Catatan Popular

Rabu, 18 Mac 2020

KITAB MUKASYAFATUL QULUB BAB 27 Melakukan Ketaatan dan Meninggalkan Yang Haram (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)


OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI

Makna taat ialah mengerjakan yang diwajibkan Allah SWT dan menjauhi yang dilarang, dan berhenti pada batas-batas yang ditentukan. Imam Mujahid berpendapat mengenai firman Allah 'Azza Wa Jalla:
"Dan janganlah kamu melupakan bagian dari urusan dunia. (QS.28 Al Qashash:77)".
Maksudnya ialah ayat yang berhubungan dengan hamba mengerjakan ketaatan kepada Allah, (bukan berkarier).

Ketahuilah bahwa pangkal ketaatan ialah mengetahui (merasakan hadirnya) Allah, takut kepada Allah, berharap kepada Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Bila seorang hamba hatinya kosong dari masalah ini, maka ia tidak bisa merasakan hakekat iman. Sebab taatnya kepada Allah tidak syah, kecuali setelah mengetahui wujudnya iman kepada Allah sebagai Sang Pencipta Yang Maha Mengetahui, Maha Kuasa, dan 1 pun tak ada pengertian yang mampu menjangkau-Nya dan menggambar-Nya. Tak 1 pun yang mampu menyamai-Nya, hanya Dia Yang Maha Mendengar dan Melihat.

Ada orang badui berkata kepada Muhammad bin Ali Husin RA:
"Apakah kamu melihat Allah ketika menyembah-Nya".
Dia menjawab:
"Aku tidak menyembah yang tidak bisa aku lihat".
Badui bertanya:
"Bagaimana kamu bisa melihat Dia".
Dia menjawab:
"Aku tidak melihat dengan penglihatan mata, namun melihat dengan mata hati berdasarkan hakekat iman, tidak bisa dirasa dengan panca indera dan tidak pula seperti manusia. Dan semua bisa diketahui dengan tanda atau alamat tanpa ada batas keputusan. Itulah Allah, tiada Tuhan kecuali Dia. Tuhannya langit dan bumi".
Kata orang Badui:
"Dia selalu Maha Mengetahui dimana Dia menurunkan risalah-Nya".

Sebagian orang bijak bertanya mengenai ilmu batin. Dia menjawab:
"Dia bagian dari rahasia-rahasia Allah, Dia memasukkan dalam kalbu kekasih-Nya tanpa ada yang melihat termasuk manusia atau malaikat".

Diriwayatkan:
Sesungguhnya Ka'ab Al Akhbar RA berkata:
"Sesungguhnya anak cucu Adam AS bila keyakinannya mencapai berat 1 biji akan Keagungan Allah 'Azza Wa Jalla, pasti ia mampu berjalan diatas air dan angin. Maha Suci Allah yang menjadikan Janji yang lemah untuk menemukan kema'rifatan iman sebagaimana pengakuan janji orang yang memperoleh nikmat dengan janji lemah dalam hal syukur kepada-Nya".

Mahmud Al Waroq berkata:
"Bilamana rasa syukurku karena nikmat Allah adalah kenikmatan juga, maka aku wajib pula bersyukur; kemudian dimana batas syukur untuk mensyukuri kecuali lantaran Anugerah-Nya, sekalipun hari dan umur terus bertambah dan menyatu. Bila ada penderitaan, pahala jelas mengikuti, dan tiada lagi keduanya kecuali kenikmatan juga. Jadi amat sempit daratan dan lautan untuk merealisasikan kenikmatan".
Kalau ilmu pengetahuan Allah sudah menancap, artinya pengakuan seorang hamba akan muncul, sebab iman sudah menancap dalam hati. Semua itu menuntut untuk selalu taat kepada Allah.

Iman ada 2 macam: lahir dan batin. Iman lahiriah ucapan lisan, dan batiniahnya ialah keyakinan dalam hati. Orang beriman dalam derajat dekatnya kepada Tuhan selalu berbeda, namun iman itulah yang menjadi pangkal persamaan mereka menurut ukuran pemberian dan kekuatan dalam merealisasikan ikhlas kepada Allah, tawakkal dan Ridho atas Ketentuan-Nya.

Maksud ikhlas ialah seorang hamba melakukan amal tidak mencari balasan dari Sang Pencipta. Allah telah menciptakan kamu, juga menciptakan apa yang kamu kerjakan. Untuk itu ketaatan yang terjadi karena mengharap pahala atau takut siksa-Nya, maka hamba itu belum memiliki kesempurnaan ikhlas, namun status dirinya sudah bisa disebut beramal.
Diriwayatkan:
Sesungguhnya Nabi SAW bersabda:
"Kalian jangan seperti anjing yang buruk, bila takut dia akan bekerja. Dan jangan seperti buruh yang jelek, bila tidak diberi upah tidak bekerja".
Allah SWT berfirman:
"Diantara manusia ada yang menyembah Allah di pinggir-pinggir (ragu-ragu); bila ada kebajikan akan tentram, dan bila ditimpa cobaan malapetaka akan berbalik kafir. Dialah yang didunia maupun di akherat,,,,, (QS.22 Al Hajj:11)".
Merupakan keharusan bagiku untuk taat kepada Allah. Semua itu lantaran anugerah dan kebajikan yang dilimpahkan buat kita. Apalagi Dia sudah memerintahkan, sebab dengan itu akan dilimpahkan anugerah-Nya; yang menjadi pembalasan buat orang sesat dalam beribadah atau orang taat, semuanya adalah keadilan.

Adapun tawakkal; kita mengandalkan Allah dalam setiap kebutuhan. Bersandar ketika terpaksa, percaya jika ada bencana dengan segenap hati dan ketentraman jiwa. Jadi orang tawakkal ialah meyakini bahwa hanya Dia yang menentukan sebab-sebab dibawah Kekuasaan-Nya, mereka tidak mengambil sandaran dari ayah, anak, harta, atau pekerjaan. Melainkan semua urusan diserahkan atas petunjuk-Nya tanpa menggantungkan pada yang lain kecuali pada-Nya. "Barangsiapa yang menyerahkan semua urusan pada-Nya, artinya sudah memenuhi kebutuhannya".
Adapun Ridho; ialah putusan hati atas semua yang dimiliki. Ada ulama berkata:
"Orang yang paling dekat pada Allah ialah yang paling ridho atas semua yang dibagikan padanya".
Para Hukama berkata:
"Banyak bentuk kegembiraan yang sebenarnya penyakit dan banyak penyakit yang sebenarnya adalah tobat".

Seorang penyair menuliskan:
"Banyak kenikmatan yang disusupkan diantara bencana. Banyak kegembiraan yang mengarah dan menanti datangnya musibah. Yang terbaik ialah bersabar atas peristiwa yang melewati masa-masamu, sebab semuanya pasti ada akibatnya. Tiap-tiap kesusahan ada kegembiraan, dan tiap-tiap yang murni masih ada campuran".
Cukup buat kita firman Allah SWT:
"Bisa saja kamu membenci sesuatu yang sebenarnya lebih baik bagimu,,,, (QS.2 Al Baqarah:216)".

Ketahuilah bahwa seorang hamba tidak akan memperoleh kesempurnaan taat pada-Nya kecuali membuang duniawinya. Sebagian Hukum mengatakan:
"Nasehat akan lebih merasuk ke hati selama hati tidak ada yang menutupi. Dan sesuatu yang menutup ialah perkara duniawi".
Kata seorang ulama:
"Kehidupan dunia adalah sesat, maka jadikan lantaran untuk menuju ketaatan".

Abu Walid berkata:
"Ketika aku mengerti bahwa kehidupanku adalah kesesatan, lantas mengapa aku tidak pelit padanya! Dan membuat ia sebagai jalan kebajikan dan ketaatan".
Ada lelaki berkata kepada Nabi SAW:
"Apa kamu punya harta".
Ia menjawab:
"Punya".
Lantas beliau SAW bersabda:
Dahulukan hartamu, sebab seseorang pasti ada di hartanya".

Diriwayatkan:
Dari Nabi Isa AS, dia berkata:
"Sesungguhnya kebajikan ada 3 macam:
Ada di ucapan.
Pandangan, danDiam
Maka barangsiapa yang ucapannya bukan dzikir pada-Nya, dia sama dengan bermain-main. Barangsiapa yang pandangan tidak berniat mengambil pelajaran, artinya ia lupa. Dan barangsiapa yang diamnya bukan untuk berfikir, maka ia pun telah berbuat tanpa ada manfaat".

Cara meninggalkan kenikmatan dunia ialah dengan membuang goresan-goresan fikiran dan meninggalkan harapan akan kenikmatan itu. Sebab goresan fikir selalu mendorong keinginan yang ditimbulkan oleh nafsu. Maka takutlah ketika melepaskan pandangan terhadap yang haram. Karena pandangan itu meleset laksana anak panah menancap si raja yang menguasai. Nabi SAW bersabda:
"Pandangan ialah anak panah dari salah satu anak panah iblis. Barangsiapa yang meninggalkan karena takut kepada Allah, maka Allah akan menganugerahkan iman yang bisa dirasakan dalam hati".

Sebagian hukama (orang bijak) berkata:
"Barangsiapa yang sering melepaskan pandangan akan banyak susahnya. Pandangan sering membuka rahasia yang membuat orang merasa malu, dan akibatnya bisa lama di neraka Saqor".
Jagalah 2 matamu, bila kamu melepaskan mereka, mereka akan menjerumuskanmu pada sesuatu yang kamu benci. Bila kamu mampu menguasainya, kamu pun akan mampu menguasai semua anggota badanmu.

Dikatakan kepada Aflatun:
"Manakah yang lebih berbahaya antara hati, pandangan atau penglihatan".
Dia menjawab:
"Menurut hati, dua-duanya laksana 2 sayap seekor burung. Dia tidak bisa terbang dan kuat kecuali dengan 2 sayap itu. Kadang-kadang satunya dipotong ia pun berupaya terbang dengan sayap lain sekalipun amat susah".
Kata Muhammad bin Dlou-i:
"Cukup bagi hamba menilai kekurangannya disisi Allah dan kerendahannya dihadapan orang-orang berakal, dimana ia memandang apa saja pasti melintas begitu saja dihadapannya".

Ada orang zuhud melihat lelaki yang menertawakan budak muda. Si zuhud berkata:
"Hai orang yang rusak akal dan hatinya, orang yang rusak pandangannya, tidakkah engkau malu terhadap para malaikat yang mulia bagian pencatat amal, juga malaikat yang menjaga perbuatan manusia dan pekerjaannya! Mereka pasti memandangmu ditimpa bencana dan pengkhianatan yang selalu berhubungan, yang bisa mencampakkanmu kesana laksana orang tak acuh terhadap dirinya; sementara semua makhluk memandang padanya".


Imam Al Qodli Al Arjani berkata:
"Engkau bersenang-senang wahai 2 mataku, kemudian engkau menuntun hati pada tempat yang jahat. Wahai 2 belah mataku, tahanlah dirimu buat hatiku, sebab pandangan yang menyesatkan laksana 2 orang yang saling membunuh".
Ali KW berkata:
"2 mata adalah jala penjerat syetan. Mata adalah bagian tubuh yang mampu menerobos dan merobohkan paling cepat. Maka siapa saja yang menyertakan anggota badannya untuk taat pada-Nya, artinya dia telah mencapai cita-citanya. Dan barangsiapa yang membiarkan, maka ia sama dengan menghapus amal-amalnya".


Ulama penyair berkata:
"Manakala inginkan nafsu menghendaki akherat untuk taat dan tiada hal yang mengganggu mendorong maksiat, maka ia telah memfungsikan nafsunya pada setiap anggota tubuh dan itu merupakan kenikmatan dan anugerah. Kelak akan dijemput dalam perkampungan abadi ketika pundak orang ahli maksiat dipotong".
Kata Abdullah bin Mubarok:
"Pangkal iman seseorang ialah membenarkan risalah yang dibawa utusan-Nya. Barangsiapa yang membenarkan Al Qur an, pasti akan mengamalkan dan akan selamat dari siksa neraka. Barangsiapa yang menjauhi perkara haram, pasti akan keluar bertobat. Barangsiapa yang memungut bahan makanan pokok dari yang halal seadanya, pasti akan menjadi wira-i. Barangsiapa yang melaksanakan kewajiban, maka islamnya sudah benar. Barangsiapa yang lidahnya jujur, akan selamat dari berbagai macam tuntutan. Barangsiapa yang menghalalkan penganiayaan, ia akan selamat dari hukum qishash. Barangsiapa yang mengerjakan kesunnahan, amal-amalnya akan suci. Barangsiapa yang beramal ikhlas karena Allah, amal baiknya akan diterima.


Diriwayatkan melalui Abu Darda' RA. Ia berkata kepada Nabi SAW:
Ya Rasul, berilah aku wasiat. Beliau SAW bersabda:
"Carilah harta yang halal, beramal shaleh, dan mintalah rizki kepada Allah, sehari demi sehari serta perhitungkan dirimu diantara orang-orang mati".
Berhati-hatilah terhadap penyakit menyombongkan diri atas perbuatan baik, (merasa dirinya orang baik) karena sikap ini termasuk bahaya besar yang mampu melebur amal kebajikan. Hakekatnya penyakit itu sama dengan mengungkit-ungkit amal terhadap Tuhan. Kemaksiatan menyebabkan kehinaan dan memecahkan perbuatan baik. Kadang ketaatan menyebabkan kemuliaan dan berbangga diri.


Berhati-hatilah terhadap penyakit riya'. Dikatakan firman Allah SWT:
"Jelaskan bagi mereka akan sesuatu dari Allah yang tidak mereka sangka-sangka. (QS.39 Az Zumar:47)".
Dikatakan;
Dulu mereka memandang amal-amal yang dikerjakan didunia sebagai suatu kebajikan, namun di akherat nampak sebagai kejahatan. Sementara para ulama salaf bila membaca ayat ini, berkata:
"Celakalah orang-orang yang punya penyakit riya'".
Juga ada firman Allah SWT:
"Dan janganlah dia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Allah. (QS.18 Al Kahfi:110)".
Maksudnya tidak menampakkan karena riya', justru menyembunyikan karena malu.


Diriwayatkan melalui Ibnu Mas'ud RA:
Sesungguhnya ayat terakhir diturunkan ialah......
"Selamatkan dirimu pada hari dimana kamu dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diberi balasan sempurna sesuai yang dikerjakan; sedangkan sedikitpun mereka tidak didzalimi. (QS.2 Al Baqarah:281)".


Kata Muhammad bin Basyir:
"Hari kemarin telah berlalu amat dekat bersaksi dan berbuat adil, sementara hari akan menjadi saksi semua perbuatanmu. Andaikan hari kemarin ada kejahatan maka ikuti dengan kebaikan, engkau akan terpuji. Engkau jangan mengharap perbuatan baik sampai pagi tiba, bisa saja pagi datang dan engkau telah mati".
Penyair lain berkata:
"Cepat sekali engkau berbuat dosa, sementara engkau berharap bertobat pada hari akan datang. Namun kematian datang saat engkau lupa. Demikian ini bukan perbuatan orang tangguh dan berakal".


Nabi Daud AS berkata kepada Nabi Sulaiman AS:
Ada 3 hal yang bisa dijadikan pedoman ketaqwaan seorang mukmin:

Tawakkal terhadap yang belum berhasil.
Ridho atas yang dihasilkan, dan
Sabar atas yang terlanjur musnah.
Kata-kata hikmah terkenal:
"Barangsiapa yang sabar atas cobaan, ia bisa mencapai kesempurnaan".
Penyair menuliskan:
Kuatkah kesabaran ketika ada musibah, sekali-kali jangan gusar. Manakala dunia menampakkan diri dengan keindahannya, maka sikap bersabar adalah yang terbaik dan wira-i. Perangilah hawa nafsu dengan membiasakan diri dalam kebajikan dan wira-i selamanya, pasti tercapai harapanmu tanpa ada yang menyimpang".
Yang lain berkata:
"Sabar merupakan kunci dari yang diharapkan, dia tidak henti-hentinya menolong. Bersabarlah sekalipun melewati malam-malam panjang. Sabar kadangkala membantu yang susah, kadang memperoleh apa yang selama ini jauh dan tidak mungkin tercapai".


Penyair lainnya berkata:
"Sabar merupakan tali kekuatan iman dan benteng bagi syetan yang menyesatkan. Dalam kesabaran ada akhir yang amat terpuji. Kalau hari ada bencana, memang demikianlah kebiasaan waktu. Sebaiknya pakailah petunjuk menuju Ridhonya Tuhan".
Sabar terdiri dari berbagai macam:

Sabar menunaikan kewajiban, mengerjakan dengan sempurna pada waktu-waktu yang dicintai,
Sabar melakukan kesunnahan,
Sabar mengatasi gangguan teman dan tetangga,
Sabar dengan beberapa penyakit,
Sabar miskin,
Sabar mengekang perbuatan maksiat, kesenangan dan barang subhat serta yang tidak bermanfaat, dan lain-lain.


Tiada ulasan: