Catatan Popular

Sabtu, 9 Februari 2013

YANG DILIHAT HATI



Betapa Maha Adil-Nya sang Kuasa karena hanya melihat seseorang dari hatinya.

Hati…

Segalanya bermula dari sana. Jika ini tak bermakna, maka semuanya bernilai nol.

Misalkan tentang amal

    Innamal a’maalu bin niyyat, wainnamaa likullin riin maa nawaa. Sesungguhnya amal bergantung pada niat, dan sesungguhnya seseorang mendapatkan sesuatu sesuai dengan yang ia niatkan.

Sebesar apapun amalan kita, tapi jika niatnya hanya ingin dilihat oleh orang lain, dipuji, (riya atau pamer diri) maka semua itu tak ada nilainya di mata Allah.

Namun betapa banyak pula amalan kecil yang menjadi besar karena disertai niat yang lurus dan bersih, ikhlas karena mencari ridlo Allah semata.

Allah lebih menyukai orang yang sholat sunnah di rumah, daripada di masjid karena khawatir timbul rasa riya jika melakukan sholat sunnah di masjid. Allah memberikan naungan kepada orang yang meneteskan air mata di tempat yang sepi karena takut kepada Allah. Hanya merasa ada dia dengan Allah dan terhindar dari pandangan manusia lain.

Ada sebuah hadist: (ini tidak sesuai redaksi yang sebenarnya) hanya menceritakan kembali bahwa ada manusia yang sudah bersusah payah menghafalkan dan mengajarkan Al-Quran, tapi amalannya tidak diterima karena ia berniat hanya ingin disebut sebagai ahli Quran di mata manusia. Ada pula yang sudah mengorbankan nyawanya berjihad di jalan Allah, bertempur habis-habisan, tapi nasibnya sama dengan orang pertama, dijungkirkan ke dalam neraka karena ia ingin disebut sebagap pahlawan. Amalan2 tersebut jelas jika dilihat oleh manusia, merupakan amalan yang besar dan sulit dilakukan. Tapi sekali lagi Allah tidak hanya melihat penampakkan dari luar, Dia Melihat maksud terdalam dari hamba-Nya yang melakukan amal.

    “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuhmu, tapi Dia Melihat hatimu”

Mungkin banyak di antara kita yang merasa telah banyak melakukan amalan besar, merasa sholeh, alim, tapi mari introspeksi diri kita kembali, apakah hati ini sudah benar-benar lurus, melakukan semuanya hanya untuk Allah, tidak ingin dilihat oleh siapapun, tidak ingin dipuji oleh siapapun.

    Sesungguhnya tanda-tanda kemunafikan jika seseorang menyukai pujian apa yang tidak ada pada dirinya.

Membersihkan hati lebih sulit dari membersihkan hal-hal yang lain, karena mungkin kita terbebas dari satu macam penyakit hati, namun masih ada lagi penyakit hati yang lain yang mungkin kita sendiri tidak menyadari bahwa itu adalah penyakit hati.

Tiada ulasan: