Catatan Popular

Selasa, 7 Ogos 2018

IMAM JAAFAR AS SADIQ, ZAKARIYYAH DAN DAN IBUNYA


Pada masa Imam Keenam kita, Imam Ja'far Sadiq As, hidup seorang yang bernama Zakariyyah yang baru saja meninggalkan agamanya yang dulu, Kristen dan memeluk Islam.

Tatkala Zakariyyah berangkat untuk menunaikan ibadah Haji, ia berhenti di Madinah untuk menjumpai Imam Ja'far Sadiq As. Zakariyya bertanya kepada Imam As ihwal bagaimana ia berperilaku terhadap bapak, ibu dan anggota keluarga yang lainnya yang masih beragama Kristen. Zakariyyah masih risau dan kuatir lantaran ia masih tinggal bersama mereka serta menyantap makan bersama dengan keluarganya.

Imam Ja'far Sadiq As bertanya apakah mereka menyimpan anggur dan babi dalam peralatan makan mereka. Ketika Zakariyya menjawab dengan nada negatif, (maksudnya mereka tidak menyimpan anggur dan babi dalam peralatan makan mereka, AK.)

Kemudian, Imam Ja'far Sadiq As menasihati Zakariyya untuk berbuat lebih baik dari lebih banyak membantu ibunya melebihi apa yang ia lakukan sebelumnya terhadap ibunya.

Manakala Zakariyyah kembali ke rumahnya, ia menuruti nasihat Imam Sadiq As dan menaruh perhatian yang lebih kepada ibunya yang tuna-netra itu melebihi perhatian yang ia berikan sebelumnya. Ia mendengarkan ibunya dan mengasihinya, serta senantiasa siap untuk menolongnya. Ia memberikan makan dan minum dengan kedua tangannya. Ia mencucikan tangan dan pakaian-pakaiaan ibundanya. Serta senantiasa merapikan dan menata rumahnya. Dan pada saat-saat longgar, ia akan duduk dan bercengkerama dengannya serta membuatnya bergembira.

Ibunya menjadi sangat kaget dan bertanya kepada putranya, Zakariyya tentang apa yang telah membuatnya sedemikian baik kepadanya.
Zakariyyah menjelaskan bahwa Imamnya, Imam Keenam kita, telah mengajarkannya untuk berlaku demikian.

Ibunya ingin tahu ajaran apa lagi yang telah diajarkan Islam kepadanya.

Zakariyya duduk bersama ibunya dan mengatakan kepadanya ihwal seluruh ajaran Islam dan tatkala selesai, ibunya juga kemudian memeluk Islam.

Ia melakukan salat siang dan malam bersama putranya, akan tetapi pada malam itu, ia jatuh sakit dan wafat pada hari berikutnya. Alangkah beruntungnya ia lantaran anaknya telah mengajarkan Islam kepadanya sebelum wafatnya.



Tiada ulasan: