Catatan Popular

Isnin, 25 November 2013

KITAB AL-KALIMAT KE-6 Allah membeli dari orang-orang beriman, jiwa dan harta mereka untuk ditukar dengan surga

KARYA BADIUZZAMAN SAID NURSI DALAM KITABNYA “RISALAH NUR”

Jika engkau ingin mengetahui bahwa menjual jiwa dan harta kepada

Allah SWT serta menjadi hamba kepada-Nya dan menjadi prajurit-Nya

merupakan bisnis yang paling menguntungkan dan pangkat yang paling

terhormat, maka perhatikan cerita imajiner yang singkat berikut ini:

Pada suatu hari seorang raja memberikan sebuah ladang yang luas

sebagai titipan dan amanah kepada dua orang rakyatnya. Ladang itu

berisi semua mesin, perangkat, senjata, hewan, dan semua keperluannya.

Ketika itu meletus perang yang sangat hebat sehingga segalanya

menjadi berubah. Maka, sebagai bentuk kasih sayang dan karunianya,

raja mengirim salah seorang ajudannya dengan membawa perintah

darinya untuk disampaikan kepada dua orang tadi:

“Juallah kepadaku amanah yang kuberikan agar kupelihara untuk

kalian sehingga dalam kondisi sulit semacam ini ia tidak hilang percuma.

Aku akan mengembalikannya lagi pada kalian dalam bentuk yang

lebih baik saat perang usai. Aku juga akan membayarkannya dengan

harga yang tinggi seakan-akan amanah itu adalah milik kalian. Semua

mesin dan perangkat yang berada di pabrik dan dengan namaku. Maka,

harga dan nilainya meningkat dari satu menjadi seribu. Di samping itu,

semua laba yang ada juga akan dikembalikan kepada kalian. Aku akan

mengambil alih semua beban dan biaya yang ada untuk kalian di mana

kalian lemah dan miskin tak mampu menanggung biaya untuk menjalankan

mesin tersebut. Aku akan mengembalikan kepadamu semua

manfaat dan hasilnya. Juga, aku akan membiarkannya bersama kalian

agar bisa digunakan dan dinikmati hingga saat untuk mengambilnya

kembali datang. Dengan demikian, engkau akan mendapatkan lima

keuntungan sekaligus.

Jika engkau tidak menjualnya kepadaku, maka semua yang ada pada

kalian akan lenyap. Sebab, seperti yang kau ketahui tidak ada yang bisa

menjaga miliknya. Engkau juga tidak akan mendapatkan harga yang mahal.

Perangkat yang halus dan mahal serta neraca sensitif dan sumbersumber

yang berharga itu pun akan terabaikan. Nilainya akan turun. Hal

itu lantaran tidak digunakan pada berbagai aktivitas yang mulia. Selain

itu, engkau sendiri yang menanggung pengaturan dan bebannya sekaligus

engkau akan melihat balasan dari sikap kalian yang mengkhianati

amanat. Itulah lima kerugian sekaligus yang akan diterima.

“Menjual kepadaku berarti menjadi prajuritku dan bertindak atas

namaku. Engkau akan menjadi ajudan prajurit yang khusus dan merdeka

bagi raja yang mulia daripada menjadi tawanan atau prajurit liar.”

Kedua orang tadi mendengarkan ucapan indah dan perintah raja

yang mulia tersebut. Maka, orang yang berakal dari mereka berkata,

“Aku mendengar dan taat kepada perintah raja. Aku sangat bangga dan

bersyukur dengan jual beli ini.”

Sebaliknya, orang kedua yang congkak, nafsunya bersifat firaun

dan lalai mengira bahwa ladangnya tidak akan pernah musnah dan

tidak akan pernah berubah. Ia berkata, “Tidak. Siapa raja itu? Aku tidak

akan menjual milikku dan merusak kesenanganku.”

Waktu terus berjalan. Orang pertama di atas berada dalam kondisi

yang membuat seluruh manusia iri padanya. Pasalnya, ia hidup bahagia

di istana raja sambil menikmati sejumlah karunianya. Adapun yang

kedua mendapatkan ujian yang paling buruk sehingga seluruh manusia

meratapinya meskipun mereka juga berkata bahwa ia memang berhak

mendapatkan ujian tersebut. Sebab, sebagai akibat dari kesalahannya

sendiri ia kehilangan kebahagiaan dan harta sekaligus mendapatkan

hukuman dan menderita azab.

Karena itu, wahai jiwa yang penuh keinginan, lihatlah sisi hakikat

lewat teropong cerita di atas. Yang dimaksud dengan raja adalah Tuhan

dan Penciptamu Yang merupakan Penguasa azali dan abadi. Ladang,

mesin, perangkat, dan neracanya berupa tubuh, roh, dan kalbu yang

kau miliki di dunia berikut pendengaran, akal, dan imajinasi yang ada di

dalamnya. Yaitu semua indra lahir dan batin. Adapun utusan mulianya

berupa junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Adapun perintah raja

yang bijak berupa al-Qur’an yang mengumumkan jual beli dan bisnis

yang menguntungkan dalam ayatnya, “Allah membeli dari kaum beriman,

jiwa dan harta mereka untuk ditukar dengan surga.” Lalu medan

yang berkecamuk dengan perang adalah kondisi dunia ini di mana ia

tidak pernah tetap dan stabil. Seluruhnya adalah berbagai perubahan

yang melahirkan sebuah pertanyaan berikut dalam pikiran manusia:

“Seluruh yang kita miliki akan lepas dari tangan kita, akan lenyap

dan hilang. Adakah suatu cara untuk membuatnya kekal dan abadi?”

Di saat manusia tenggelam dalam memikirkan hal tersebut, tibatiba

ia mendengar gema suara al-Qur’an yang terdengar di seluruh cakrawala

di mana ia berkata lewat ayat di atas, “Ya, terdapat cara untuk

hal ini. Bahkan, ia merupakan cara yang sangat baik yang mendatangkan

keuntungan besar dalam lima tingkatan.”

Pertanyaannya, “Apakah cara tersebut?”

Jawabannya adalah menjual amanah kepada Pemiliknya yang hakiki.

Pada transaksi tersebut terdapat lima keuntungan sekaligus.

Keuntungan pertama adalah harta yang fana menjadi kekal. Pasalnya,

umur fana yang diberikan kepada Dzat Yang Mahahidup dan

Abadi dan dikerahkan di jalan-Nya akan berubah menjadi umur yang

abadi dan menghasilkan buah yang abadi. Ketika itulah detik demi detik

umur manusia secara lahir lenyap seperti benih, tetapi menghasilkan

bunga kebahagiaan di alam keabadian dan menjadi pemandangan yang

bercahaya dan menyenangkan di alam barzakh.

Keuntungan kedua, harganya berupa surga.

Keuntungan ketiga, nilai setiap organ dan indra menjadi naik dari

satu menjadi seribu.

Misalnya, akal merupakan organ dan perangkat yang jika tidak kau

jual kepada Allah dan tidak digunakan di jalan-Nya, tetapi digunakan

untuk memperturutkan hawa nafsu, ia akan berubah menjadi organ

yang celaka, menggangu dan melemahkan. Pasalnya, ia akan membebanimu

dengan derita masa lalu yang pedih dan kondisi masa depan

yang menakutkan. Pada saat itu, ia pun turun menjadi perangkat yang

berbahaya dan celaka. Karena alasan inilah orang fasik tenggelam

dalam hura-hura dan pemabukan guna menyelamatkan diri dari gangguan

dan kerisauan akalnya. Namun, jika akal tersebut dijual kepada

Pemilik hakikinya dan digunakan di jalan-Nya, ia akan menjadi kunci

yang menakjubkan di mana ia bisa membuka perbendaharaan rahmat

Allah dan kekayaan hikmah Ilahi yang tak terhingga. Dengan demikian,

akal tersebut naik menuju tingkatan pembimbing rabani yang mempersiapkan

pemiliknya menuju kebahagiaan abadi.

Contoh lain: mata merupakan indra. Roh dapat melihat alam ini

lewat jendela itu. Jika ia tidak digunakan di jalan Allah dan hanya digunakan

untuk memperturutkan hawa nafsu, maka ia menjadi pelayan

bagi hawa nafsu dan syahwat melalui berbagai pemandangan dan keindahan

yang bersifat sementara yang dilihatnya. Akan tetapi, jika engkau

menjualnya kepada Pemiliknya Yang Maha Melihat dan kau pergunakan

pada sesuatu yang Dia ridhai, ketika itu mata menjadi pemerhati

dan pembaca kitab alam yang besar, saksi untuk berbagai mukjizat Ilahi

yang terdapat di alam dan naik derajat lebih yang penuh berkah di antara

bunga-bunga rahmat Ilahi yang terdapat di kebun bumi.

Contoh lain: jika engkau tidak menjual indra pengecap yang terdapat

di lisan kepada Penciptanya yang Mahabijak, lalu kau mempergunakannya

untuk perut dan nafsu semata, maka ia derajatnya akan turun

menjadi penjaga pintu perut. Namun, jika kau menjualnya kepada Sang

Pemberi Rezeki Yang Maha Pemurah ia akan naik ke tingkat pengawas

perbendaharaan rahmat Ilahi yang mahir serta penilik dapur kodrat

Ilahi yang bersyukur.

Karena itu, wahai akal, perhatikanlah! Sungguh jauh perbedaan

antara perangkat yang sial dan kunci pembuka kekayaan alam.

Wahai mata, lihatlah dengan baik! Sungguh jauh perbedaan antara

perantara yang hina dan pengawas pustaka Ilahi.

Wahai lisan, rasakanlah dengan penuh kenikmatan! Sungguh jauh

perbedaan antara penjaga pintu pabrik dan kandang dan pemerhati kekayaan

rahmat Ilahi. Wahai saudaraku, engkau bisa mengukur organ

dan indra lainnya dengan cara tersebut. Dari sana engkau akan memahami

mengapa mukmin mendapatkan hak istimewa yang sesuai dengan

surga, sementara orang kafir meraih substansi yang cocok dengan

neraka. Masing-masing mendapatkan balasan yang adil tersebut karena

orang mukmin dengan keimanannya menggunakan amanah Penciptanya

atas nama-Nya dan dalam ruang lingkup ridha-Nya. Sebaliknya,

orang kafir mengkhianati amanah dan mempergunakannya untuk memperturutkan

nafsunya yang memerintahkan kepada keburukan.

Keuntungan keempat: manusia sangat lemah, sementara ujiannya

sangat banyak. Ia miskin, namun di sisi lain kebutuhannya terus bertambah.

Ia tidak berdaya, namun beban hidupnya demikian berat. Nah, jika

manusia tidak bertawakkal kepada Dzat Mahaagung Yang Mahakuasa

dan tidak bersandar kepada-Nya, serta jika ia tidak percaya dan tidak

menyerahkan urusan kepada-Nya, nuraninya akan terus tersiksa dan

menderita. Kesulitan dan kesedihan yang tanpa berbuah mencekiknya.

Entah hal itu membuatnya menjadi pemabuk atau binatang buas.

Keuntungan kelima, seperti telah menjadi kesepakatan kalangan

yang telah mencapai tingkat kasyaf, ahli, dan menyaksikan bahwa berbagai

ibadah, zikir, dan tasbih yang dikerjakan organ tubuh akan menghasilkan

buah surga yang baik dan nikmat serta ia akan diberikan di

saat engkau sangat membutuhkannya.

Demikianlah, pada bisnis tersebut terdapat laba besar yang mengandung

lima macam keuntungan. Jika hal itu tidak kau lakukan maka engkau

tidak akan mendapatkan seluruh keuntungan yang ada. Di samping

itu, engkau akan mengalami lima macam kerugian lainnya. Yaitu:

Kerugian pertama, harta dan anak-anak yang kau cintai, hawa nafsu

yang kau turuti, serta kehidupan dan masa muda yang kau senangi

semuanya akan sirna dan lenyap seraya meninggalkan dosa dan derita

yang memberatkan punggungmu.

Kerugian kedua, engkau akan mendapatkan hukuman sebagai orang

yang mengkhianati amanah. Pasalnya, dengan menggunakan perangkat

dan organ yang paling berharga pada perbuatan yang paling hina berarti

engkau telah menzalimi diri sendiri.

Kerugian ketiga, engkau telah menghina dan menzalimi hikmah

Ilahi dengan menjatuhkan semua perangkat manusia yang mulia kepada

kedudukan binatang, bahkan lebih rendah lagi.

Kerugian keempat, engkau akan merintih dan sedih akibat perpisahan

dan beratnya beban kehidupan yang telah membebani lenganmu

yang lemah, di samping kondisimu yang papa dan tak berdaya.

Kerugian kelima, hadiah Tuhan yang indah—seperti akal, kalbu,

mata, dan seterusnya—yang diberikan kepadamu untuk menyiapkan

kebutuhan dasar kehidupan abadi dan kebahagiaan akhirat berubah

menjadi bentuk menyakitkan di mana ia membuka pintu neraka untukmu.

Sekarang kita akan melihat kepada jual beli itu sendiri, apakah ia

berat dan benar-benar memenatkan sehingga banyak yang lari darinya?

Ternyata tidak. Tidak ada penat dan berat padanya. Sebab wilayah

halal demikian luas dan lapang sehingga cukup untuk memberikan kebahagiaan,

dan kesenangan. Karena itu, tidak ada alasan untuk masuk

ke dalam wilayah haram. Lalu apa yang Allah wajibkan kepada kita juga

ringan. Menjadi hamba dan prajurit kepada Allah merupakan betapa

sebuah penghormatan besar yang menyenangkan, tak bisa dilukiskan.

Nah, tugasmu adalah seperti seorang prajurit mulai dengan nama

Allah, bekerja dengan nama Allah, mengambil dan memberi atas nama-

Nya, serta bergerak dan diam dalam wilayah ridha dan perintah-Nya.

Kalau engkau berbuat salah, beristigfarlah. Bersimpuhlah kepada-Nya

dan ucapkan, “Ya Allah ampunilah dosa-dosa kami. Terimalah kami

sebagai hamba-Mu. Jadikan kami sebagai orang-orang yang amanah

dalam menjaga semua yang Kau amanahkan pada kami hingga hari

pengambilan kembali amanah tersebut datang. Amin.”

Tiada ulasan: