Catatan Popular

Rabu, 18 Mac 2020

KITAB MUKASYAFATUL QULUB BAB 30 Kursi Kebesaran Allah (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)


OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI


Allah SWT berfirman:

"Luas Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. (QS.2 Al Baqarah:255)".

Dikatakan bahwa "Kursi" merupakan sindiran dari ilmu-Nya; ada yang mengatakan sindiran dari Kekuasaan-Nya atau ilmu astronomi yang tersohor.

Diriwayatkan:

Dari Ali KW, bahwa Kursi-Nya terbuat dari mutiara Lulu' yang panjang yang tiada tahu kecuali Allah. Ada hadits:
"Tiada langit dan bumi ketujuh ada di Kursi-Nya kecuali laksana bundaran yang amat luas".
Dikeluarkan oleh Imam Ibnu Majah:
"Sesungguhnya semua langit ada didalam Kursi, dan Kursi berada didepan Arsy".

Hadits melalui Ikrimah RA, dia berkata:
"Matahari adalah bagian dari 70 cahaya kursi, dan Arsy adalah bagian dari 70 cahaya Pelindung-Pelindung Allah, maksudnya hijab (Pelindung)".

Diriwayatkan:
"Sesungguhnya diantara malaikat pemikul Arsy dan Kursi-Nya (Muqorrobin) ada 70 hijab akan kegelapan dan 70 hijab dari cahaya. Setiap hijabnya sejauh 500 tahun perjalanan. Andaikan tidak ada hijab tersebut niscaya para malaikat pemikul Arsy akan terbakar".

Arsy Allah

Arsy merupakan jisim berupa nur, yang termasuk alam yang berada diatas Kursi. Jadi Arsy bukanlah kursi yang dimaksud. Beda dengan pendapat Hasan Bashri, Arsy ialah dari Yaqut Merah, ada yang berpendapat dari Mutiara Hijau, putih dan ada yang mengatakan dari Nur. Dan yang terbaik (menerima pendapat itu) ialah menguatkan pendirian untuk tidak memastikan terjadinya Arsy.

Orang-orang ahli falak berpedoman dengan falak ke-9, falak tertinggi falak dari sekian ilmu falak dan falak atlas, artinya tidak memakai dasar bintang-bintang, karena semua bintang berada di falak yang ke-8, yang menurut ahli alam kuno disebut buruj. Dan menurut orang ahli agama disebut Kursi, dan Arsy merupakan atap bagi semua makhluk sehingga mereka tak ada yang bisa keluar. Maka bisa ditarik pengertian bahwa semua itu merupakan batas pengertian seorang hamba, dimana mereka tidak akan menemukan berdasarkan akalnya dan tidak akan berhasil bagi yang menginginkan. Allah SWT berfirman:
"Jika mereka tidak mempercayai (berpaling), maka katakanlah: Hanya Allah Dzat Yang Mencukupi, tiada Tuhan kecuali Dia. Kepada-Nya lah aku bertawakkal, dan Dialah Tuhan yang memiliki Arsy Yang Agung. (QS.9 At Taubah:129)".

Tawakkal

Merupakan sifat Keagungan-Nya, sebab Dialah yang Ter-Agung dari semua penciptaannya. Nabi SAW benar-benar membuktikan adanya tawakkal sebagaimana yang diperintahkan, sebagaimana yang pernah tersebutkan dalam Kitab Taurat dan Kitab lainnya bahwa beliau dijuluki "Mutawakkil Tawakkil (Orang yang bertawakkal)". Kenapa tidak, bahkan tawakkal merupakan cabang dari tauhid dan ma'rifat, dan beliau SAW adalah tokoh orang bertauhid dan berma'rifat. Tawakkal tidak menghalangi usaha langkah seseorang sebagaimana yang sering disalah artikan, justru sikap berusaha juga diperintahkan. Seorang badui pernah berkata kepada Nabi SAW:
"Apakah sudah cukup aku meletakkan untaku dan membiarkan sambil bertawakkal".
Nabi SAW menjawab:
"Tali dulu untanya, baru bertawakkal".


Nabi SAW bersabda:
"Hendaklah kalian bertawakkal dengan sepenuh-penuhnya tawakkal pada-Nya, maka Dia pasti memberi rizki padamu sebagaimana Dia memberikan rizki pada burung-burung. Pagi-pagi berangkat dengan perut lapar dan pulang dengan perut kenyang".
Dan beliau SAW menerangkan suatu sebab (Usaha) berangkatnya burung di pagi hari.


Kitab:At Taqa 

Ibrahim bin Adham dan Syaqiq Al Balkhi ada di Mekkah. Ibrahim berkata pada Syaqiq:
"Urusan apa yang membawamu melangkah seperti ini".
Syaqiq menjawab:
Aku melewati padang luas dan melihat ada seekor burung yang 2 sayapnya patah. Aku berkata:
"Perhatikan, dari mana burung ini memperoleh rizki".
Aku pun duduk mendekati dan tiba-tiba ada burung lain dengan membawa belalang di paruhnya, dan belalang itu diletakkan di paruh burung yang patah sayapnya. Maka aku pun bertanya dalam hati:
"Tuhanlah yang mendatangkan burung ini pada burung yang patah sayapnya. Dia Dzat Yang Berkuasa memberikan rizki dimanapun aku berada. Akhirnya aku meninggalkan kerja dan sibuk beribadah".

Ibrahim berkata:
"Mengapa kamu tidak menjadi burung sehat dan memberi makan pada burung yang sakit! Sehingga kamu jadi yang terbaik. Tidakkah engkau pernah mendengar sabda Nabi SAW:
"Tangan diatas lebih utama daripada tangan dibawah".
Dan utama-utamanya seorang mukmin ialah mencari yang lebih tinggi dari 2 tingkatan dalam segala urusan, yang pada akhirnya memperoleh tingkatan derajat dalam kebajikan.

Kemudian Syaqiq memegang tangan Ibrahim dan berkata:
"Engkau adalah guru kami wahai Abu Ishaq".

Bilamana orang melaksanakan suatu sebab, sebaiknya berusaha tidak memandang sebatas usahanya saja dan berhenti disana (tanpa tawakkal) melainkan jadikan Tuhan sebagai arah pandangan dan sasaran tujuan laksana seorang peminta yang mengulurkan tangannya. Dia tidak akan memandang tangannya, tapi akan dipandang orangnya. Ada sebuah hadits:
"Barangsiapa yang berhasil menjadi orang kaya, sebaiknya lebih percaya terhadap Tuhan daripada yang ada ditangannya".


Dikatakan kepada Hudzaifah Al Mu'asyi yang telah lama melayani Ibrahim bin Adham:
"Apa yang paling mengherankan diantara yang pernah engkau ketahui".
Dia menjawab:
"Keyakinan yang pernah kudapat dijalanan Mekkah, dimana sudah beberapa hari kami tidak menemukan makanan. Kemudian kami masuk Masjid Kufah yang lama tidak terawat, Ibrahim memandangku dan berkata:
"Bagaimana pendapatmu mengenai kelaparan".
Ia menjawab:
"Bagaimana pendapat syekh sendiri".
Ibrahim menjawab:
"Berikan tinta dan kertas padaku".
Hudzaifah memberikan kertas, dan setelah membaca basmalah ia menulis:
"Engkau adalah Tuhan sebagai tempat tujuan atas segala sesuatu yang diisyaratkan oleh isi hati".
Kemudian ia menulis syair:
"Aku adalah orang yang memuji, bersyukur dan berdzikir. Aku orang yang lapar, tak terawat dan telanjang. Demikian ini adalah 6 kalimat, dan aku orang yang bertanggung jawab atas setengahnya; maka jadilah Engkau Tuhan yang menanggung setengahnya lagi, wahai Tuhan Yang Maha Mencipta. Pujianku kepada orang selain Engkau laksana api yang aku terjuni; maka selamatkanlah hamba-MU dari neraka".


Ia menyerahkan tulisan itu dan berkata:
"Keluarlah dan jangan kau gantungkan hatimu selain kepada Allah, dan berikan lembaran ini pada orang yang pertama kamu lihat".
Aku pun keluar dan lelaki pertama yang kutemui adalah orang yang naik bighol. Aku berikan dan dia mengambilnya, dia pun melihat surat itu lalu menangis:
"Apa yang dilakukan orang yang punya lembaran ini".
Aku menjawab:
"Sekarang dia ada di Masjid si Anu".
Orang itu menyodorkan kantong yang berisi 6 dinar. Aku pun berjalan dan bertemu dengan orang lain, lalu kutanyakan siapa orang yang naik bighol tadi. Dia menjawab:
"Dia orang Nasrani".
Kembali aku ke Ibrahim bin Ad-ham dan menceritakan semua yang kutemui. Dia berkata:
"Jangan engkau sentuh, sebentar lagi dia datang".
Beberapa saat pun orang Nasrani datang dan langsung mendekap Ibrahim bin Ad-ham, ia kecup dan langsung masuk Islam.


Malaikat Muqorrobin

Faedah:

Kata Ibnu Abbas:
"Allah menciptakan para malaikat pemikul 'Arsy".
Setelah itu berfirman:
"Pikullah Arsy-KU".
Namun mereka tidak kuat. Kemudian Allah menciptakan lagi tiap-tiap malaikat ada malaikat sebanyak malaikat di langit tujuh. Allah berfirman:
"Pikullah Arsy-KU".
Dan mereka tetap tidak kuat. Allah pun menciptakan tiap-tiap 1 malaikat ada malaikat sebanyak semua malaikat langit dan sebanyak semua makhluk bumi. Dia pun berfirman:
"Angkatlah Arsy-KU".
Dan mereka tetap tidak kuat. Allah pun berfirman:
"Bacalah Laahaula walaa quwwata illa billaah...".
Mereka pun membaca dan akhirnya kuat mengangkat, namun kaki-kaki mereka terperosot ke dalam bumi ke-7 sampai didasar angin, tidak berpijak apapun, sehingga mereka hanya bergantungan di Arsy sambil tidak pernah berhenti mengucapkan:
"Laa haula walaa quwwata illaa billaah,,,,".
Mereka khawatir salah satu diantara mereka ada yang bergeser dan tidak tahu kemana harus jatuh. Mereka pemikul-pemikul Arsy, dan Arsy pun memikul mereka yang terkumpul bersatu dalam kekuasaan Allah.


Diriwayatkan:
Barangsiapa pagi-pagi dan sore hari membaca:
"Hasbiyyallahu Laa ilaha illa huwa 'alaihi tawakkaltu wahuwa robbul 'Arsyil 'Adzim (Tiada Tuhan selain Allah, Dzat yang Mencukupi segala kebutuhan; aku bertawakkal pada-Nya, dan Dialah Tuhan yang menguasai Arsy Yang Agung".
Dibaca sebanyak 7X, Allah akan mencukupi segala kebutuhan anaknya; dibaca dengan benar atau bohong.

Juga dalam 1 riwayat:
"Allah selalu mencukupi kepentingan-kepentingannya dalam semua urusan akherat atau dunia".

Tiada ulasan: