Catatan Popular

Isnin, 28 September 2020

BAHAGIAN 3 POKOK AJARAN TAREKAT MAULAWIYYAH

Ajaran-ajaran Rumi ini, pada dasarnya dapat dirangkum dalam trilogi metafisik, yaitu Tuhan, Alam dan Manusia.

1.      Ajaran Maulana Rumi tentang Tuhan

Pada gilirannya telah dikembangkan dari pernyataan Al-Qur’an sendiri yang menyatakan bahwa Tuhan adalah “Yang Awal, Yang Akhir, Yang Lahir, Yang Batin”. Tuhan “Yang Awal” bagi Rumi, berarti bahwa ia adalah sumber yang dari-Nya segala sesuatu berasal. Semua manusia yang tinggal di bumi ini berasal dari Tuhan, walaupun kini ia telah melakukan perjalanan atau pengembaraannya yang jauh. Begitu jauhnya mereka mengembara, sehingga banyak diantara manusia yang melupakan Tuhannya.

Beralih kepada Tuhan sebagai “Yang Akhir”. Ini diartikan sebagai tempat kembali segala yang ada di dunia ini. Rumi juga termasuk sufi yang memandang Tuhan sebagai keindahan. Sebuah hadits mengatakan bahwa “Tuhan itu Maha Indah, dan mencintai keindahan.” Tentu saja sebagai yang Maha Indah, Tuhan adalah tujuan dari semua jiwa yang mencinta.

Tuhan sebagai “Yang Lahir”, bagi Rumi dunia yang lahir adalah fenomena yang menyimpan di dalamnya realitas yang sejati. Dengan demikian dunia lahir adalah petunjuk bagi adanya yang batin. Bagi Rumi tak mungkin ada yang lahir tanpa ada yang batin. Jadi sekalipun yang lahir, sepintas lalu berbeda dengan yang batin, tetapi yang lahir merupakan jalan menuju realitas yang tersembunyi di dalamnya.

Dengan demikian, Tuhan sebagai “Yang Batin” adalah realitas yang lebih mendasar, sekalipun untuk dapat memahaminya kita memerlukan mata lain yang lebih peka. Jadi, tidak semua orang dapat melihat kecantikan Tuhan yang tersembunyi di balik fenomena alam. Kebanyakan kita adalah pemerhati fenomena dan arena itu tidak bisa melihat keindahan batin yang tersembunyi dibalik fenomena lahiriyah alam.

 

2.      Konsep Maulana Rumi tentang alam semesta

Bahwa motif penciptaan alam oleh tuhan adalah cinta. Cintalah yang telah mendoromg Tuhan mencipta alam, sehingga cinta Tuhan merembas, sebagai nafas Rahmani, kepada seluruh pertikel alam, dan menghidupkannya, sehingga berbalik mencintai sang pencipta. Bagi Rumi alam bukanlah benda mati, tetapi hidup, dan berkembang bahkan memiliki kecerdasan, sehingga mampu mencintai dan dicintai, berkat sentuhan cinta Tuhan, maka ia menjadi makhluk yang hidup, bergerak penuh energi kearah Tuhan sebagai yang Maha Baik dan Sempurna. Dan cintailah alam, niscaya alam pun akan memebrikan yang terbaik. Bagi Maulana, alam bukanlah makhluk mati akan tetapi hidup, berkembang bahkan memiliki kecerdasan sehingga mampu mencintai dan dicintai. Dalam salah satu syairnya, Rumi pernah menggambarkan hubungan langit dan bumi seperti pasangan suami-istri.

 

3.      Konsep Maulana Rumi tentang manusia

Manusia memilik posisi yang sangat istimewa baik kaitannya dengan alam maupun dengan Tuhan. Kaitannya dengan alam, Rumi memandang manusia adalah tujuan penciptaan alam, yakni sebagai tempat beribadah bagi manusia. Sedangkan kaitannya dengan Tuhan, manusia menempati posisi yang tinggi sebagai khalifah-Nya di muka bumi.

Ajaran Jalaluddin Rumi lainnya yang sangat menarik tentang manusia adalah kebebasan memilih bagi manusia. Kebebasan memilih ini sangat penting bagi perkembangan dan aktualisasi diri manusia. Manusia terlahir dalam kedaan yang sempurna, melainkan lahir dengan sejuat potensi. Manusia perlu memiliki kebebasan memilih untuk mengaktualkan segala potensi yang dimilikinya itu. Denga kebebasan inilah manusia dapat mencapai titik kesempurnaannya, sebagai Insan Kamil. Tetapi akan kebebasan yang sama pula, manusia memiliki resiko yang besar untuk menjadi makhluk yang terendah, kalau ia menghianati amanatnya, misalnya dengan menyalahgunakan kebebasannya untuk menuruti hawa nafsunya.

Selain itu manusia juga memiliki kemampuan untuk memahami sesuatu atau dengan kata lain mampu memiliki ilmu pengetahuan. Pengetahuan manusia bertingkat-tingkat sesuai dengan alat yang digunakan untuk tujuan itu. Ada pengetahuan indrawi, pengetahuan yang didasarkan penalaran akal, dan pengetahuan melalui persepsi spiritual (intuisi).

Tiada ulasan: