanmu adalah Allah Yang Maha Esa Tidak ada tuhan lagi kecuali hanya Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang ( QS : Al-Baqarah ayat 163 )
“ Katakanlah, sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah : Bahwa sanya Tuhanmu adalah Allah Yang Maha Esa “ ( QS : Al-Anbiya : 108 )
“ Katakanlah: ” Allah adalah Tuhan, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” ( QS : Al Ikhlash ayat 01-04 )
Nama-nama lain yang yang dimilki oleh Allah apabila disebutkan bersamaan dengan nama Allah itu, maka kedududukannya hanya sebagai sifat seperti Ar-Rahman, Ar-Rahim dalam ayat pertama surat Al-Fatihah “ Bismillahi rrahmani rrahimi “ yang berarti “ Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang “. Rahman dan Rahim menjadi sifat dari Allah yang Maha Pengasih (Allah Yang Rahman ) dan sifat dari Allah yang Maha Penyayang (Allah Yang Rahim ).
“ Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Barangsiapa yang menghitungnya ( menjaganya ) akan masuk sorga ” ( HR : Bukhari )
“ Dia (Allah ) itu ganjil, yang menyukai hal-hal yang ganjil “ ( HR : Bukhari )
Setiap nama-nama Tuhan selaian dari kata Allah atau sifat-sifatNya adalah penjelasan dari namaNya, nama Allah karena itu Ibnu Qayyim mengatakan bahwa Allah adalah nama yang mencakup sifat-sifat Allah yang maha sempurna dan maha agung, termasuk dalam seluruh nama yang terkandung dalam al-asma al-Husna dan sifat-sifatNya yang luhur.
Allah tidak boleh dipanggil dan diseru baik dalam zikir ataupun dalam doa dengan nama-nama yang bukan namaNya atau Allah tidak boleh disebut dengan nama-nama yang diciptakan manusia selain dengan nama-nama yang sudah diberikan dan diperkenalkan sendiri oleh Allah tentang diriNya dalam ayat-ayat Al-Quran dan nama-nama yang sudah disampaikan Rasulullah Muhammad SAW melalui sunnah beliau
“Allah memiliki Asmaul Husna ( nama-nama yang baik ) maka mohonlah kepadaNya dengan nama-nama itu, dan tinggalkan orang-orang yang menyimpang dari menyebut namaNya karena mereka akan mendapat balasan dari apa yang mereka kerjakan “ ( QS : Al-A’raf : 180 )
Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan agar kita menyeru dan berdoa kepadaNya dengan nama-nama pilihan yang dimilikinya, sehingga jika ada yang menisbatkan sebuah nama kepada Allah, hal itu tidak layak dilakukan dan diikuti.
Khatabi telah memperingatkan bahwa tidak hanya orang awam yang terjebak dalam pemahaman yang keliru tentang nama-nama Allah ini tetapi banyak para ulama yang terjebak dalam ketidak benaran itu seperti memberikan nama untuk Allah dengan nama-nama yang bersifat ikhbar ( pengkhabaran ) karena menurut Sulaiman Al-Asyqar, ruang kajian ikhbar lebih luas daripada kajian penamaan Allah.
Selain ikhbar sebagain ulama juga telah memberikan penamaan terhadap Allah dengan nama-nama yang berkonotasi negatif. Ibnu Hajar mengatakan bahwa, Para ulama telah sepakat bahwa menamai atau mensyifati Allah dengan sesuatu yang menimbulkan kesan negatif tidak boleh atau dilarang seperti nama al-Mukhadi ( Yang Menipu ), al-Muntaqin ( Yang membalaskan dendam ), al-Mahid ( Yang menghamparkan ), az-Zarra ( Yang menumbuhkan ) dan masih banyak lagi nama-nama yang berkonotasi negatif yang dimaksudkan dengan Allah secara salah.
Kembali kepada kajian Allah adalah nama yang utama dan sangat terkenal serta paling luhur dari Tuhan SWT yang Maha Mulia, Rasulullullah Muhammad SAW menganjurkan kepada umatnya untuk berdoa dengan nama-nama yang dipunyai Allah Yang Agung agar doa-doa kebaikan yang disampaikan kepada Allah hendaknya dengan memakai nama-nama Allah yang mulia seperti kata hadis beliau :
Rasulullah, suatau ketika, mendengar para sahabatnya bedoa dengan membaca sejumlah doa, Beliau menjelaskan kepada mereka bahwa doa yang telah mereka baca itu adalah doa-doa yang mengandung nama Allah yang agung, yang jika diseru dengan doa tersebut, maka Allah akan memenuhinya, dan jika dimohon maka akan memberi
Rasulullah pernah mendengan seorang sahabat berdoa dengan mengatakan
“ Tuhanku, sesungguhnya akau memohon kepadaMu, akau bersaksi bahwa Engkau adalah Allah tidak ada tuhan selain Engaku, Zat Yang Esa, tempat bergantung, yang Tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang menyamaiNya ”
Rasulullah SAW kemudian bersabda
“ Demi Zat yang jiwaku berada didalam genggamanNya, dia benar-benar berdoa dengan menggunakan nama Allah yang Agung, yang jika Dia diseru maka Dia akan menjawab dan jika diminta Dia akan memberi “ ( HR : Tirmizi dan Abu Daud )
Jadi berdasarkan hadis di atas dapat disimpulkan bahwa dengan berdoa memakai atau bertawassul dengan nama-nama Allah yang maha mulia akan membuat atau menjadi salah satu sebab doa yang disampaikan kepada Allah akan lebih cepat dikabulkan.

Tiada ulasan: