Catatan Popular

Jumaat, 6 Mac 2020

Melihat Keimanan Abu Abdullah al Qurasyi al Taimi al Madani


Muhammad bin al-Munkadir bin Abdulah bin al-Hadir, yang juga dikenal dengan Abu Abdullah al-Qurasyi al-Taimi al-Madani.

Seorang dari kalangan Tabi'in (hidup setelah masa Sahabat) dan mendengar hadits dari beberapa Sahabat Nabi. Sekedar menegaskan bagaimana kedudukan Beliau, Ijma Ulama menetapkan Muhammad bin al-Munkadir mencapai tingkatan tsiqat (dapat dipercaya) dan memiliki kelebihan didalam ilmu dan amal ibadah.

Ada Riwayat menyebutkan bahwa Pada suatu malam, Muhammad bin al-Munkadir mengurung dirinya di dalam bilik bersendirian.
Tidak ada yang tahu apa gerangan yang dilakukannya saat itu. Keluarganya telah terbiasa melihat Muhammad seperti itu. Mereka mengira, paling Muhammad bin al-Munkadir menyendiri untuk beribadat, mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Setelah beberapa lama, terdengar suara tangisan dari dalam bilik itu. Tentu suara Muhammad bin al-Munkadir. Tetapi kenapa, dan apa yang menyebabkannya? Muhammad  al-Munkadir menangis begitu lama tanpa henti sehingga keluarganya merasa cemas. Akhirnya mereka memberanikan diri untuk mengetuk pintu. Ketika masuk, tidak ada siapa-siapa lagi di tempat itu selain Muhammad bin al-Munkadir.

Mereka bertanya kepadanya mengapa dia menangis. Tetapi, tidak ada jawaban. Malah tangisannya bertambah kuat sehingga mereka menyangka dia sedang mendapat suatu musibah. Akhirnya mereka memanggil seorang sahabat yang bernama Abu Hazim dan menceritakan keadaan Muhammad bin al-Munkadir kepadanya.

Setelah mendapat izin, maka Abu Hazim pun masuk dan bertanya, "Wahai Saudaraku, apa yang menyebabkan engkau menangis?"

Alih-alih menjawab, tangis Muhammad bin al-Munkadir semakin menjadi-jadi, walau suaranya sudah tidak terlalu keras.

Abu Hazim sampai harus berkali-kali menanyainya dan berusaha menyabarkan dirinya sendiri.

Akhirnya, mau juga Muhammad al-Munkadir menjawab. "Wahai Abu Hazim, aku menangis karena takut setelah membaca ayat Alquran yang berbunyi;

...Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan.  (Qs. 39. Az Zumar : 47)

Mendengar hal itu, Abu Hazim-pun ikut menangis bersamanya sehingga mereka yang menunggu di luar menegur Abu Hazim mengapa pula sekarang dia yang menangis, padahal dia dipanggil untuk menghibur dan menenteramkan hati Muhammad al-Munkadir. Abu Hazim memberitahu mereka tentang sesuatu yang menyebabkan mereka menangis.

Menurut anak-anaknya beberapa tahun setelah itu, setiap kali membaca ayat-ayat Alquran, Muhammad al-Munqadir semakin sering menangis hingga kedua matanya buta. Menjelang hari kematiannya, wajah Muhammad al-Munqadir tampak gelisah. Ketika ditanya, "Mengapa kamu kelihatan gelisah?"

Sekali lagi jawabannya tetap sama, "Aku takut pada ayat Alquran yang bunyinya, 'Dan telah jelas nyata kepada mereka azab yang mereka tidak pernah pikirkan'." Sambungnya lagi, "Aku takut siksaan Allah yang tidak pernah aku perkirakan sebelumnya."

Ketika ajalnya sudah hampir tiba, Muhammad al-Munkadir kelihatan tenang sehingga sahabatnya telah melihat wajah Muhammad ketika itu bersinar seperti bulan purnama. Muhammad al-Munkadir sempat berkata pada hadirin dengan suara yang tersekat-sekat, "Andai engkau dapat melihat tempatku seperti yang aku lihat sekarang, niscaya kamu akan senang dan tersenyum."  Kemudian dia pun menghembuskan nafasnya yang terakhir pada tahun 131 hijrah .
------------------------------------
..dan tidak ada salahnya kita coba bandingkan diri kita sendiri dengan Abu Abdullah al-Qurasyi al-Taimi al-Madani ini. Apakah kita seperti itu?..diliputi perasaan takut terhadap azab Allah.. atau sebaliknya"menurut perkiraan kita" , "cenderung Kita" merasa aman dari azab Allah???...

Kisah Muhammad bin al-Munkadir dan Abu Hazim diatas dapat menjadi tolak ukur bagi kita untuk ber-introspeksi diri dalam mengiringi masuknya bulan ramadhan ini...


Tiada ulasan: