Catatan Popular

Khamis, 6 Jun 2013

HAYATI KHOTBAH (22) IMAM ALI ABI TALIB ra



KHOTBAH 22

Tentang Orang-orang yang Menuduhnya Membunuh 'Utsman

Hati-hatilah! Iblis telah mulai menghasut pasukannya dan telah mengumpulkan tentaranya agar kelaliman mencapai puncaknya dan kebatilan kembali kepada kedudukannya. Demi Allah, mereka tidak menyalahkan saya dengan sebenarnya, tidak pula mereka berlaku adil antara saya dan diri mereka sendiri. Mereka menuntut pada saya suatu hak yang mereka sendiri tinggalkan, dan darah yang mereka sendiri tumpahkan.[i] Sekiranya saya bersekutu dengan mereka dalam hal itu, maka mereka pun bersaham di dalamnya. Tetapi, apabila mereka melakukan itu tanpa saya, mereka harus menghadapi akibatnya. Hujah mereka yang terbesar (terhadap saya) adalah (sesungguhnya) terhadap mereka sendiri. Mereka menyusu dari ibu yang telah kering, dan menghidupkan bidah yang telah mati. Alangkah mengecewakan si penantang (ke pertempuran). Siapakah penantangnya dan untuk apa ia dijawabi? Saya gembira bahwa hujah Allah telah disempurnakan di hadapan mereka dan la tahu (semua) tentang mereka. Apabila mereka menolak (untuk menaati), saya akan menawarkan kepada mereka mata pedang yang cukup sebagai penyembuh kebatilan dan pendukung kebenaran. Aneh, mereka mengirimkan pesan kepada saya supaya maju kepada mereka untuk bertarung dengan lembing dan bersiap untuk bertarung dengan pedang. Semoga perempuan-perempuan berkabung atas mereka. Saya tak pernah takut untuk bertarung atau diancam dengan per-tempuran. Saya berkeyakinan penuh iman pada Tuhan saya dan saya tak ragu dalam agama saya. •

[i] Ketika Amirul Mukminin dituduh terlibat dalam pembunuhan 'Utsman, ia menyampaikan khotbah ini untuk menolak tuduhan itu. la mengatakan tentang orang-orang yang menuduhnya, "Para pembalas dendam ini tak dapat mengatakan bahwa saya adalah pembunuhnya dan bahwa orang lain tidak turut serta di dalam-nya. Tak dapat pula mereka memalsukan peristiwa-peristiwa yang telah disaksikan dengan mengatakan bahwa mereka tak ada urusannya dengan itu. Maka mengapa mereka menaruh saya sebagai yang lerdepan dalam pembalasan dendam ini? (Bila demikian) dengan saya pun mereka harus memasukkan diri mereka sendiri juga. Bagaimana mereka dapat melepaskan diri dari hukuman ini? Persoalannya yang sebenarnya ialah bahwa mereka menuduh saya dengan tujuan agar saya berlaku sama dengan mereka menurut kebiasaan mereka. Tetapi, tidak seharusnya mereka mengharapkan saya menghidupkan kembali bidah para pemerintahan sebelumnya. Tentang pertarungan, tak pernah saya takut bertempur, tidak juga sekarang. Allah mengetahui niat saya dan la pun tahu bahwa orang-orang yang bangkit dengan dalih untuk membalas dendam itu sendirilah pembunuhnya."
Maka, sejarah sependapat bahwa orang-orang yang melakukan pembunuhannya ('Utsman) dengan hasutan dan bahkan mencegah penguburannya di pekuburan Muslim dengan melempari peti jenazahnya dengan batu, adalah juga orang-orang yang menuntut pembalasan dendam atas darahnya. Sehubungan dengan ini, nama-nama Thalhah ibn 'Ubaidillah, Zubair ibn 'Awwam dan 'A'isyah adalah di puncak daftarnya, karena pada kedua kesempatan itu usaha mereka terlihat dengan jclas. Ibn Abil Hadid menulis bahwa, "Orang-orang yang telah menulis tentang pembunuhan 'Utsman menyatakan bahwa pada hari pembunuhannya, Thalhah memakai tabir di wajahnya untuk menyamarkan dirinya dari mata kaumnya dan menembak-nembakkan panah ke rumah 'Utsman."
Dan sehubungan dengan ini, ia menulis tentang gagasan-gagasan Zubair,
"Para sejarawan telah menyatakan pula bahwa Zubair mengatakan, 'Bunuhlah 'Utsman. la telah mengubah agama Anda.' Kata orang, 'Putra Anda sedang berdiri di pintu dan menjaganya,' dan ia menjawab, 'Walaupun anak saya hilang, tetapi 'Utsman harus dibunuh. 'Utsman akan terbaring sebagai bangkai di Shirath besok.'" (Syarh Nahjul Balaghah, h. 35-36).
Tentang 'A'isyah, Ibn 'Abdi Rabbih menulis,
"Ketika Mughirah ibn Syu'bah datang kepada 'A'isyah, lalu ia ('A'isyah) berkata, "Hai, Abu Abdillah. Saya ingin kiranya Anda telah bersama saya pada Hari Jamal; betapa panah-panah menembus haudaj (tandu di punggung unta) saya sehingga sebagiannya mengenai tubuh saya." Mughirah mengatakan, "Saya berhasrat kiranya salah satu darinya telah membunuh Anda." 'A'isyah berkata, 'Semoga Allah menaruh kasihan kepada Anda; mengapa demikian?' la (Mughirah) menjawab, 'Supaya itu merupakan suatu tebusan atas apa yang Anda lakukan terhadap 'Utsman."' (Al- 'lqd al-Farid, jilid 4, h. 294).

Tiada ulasan: