Catatan Popular

Sabtu, 26 September 2020

KETIKA TAKUT KEPADA ALLAH

Ibrahim bin Ahmad bin Ismail, nama kunyahnya Abu Ishaq, atau lebih dikenal dengan Ibrahim al Khawwas, adalah seorang tokoh sufi yang sezaman dengan Junaid al Baghdadi dan Abul Husain an Nuri. Beliau sangat kuat dalam tawakal dan sangat gencar dalam riyadhah, beliau wafat karena sakit perut ketika riyadhahnya, pada tahun 291 H (atau 904 M) di Ar Ray. Salah satu nasehat beliau adalah tentang obat hati yang lima, yang sekarang ini banyak dijadikan bahan lagu pujian, tembang dan lagu-lagu rohaniah (Islam tentunya).

Suatu ketika Ibrahim al Khawwash sedang dalam suatu perjalanan atau perantauan bersama beberapa orang lainnya. Menjelang malam di dekat suatu hutan, mereka beristirahat dan bersiap tidur, tetapi tiba-tiba datang seekor harimau yang duduk bersimpuh di dekat mereka. Tentu saja mereka lari menyelamatkan diri dengan naik ke sebuah pohon yang tidak jauh letaknya. Mereka duduk, mungkin juga sampai tertidur di cabang pohon itu hingga pagi tiba, tetapi anehnya, Ibrahim bin Khawwash dengan tenangnya tidur tanpa perasaan takut dan khawatir akan ancaman harimau itu.

Ketika fajar menjelang, sang harimau meninggalkan tempat itu begitu saja, tanpa ada insiden penyerangan. Setelah melaksanakan shalat subuh, mereka melanjutkan perjalanan. Pada malam harinya, mereka tiba di suatu masjid dan bermalam di sana. Tengah malam, ketika semua orang sedang asyiknya tertidur, tiba-tiba terdengar teriakan Ibrahim bin Khawwash, semacam teriakan ketakutan yang membangunkan semua orang di masjid itu. Salah seorang bertanya, “Wahai Abu Ishaq, apa yang terjadi dengan dirimu?”

Ibrahim berkata, “Seekor kepinding jatuh tepat di wajahku, yang membuatku terkejut dan ketakutan!!”

Mereka berkata, “Sungguh ajaib, kemarin engkau tidur bersebelahan dengan harimau tetapi engkau tenang-tenang saja, tertidur tanpa terganggu. Tetapi hanya karena seekor kepinding, kali ini engkau berteriak membangunkan orang semasjid!!”

Ibrahim berkata, “Kemarin itu aku sedang diliputi perasaan takut kepada Allah dan bergantung kepadanya, sehingga aku ‘terambil’ dari diriku sendiri. Kali ini aku dikembalikan kepada diriku sehingga aku merasa takut walau hanya terhadap kepinding!!”        

Tiada ulasan: