Catatan Popular

Isnin, 18 Februari 2013

PAPARAN TASAWWUF DALAM AL QUR’AN : DOA NABI ADAM A.S DAN DOA IBLIS


Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah bahwa ketika Nabi Adam a.s. turun ke bumi, ia berdoa,”Ya Rabbi, inilah syaitan, dimana telah Engkau jadikan permusuhan antara aku dan dia. Kalau Engkau tidak memperhatikan dia, maka aku tidak akan kuat mengatasinya.” Berfirman Allah s.w.t., ”Tidak akan dilahirkan seorang anak bagimu melainkan telah diserahi seorang malaikat untuk menjaganya.”

Berdoa Nabi Adam a.s., “Ya Rabbi, berilah tambahan bagiku.” Berfirman Allah s.w.t., “Aku akan membalas satu kejahatan dengan satu kejahatan, dan satu kebaikan akan Kubalas dari sepuluh kali lipat sampai kepada apa yang Kukehendaki.”
Berdoa Nabi Adam a.s., “Ya Rabbi, berilah aku tambahan.” Berfirman Allah s.w.t., “Pintu taubat tetap terbuka selama roh masih ada di jasad.”

Lantas Iblis berkata, “Ya Tuhan, Adam inilah orang yang akan Kau muliakan atas aku. Jika Engkau tidak memperhatikan, aku tidak kuat mengatasinya.” Firman Allah s.w.t., “Tidak akan dilahirkan seorang anak bagi Adam melainkan akan dilahirkan juga seorang anak untukmu.”

Kata Iblis, “Ya Tuhan, berilah aku tambahan.” Firman Allah s.w.t., “Engkau bisa berjalan pada mereka seperti perjalanan darah dan engkau bisa membuat hati mereka (bani Adam) sebagai rumah.”
Kata Iblis, “Berilah aku tambahan.” Allah berfirman, Bawalah mereka dengan pasukan kudamu dan pasukan yang berjalan kakimu, sertailah mereka dalam urusan harta benda dan anak-anak, serta berilah mereka janji. Dan tidaklah yang dijanjikan syaitan melainkan tipuan belaka.” QS. Al-Isra’[17]: 64 11


Dialog Nabi Nuh a.s. dengan Iblis

Diriwayatkan bahwa ketika Nabi Nuh a.s. berlayar dengan bahteranya, beliau membawa ke dalamnya segala sesuatu secara berpasangan, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah s.w.t. kepadanya. Lalu beliau melihat di atas perahu itu terdapat seorang tua yang belum pernah beliau kenal, maka bertanyalah beliau kepada orang tua tersebut, “Mengapa engkau masuk ke sini?” 

Si orang tua itu menjawab, “Aku masuk ke sini untuk memperoleh hati sahabat-sahabatmu, sehingga hati mereka bersama aku sedangkan tubuh mereka bersama engkau.” Nabi Nuh a.s. berkata kepada orang tua (iblis) itu, “Keluarlah engkau dari bahtera ini, wahai musuh Allah! Sungguh engkau ini yang dilaknat.” Maka berkata orang tua ini kepada Nabi Nuh a.s., “Ada lima hal yang kupakai membinasakan manusia. Tiga dari lima perkara ini akan kuceritakan kepadamu dan yang dua perkara lagi tidak akan kuceritakan kepadamu.”

Maka Allah memberi wahyu kepada Nabi Nuh a.s. bahwa sebenarnya beliau tidak perlu kepada perkara yang tiga itu. Hendaklah beliau meminta iblis itu agar menceritakan perkara yang dua itu saja. Lalu Nabi Nuh a.s. bertanya kepada iblis tersebut, “Apakah perkara yang dua itu?” Iblis menjawab, “Dua hal itu ialah yang tidak pernah mengecewakanku, dan dengan dua hal inilah aku membinasakan manusia, yaitu tamak dan iri-dengki. Karena iri-dengki inilah aku dilaknat dan dijadikan ‘asy-syaitan al-rajim.’” 12

 Dialog Nabi Musa a.s. dengan Iblis

Diriwayatkan bahwa sewaktu Nabi Musa a.s. bertemu dengan iblis, ia berkata kepada Nabi Musa a.s., “Wahai Musa! Engkaulah orang yang dipilih Allah dengan risalah-Nya, dan engkau adalah orang yang menerima Kalamullah; sedangkan aku hanyalah salah seorang dari makhluk Allah. Aku berdosa dan hendak bertaubat. Mintakanlah aku syafa’at kepada Tuhan, agar Tuhan menerima taubatku.” Nabi Musa a.s. menjawab: “Ya.”
Maka setelah Nabi Musa a.s. naik ke gunung untuk menerima Kalamullah azza wa jalla dan hendak turun, berfirmanlah Allah s.w.t. kepada Nabi Musa a.s, “Hai Musa! Sampaikan amanat.” Maka berdoalah Nabi Musa a.s., “Hamba-Mu iblis ingin Engkau menerima taubatnya.” Kemudian Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi Musa a.s., “Telah Kuperkenankan hajatmu. Perintahkanlah ia agar bersujud ke kubur Adam sehingga diterima taubatnya.”

Nabi Musa a.s. lantas menemui Iblis dan berkata kepadanya, “Hajatmu telah diperkenankan, dan engkau diperintahkan bersujud ke kubur Nabi Adam a.s. agar engkau diampuni.” Sambil marah dan menyombong Iblis berkata, “Di kala masih hidup aku tidak sudi bersujud kepada Adam, masakan aku harus sujud kepadanya sesudah ia jadi mayat?” Kemudian berkatalah Iblis kepada Nabi Musa a.s., “Ada kewajiban bagiku untuk memberikan suatu hak kepadamu, sebagai imbangan bahwa engkau telah memintakan syafa’at untukku kepada Tuhanmu. Ingatlah kepadaku dalam tiga keadaan, yang mana aku tidak akan merusakkan engkau dalam keadaan yang tiga itu.

1. Ingatlah kepadaku waktu engkau marah, sebab waktu itu diriku berada di hatimu dan mataku berada di matamu dan aku akan berjalan di tubuhmu sebagaimana darah mengalir. Ingatlah kepadaku ketika marah, sebab apabila seseorang marah, kutiup hidungnya sehingga ia tidak tahu lagi apa-apa yang ia perbuat.
2. Ingatlah padaku ketika engkau di medan peperangan, sebab aku akan mendatangi orang-orang yang sedang bertempur, lantas aku ingatkan orang-orang itu kepada istri, anak dan keluarga sampai orang itu berpaling dari barisan.

3. Jauhilah duduk-duduk dengan perempuan yang bukan mahram, sebab akulah yang menjadi suruhan perempuan itu kepadamu dan suruhanmu kepada perempuan tadi. Aku senantiasa berbuat demikian sampai engkau dapat kufitnah dengan wanita itu, dan kufitnah wanita itu dengan engkau. 13

 Dialog Nabi Yahya a.s. dengan Iblis

Diriwayatkan bahwa iblis pernah mendatangi Nabi Yahya a.s. Beliau melihat barang-barang bergantungan pada diri si iblis. Bertanyalah beliau kepada iblis tersebut, “Benda-benda apakah yang bergantungan itu?” Iblis menjawab, “Ini adalah syahwat-syahwat yang kupergunakan untuk menguasai manusia.”
Bertanya Nabi Yahya a.s., “Apakah yang terdapat dalam syahwat itu?” Iblis menjawab, “Kadang-kadang dengan syahwat itu engkau kekenyangan lantas kuberatkan engkau dari mengerjakan shalat dan zikir.” Bertanya Nabi Yahya a.s., “Adakah yang lain lagi?” Iblis menjawab, “Tidak!” Berkata Nabi Yahya a.s., “Demi Allah! Selamanya aku tidak akan memenuhi perutku dengan makanan.” Lantas iblis berkata kepada Nabi Yahya a.s., “Demi Allah! Selamanya aku tidak akan memberi nasihat kepada orang yang berserah-diri.” 14

 Kisah Iblis Sewaktu Kelahiran Nabi Isa a.s.

Diriwayatkan bahwa ketika Nabi Isa bin Maryam a.s. dilahirkan, berdatanganlah syaithan-syaithan kepada Iblis. Mereka melaporkan bahwa berhala-berhala telah tersungkur semuanya.
Iblis menjawab, “Ini tentu ada perkara yang baru yang terjadi di negerimu.” Lalu iblis terbang ke sebelah barat dan timur dari bumi ini, tetapi tidak mendapatkan apa-apa. Akhirnya, iblis menemukan Isa a.s. telah lahir dengan dikelilingi oleh para Malaikat. Iblis lalu kembali kepada syaithan-syaithan komplotannya, dan berkata, “Kemarin telah dilahirkan seorang Nabi. Tidak ada seorang perempuan pun yang hamil atau melahirkan yang tidak kudatangi, kecuali orang ini. Sesudah malam ini, tinggalkanlah soal penyembahan berhala—tetapi datangilah keturunan Adam dari jurusan sifat tergesa-gesa dan keinginannya.” 15

 Teladan Nabi Muhammad s.a.w.

Berkata al-Hasan, ”Diberitakan kepadaku bahwa Jibril a.s. datang kepada Nabi s.a.w., lalu berkata, ‘Sesungguhnya jin ifrit akan menggoda engkau, apabila engkau hendak tidur bacalah ayat kursi.’“ 16
Bersabda Nabi s.a.w., “Sungguh telah datang setan kepadaku, lantas ia membantah dan memusuhi aku. Lalu kupegang tenggorokannya. Maka demi Yang Mengutusku dengan haqq, tidak akan kulepaskan ia sehingga aku mendapat dingin air mulutnya pada tanganku. Dan kalau tidak karena seruan saudaraku Sulaiman a.s., maka ia tentu akan jadi terlempar dalam masjid.” 17

 CATATAN
1. Q.S. Al-Baqarah [2 ] : 30-37
2. Q.S. Shaad [38] : 75-83
3. Q.S. Ash-Shaaffaat [37] : 164-166
4. Q.S. Shaad [38]: 69
5. Q.S. Az-Zumar[39] : 67
6. Kasyaf al-Asrar VIII 435
7. Q.S. Al-‘Araaf [7] : 10
8. Q.S. Al-Hijr [15] : 29
9. Q.S. Shaad [38] : 72
10. Al-Ghazali, Keajaiban Hati, hh. 21-22.
11. Al-Ghazali, Keajaiban Hati, h. 121.
12. Al-Ghazali, Keajaiban Hati, h. 99.
13. Al-Ghazali, Keajaiban Hati, h. 97.
14. Al-Ghazali, Keajaiban Hati, h. 100.
15. Al-Ghazali, Keajaiban Hati, h. 103.
16. Al-Ghazali, Keajaiban Hati, h. 103.
17. Hadits Nabi s.a.w.

Tiada ulasan: