Catatan Popular

Rabu, 29 Ogos 2018

KITAB AN NASHA’IH KE 4 Hendaklah Engkau Bersikap qana’ah dan tawadhu’


SYEIKH ABU ABDILLAH AL-HARITS BIN ASAD “AL-MUHASIBI”

Sahabatku! Berikut aku akan menyinggung sebuah bab yang cukup efektif untuk menutup pintu fitnah dunia serta tipu dayanya, sekaligus akan mampu membukakan pintu akhirat dan keberkahannnya, dan aku dapatkan hal itu pada sikap qana’ah dan tawadhu’, karena keduanya merupakan lawan dari kemewahan dan kesombongan. Ini karena bila seorang hamba rela terhadap sikap merendahnya di dunia, maka otomatis secara langsug ia telah membuang sifat sombong dari hatinya. Tidak ada lagi ambisi untuk mengejar keududkan dan kehormatan pada dirinya sehingga selamatlah ia dari fitnah dunia beserta huru haranya. Lalu dia cukup bergembira dengan sikap tawadhunya di dunia dan mendapat kemuliaan di sisi Allah swt. Demikian pula keadaanya bila si hamba merasa puas dengan kebersahajaannya, tidak rakus untuk menumpuk harta seperti rakusnya seekor anjing terhadap bangkai, ia merasa lapang dada di dunia, sedikit dosa dalam agamanya; mau menerima rizki yang sedikit; dan Allah pun ridha kepadanya dengan sedikit amalnya. Jadi, dengan sikap qana’ah itu ia menyegarakan ketenangan hati di dunia serta kebahagiaan dengan rahmat Allah di akhira.

Sahabatku! Ingat, hendaklah engkau melakukan mawas diri kepada Allah SWT. Sahabatku, merasa puaslah terhadap rizki yang mencukupi kebutuhan dan memenuhinya; tinggalkanlah mencari kelebihan harta, yaitu pada sesuatu yang sesungguhnya tiada keperluan bagimu. Sebab, telah sampai kepada kami bahwa kelebihan harta di sisi Allah SWT adalah kotoran. Padda hari kiamat kelak akan didatangkan dunia itu lalu dikatakan : “Pisahkanlah dari harta itu bagian yang di tujukan untuk Allah, lalu lemparkanlah semua sisanya ke neraka.”

Juga telah sampai kepada kami : “Dunia itu terkutuk dan terkutuk pula isinya keculai zikir kepada Allah SWT serta semua sarana yang digunakan untuk berzikir kepada Allah.” Rasulullah saw. Bersabda : “Biarkanlah dunia ini untuk pemujanya, karena orang yang mencari dunia di luar kebutuhannnya akan dijemput kematiannya sedang ia tidak merasa.” Seorang sahabat juga mengatakan : “Seburuk-buruk manusia ialah yang mengejar dunia di luar kebutuhannya. Wahai kaum, siapa yang tidak puas dengan sekedar memenuhi kebutuhannya, maka bagaimana bisa ia dijamin termasuk dalam golongan hadis ini?

Telah sampai kepada kami Rasulullah saw. Bersabda : “Seandainya anak manusia memiliki dua lembah dari emas, niscaya ia akan minta satu lembah tambahan, dan tidak ada yang dapat memenuhi perut anak Adam itu kecuali tanah. Semoga Allah swt. Menerima taubat orang yang bertobat.” Salah seorang sahabt berkata, ‘Celakalah bagi setiap penumpuk harta yang selalu membuka mulut seperti orang gila, yang hanya dapat melihat apa yang ada pada orang lain tapi lupa terhadap apa yang ada pada dirinya. Celakalah untuknya ketika mengalami siksa pada saat yang sangat lama, sampai-sampai bila memungkinkan malampun dijadikan siang. Ingatlah, siapa yang tidak merasa puas terhadap sekedar kebutuhannya, maka bagaimana bisa ia dijamin termasuk golongan hadis ini?

Ibnu Mas’ud r.a. beserta beberapa orang jamaah mengeluhkan tentang hak kepada Rasulullah saw, lalu jawab beliau saw : “Bersabar dan bergembiralah kamu, karena saatnya sudah dekat, bahkan seakan-akan telah tiba.”
Dalam hadis yang lain Rasulullah saw. Bersabda : Akan datang sesudahku suatu golongan yang memakan makanan yang lezat-lezat dengan aneka warnanya; menikahi wanita-wanita cantik dengan berbagai macam tipenya; memakai pakaian bagus-bagus dengan berbagai macam modenya; dan mengendarai kendaraan mewah dengan berbagai macam mereknya. Mereka mempunyai perut yang tidak pernah merasa kenyang dengan yang sedikit dan memiliki nafsu bahkan terhadap yang banyak pun tidak pernah merasa puas. Mereka menekuni dunia saat pagi dan sore hari, mereka menjadikannya sebagai tuhan di samping Tuhan mereka, menjadikannya rabb di samping rabb mereka, hanya kepada urusan dunia itu target mereka dan kepada hawa nafsu mereka mengikuti. Maka suatu tekad .... dari Muhammad sw. 

Bagi yang mengalami zaman itu yang bakal datang setelah pengganti kamu, hendaklah tidak memberi salam kepada mereka, tidak mengunjungi yang sakit di antara mereka, tidak mengiri jenazah mereka, dan tidak perlu hormat kepada pemuka mereka. Siapa yang tetap melakukan itu, sesungguhnya ia ikut ambil bagian dalam menghancurkan Islam. (Hadis ini dieluarkan oelh AL Bazzar, namun salah seorang sanad-nya di dha’if-kan oleh Jumhur). Ingatlah, siapa yang tidak pernah merasa cukup dengan sekedar kebutuhannya, bagaimana ia merasa aman dari orang-orang yang termasuk dalam firman Allah SWT, berikut : “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatan itu) dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahu.” (QS. At-Takatsur 1-4). Maka, bagaimmana orang yang tidak pernah puas itu merasa aman dari ancaman Allah SWT ini. Ia pasti bakal binasa. Semoga Allah SWT melindungi kita dari menyenangi kemegahan, memberikan kepada kita semua sikap qana’ah dan tawadhu’. 

Wahai kaumku, keuntungan itu, demi Allah, terletak dalam keridhaan terhadap kesederhanaan, bukan terhadap kemegahan. Keuntungan itu, demi Allah, terletak pada kerendahan dalam berzikir, bukan dalam kedudukan dan jabatan. Keuntungan itu, Demi Allah, pada kerendahan diri, bukan dalam keangkuhan. Aku telah memberikan nasihat kepada kalian jika kalian mau menerima, tetapi yang menerima itu sedikit. Mudah-mudahan Allah memberi taufik kepada kita semua untuk setiap kebaikan dengan Rahmat-Nya.

Tiada ulasan: