Catatan Popular

Sabtu, 26 September 2020

KASIH SAYANG ALLAH PADA YAUMUL HISAB

Ketika Allah telah menegakkan Mizanul Amal (Timbangan Amal) pada hari perhitungan (Yaumul Hisab) kelak, ada seorang hamba yang amal kebaikannya tidak bisa melampaui amal kejelekan yang dikerjakannya, timbangan itu sejajar, karena itu ia tidak bisa masuk ke surga ataupun dimasukkan ke neraka. Maka Allah berfirman kepadanya, “Pergilah kamu kepada semua umat manusia, mungkin engkau akan menemukan seseorang yang mau memberikan satu kebaikan kepadamu, yang dengan satu kebaikan itu Aku akan memasukkan engkau ke surga!!”

            Orang itupun berjalan berkeliling ke seluruh penjuru makhsyar, menemui setiap orang untuk meminta satu kebaikan saja, tetapi ia tidak berhasil. Ketika ia menyampaikan maksudnya, ia selalu memperoleh jawaban yang hampir sama, “Saya takut kalau timbangan amal kebaikan saya kurang berat, saya masih sangat membutuhkan nilai kebaikan itu daripada anda!!”

            Memang, dalam suatu riwayat disebutkan bahwa pada yaumul hisab itu hampir setiap orang akan merasa menyesal. Bukan hanya orang-orang kafir atau orang muslim yang sedikit sekali berbuat kebaikan, tetapi orang-orang yang biasa berbuat kebaikan juga akan menyesal. Mereka ini menyesal mengapa ketika hidup di dunia tidak lebih banyak menyempatkan waktu untuk berbuat kebaikan. Karena di saat itu (yakni saat yaumul hisab), ia baru menyadari bahwa amal kebaikan sedikit saja yang dilakukan karena Allah, walau sekedar dua rakaat shalat sunnah, menghilangkan halangan (duri, kaca dll.) dari jalan karena bisa membahayakan orang lain, atau bahkan sekedar tersenyum pada tetangga atau orang-orang yang ditemuinya, ternyata pahalanya sangatlah besarnya. Itulah sebabnya pada saat itu hampir setiap orang akan mempertahankan amal kebaikan yang telah dilakukannya. Mereka berharap dengan kebaikannya itu mereka akan selamat dari huru hara dan fitnah pada yaumul hisab tersebut.

            Ketika orang itu telah melintasi lautan manusia dan hampir putus asa untuk memperoleh sekedar satu kebaikan yang kecil saja, ada seorang lelaki yang datang menghampiri dan berkata, “Apakah yang sedang engkau cari?”

            Orang itu menceritakan keadaanya di hadapan Allah, dan akhirnya berkata, “Saya telah menemui ribuan orang dari berbagai kaum, yang mereka itu memiliki beribu-ribu kebaikan, tetapi mereka semua bakhil terhadap saya, mereka tidak mau memberikan walau hanya satu kebaikan kecil saja!!”

            Lelaki itu tampak ikut bersedih mendengar cerita tersebut, tetapi kemudian ia berkata, “Saya telah bertemu dengan Allah, dan saya tidak menemukan amal kebaikan dalam lembaran amal saya kecuali hanya satu saja. Saya kira satu kebaikan itu tidak akan cukup untuk menjadi sebab masuk surga, karena itu ambillah kebaikan itu sebagai pemberianku kepadamu!!”

            Lelaki itu sangatlah gembira, setelah mengucap terima kasih ia segera kembali menghadap kepada Allah, yang menyambutnya dengan firman-Nya, “Bagaimana? Apa yang terjadi?”

            Lelaki itu berkata, “Saya telah gagal memperoleh satu kebaikan dari banyak orang yang memiliki ribuan bahkan jutaan kebaikan, tetapi ada seseorang yang hanya mempunyai satu kebaikan dan ia memberikannya kepada saya. Ia beranggapan bahwa satu kebaikannya itu tidak akan cukup untuk menyelamatkannya!!”

            Mendengar ceritanya itu, dan sungguh Allah lebih Maha Mengatahui tentang hal itu, maka Allah berfirman, “Kemuliaan-Ku lebih luas dari kemuliaan engkau dan dirinya. Karena itu pegang tangan saudaramu itu, dan ajaklah ia berangkat ke surga bersamamu!!”

 

Kasih Sayang Allah pada Yaumul Hisab (2)

Pada yaumul hisab kelak, setelah menghadapi pengadilan dan mizan (penimbangan amal) di hadapan Allah, seorang lelaki diperintahkan untuk berjalan ke arah neraka. Walau ia seorang muslim, tetapi timbangan kebaikannya tidak bisa mengalahkan (lebih berat daripada) amal-amal keburukannya, dan Allah SWT tidak atau belum berkenan untuk memberikan ampunan kepadanya.

Lelaki itupun berjalan ke arah neraka, tetapi pada jarak sepertiganya ia berhenti sebentar dan menoleh ke belakang, setelah itu berjalan lagi. Pada jarak setengahnya, ia berhenti lagi dan menoleh ke belakang, tetapi tidak lama berselang ia berjalan lagi. Pada jarak dua pertiganya, atau sepertiga lagi akan sampai di pintu neraka, dan ia mulai merasakan panasnya yang membara, lagi-lagi lelaki itu berhenti dan menoleh ke belakang, tetapi tidak lama ia telah berjalan lagi menuju ke neraka.

Melihat perilaku aneh lelaki itu, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, Allah memerintahkan seorang malaikat untuk membawa lelaki itu kembali ke hadapan-Nya. Setelah dibawa kembali, Allah berfirman kepadanya, “Wahai Fulan, mengapa engkau sampai menoleh tiga?”

Lelaki itu berkata, “Ya Allah, setelah hamba sampai di sepertiga jarak ke neraka, hamba teringat akan firman-Mu : Warabbukal ghafuuru dzur-rahmah (QS al Kahfi 58, artinya : Dan Tuhanmu Maha Pengampun lagi penuh rahmah/kasih sayang). Maka hamba berhenti dan menoleh, sangat berharap akan datangnya ampunan dan rahmat-Mu. Tetapi karena tidak muncul juga, hamba meneruskan perjalanan…”

Lelaki itu meneruskan, “Pada jarak setengah perjalanan, hamba teringat akan firman-Mu : Wa man yaghfirudz dzunuuba illallaah (QS Ali Imran 135, artinya : Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah?), maka besarlah harapan hamba akan ampunan-Mu, karena sesungguhnya hamba telah berputus asa dari siapapun kecuali hanya Engkau. Tetapi karena tidak juga terlihat wujudnya harapan itu, hamba berjalan lagi…”

Ia meneruskan, “Ketika sampai pada jarak dua pertiga, hamba teringat akan Firman-Mu : Qul yaa ‘ibaadiyal-ladziina asrafuu ‘alaa anfusihim laa taqnathuu min rahmatillah (QS Az Zumar 53, yang artinya : Katakanlah, hai hamba-hamba-Ku yang melewati batas (dholim) kepada dirinya sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah). Maka bertambahlah harapan hamba atas maghfirah dan rahmat-Mu, ya Allah, tetapi karena tidak juga ada panggilan-Mu, hamba berjalan lagi, hingga salah seorang malaikat-Mu membawa hamba kembali ke sini!!”

            Setelah penjelasannya itu, Allah berfirman, “Pergilah engkau (ke surga), sesungguhnya Aku telah mengampuni engkau!!”

Tiada ulasan: