Catatan Popular

Ahad, 15 Januari 2017

WASIAT ABBAD BIN ABBAD AL-KHAWWASH KEPADA AHLU AS-SUNNAH WAL-JAMA'AH

Abbad bin Abbad Al-Khawwash Asy-Syami Abu Utbah berkata,
"Amma ba'du.

Berfikirlah, karena akal adalah nikmat yang bisa berubah menjadi penyesalan. Karena tidak tertutup kemungkinan orang yang mempunyai akal itu menyibukkan hatinya dengan memperdalam sesuatu yang madharatnya lebih banyak daripada manfaatnya, hingga la menjadi pelupa.

Al-Qur"an adalah anutan Rasulullah SAW,, dan beliau adalah anutan sahabat sahabatnya, serta para sahabatnya adalah anutan bagi generasi-generasi sesudah mereka.

Mereka orang-orang yang terkenal dan berasal dari negeri yang berbeda. Mereka sepakat menolak orang-orang yang menuruti hawa nafsu, kendati di sisi lain terjadi perbedaan pendapat dikalangan mereka, dan kendati orang-orang yang menuruti hawa nafsunya berlarut-larut mengandalkan pendapatnya dalam hal yang beragam dan menyimpang dari Jalan yang lurus.

Karena ulah mereka, orang-orang yang paling bingung di antara mereka tersesat di tempat rawan bahaya, kemudia mereka memikirkan hal-hal tersebut dengan sewenang-wenang. Setiap kali syetan menciptakan bidah untuk mereka dalam kesesatan mereka, mereka pindah dari satu bitlah kepada bld'ah yang lain, karena mereka tidak mau mencari jejak generasi salaf, dan tidak meniru kaum Muhajirin.

Disebutkan dari Umar bin Khaththab Radhtyattahu Anhu yang berkata kepada Zayyad, Tahukah engkau apa saja yang menghancurkan Islam? (Yang menghancurkan Islam) ialah kesalahan ulama, mendebat orang munafik dengan Al Qur"an dan para pemimpin yang sesat.'

Bertakwalah kepada Allah dan terhadap ghibah, adu domba, dan si dua mulut dan dua wajah (orang munafik) pada para qari kalian, dan orang-orang masjid kalian  Disebutkan, bahwa barangsiapa bersikap dua wajah (munafik) di dunia, la pun bersikap dua wajah di neraka.

Allah. Allah. Lindungilah kesucian orang-orang yang tidak hadir di sini dan jagalah lidahmu dari mereka kecuali perkataan yang baik. Berilah nasihat Allah pada ummat kalian sebab kalian adalah pengemban Al-Kitab (Al-Quran) dan Sunnah. Sesungguhnya Al-Kitab (Al-Quran) Itu tidak berbicara hingga ia diucapkan (dibaca) dan sesungguhnya Sunnah itu tidak bisa beramal hingga ia diamalkan.

Kapan orang bodoh bisa belajar Jika orang berilmu memilih diam, la tidak melarang kemungkaran yang terlihat, dan tidak menyuruh pengerjaan kebaikan yang tidak diamalkan?

Sungguh Allah telah membuat perjanjian dengan Ahli Kitab agar mereka menjelaskan Al-Kitab kepada manusia dan tidak menyembunyikannya. Bertakwalah kepada Allah, karena sekarang kalian sedang berada pada zaman dimana sifat wara' semakin menipis, sifat khusyu' semakin berkurang, dan yang membawa Ilmu itu Justru orang-orang yang merusaknya. Mereka lebih senang dikenal sebagal orang-orang yang mengemban Ilmu dan tidak suka dikenal sebagai oang-orang yang menyia-nyiakannya. Mereka berbicara Imu berdasarkan hawa nafsu ketika mereka memasukkan kesalahan di dalam Ilmu tersebut. Mereka merubah Al-Kittab (Al-Qur"an), meninggalkan kebenaran, dan mengamalkan kebatilan. Dosa-dosa mereka tidak akan diampuni dan kelalaian mereka tidak akan diakui.

Bagaimana orang yang ingin mendapatkan petunjuk bisa mendapatkan petunjuk, jika dalilnya saja membingungkan?
Orang yang mengamalkan kebenaran itu senantiasa berkata, kendati ia diam.

Disebutkan, bahwa Allah Ta 'ala befirman,
'Sesungguhnya Aku tidak menerima semua ucapan orang bijak, namun Aku melihat kepada keinginannya dan hawa nafsunya. Jika keinginannya dan hawa nafsunya untuk-Ku, Aku menjadikan diamnya sebagai pujian dan ketenangan, kendati ia tidak berbicara.'

Allah Taata ber-firman,

'Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tidak memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal.' (Al-Jumu'ah: 5).

Allah Ta'ala befirman,
'Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu." (Al-Baqarah: 63).

Maksud ayat di atas, amalkan apa saja yang ada di dalamnya! Terhadap Sunnah, kalian Jangan hanya berkata tanpa mengamalkannya, karena mengakui Sunnah tanpa mengamalkannya adalah perkataan bohong dan menyia-nyiakan ilmu. Kaitan Jangan mencela bid'ah dengan maksud mempercantik diri dengan aibnya, karena kerusakan ahli bidah Itu tidak menambah kebalkan kalian. Kalian jangan pula mencela bidah tersebut karena ingin mendzalimi pelaku bidah, karena kedzaliman adalah termasuk kerusakan jiwa kalian

Seorang dokter tidak etis mengobati pasien dengan obat yang membuatnya sakit, karena jika pasien tersebut sakit, dokter lebih sibuk memperhatikan penyakitnya daripada mengobatinya. Namun seyogyanya dokter tersebut mencari kesehatan untuk dirinya, agar ia mampu mengobati pasiennya. Hendaklah sesuatu yang kalian larang dari saudara-saudara kalian itu berangkat dari penglihatan kalian terhadap diri kalian, nasihat kalian kepada Rabb kalian, dan rasa iba kalian kepada saudara-saudara kalian.

Selain Itu, hendaklah kalian lebih sibuk memperhatikan aib kalian daripada memperhatikan aib orang lain, hendaklah sebagian dari kalian memberi nasihat kepada sebagian lain, dan memuliakan orang yang memberi nasihat kepada kalian dan menertnanya dari kalian. Umar bin Khaththab R.A pernah berkata,

"Semoga Allah merahmati orang yang menunjukkan aib-aibku kepadaku."

Curigailah ucapan kalian dan ucapan orang-orang zaman kalianl Periksalah sebelum bicaral Belajarlah kalian sebelum mengajari Karena akan datang suatu zaman dimana kebenaran dan kebatilan terlihat sama-samar didalamnya, kebaikan di dalamnya menjadi kemungkaran, dan kemungkaran di dalamnya menjadi kebaikan. Di antara kalian ada orang yang bertaqarub (mendekat) kepada Allah dengan sesuatu yang malah menjauhkannya dari Allah, dan di antara kalian ada orang yang ingin meraih cinta-Nya dengan sesuatu yang malah membuatnya dlbenci Allah. Allah Taata befirman.

'Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)? (Fathir: 8).

Hendaklah kalian bersikap menunggu dalam masalah-masalah syubhat, hingga kebenaran terlihat jelas dengan bukti nyata, karena orang yang masuk ke dalam sesuatu yang tidak diketahuinya itu berdosa. Barangsiapa melihat kepada Allah, Allah pun melihat kepadanya. Hendaklah kalian berpegang teguh kepada Al-Quran, berimamlah kepadanya, menjadi pemimpwi dengannya, dan carilah jejak orang-orang salaf di dalamnya.

Jika para rahib dan pendeta tidak melindungi hilangnya kedudukan mereka, dan rusaknya status mereka dengan melaksanakan Al-Kitab dan menjelaskannya kepada manusia, mereka tidak akan merubah Al-Kitab
tersebut dan tidak menyembunyikannya. Namun, mereka menentang Al-Kitab dengan amal perbuatan mereka, dan menipu kaumnya dengan amal perbuatan mereka karena takut kedudukan mereka hilang, dan kerusakan mereka terlihat oleh manusia.


Untuk Itu, mereka merubah Al-Kitab dengan penafsiran dan ayat-ayat yang tidak mampu mereka rubah mereka menyembunyikannya. Mereka diam terhadap perbuatan diri mereka untuk menjaga eksistensi kedudukan mereka dan diam terhadap amal perbuatan kaumnya untuk bermain mata dengan mereka. Sungguh Allah telah mengambil perjanjian dari orang-orang Ahli Kitab agar mereka menjelaskannya kepada manusia dan tidak menyembunyikannya. Tragisnya, mereka berpaling daripadanya, dan menjadi teman bagi mereka di dalamnya." 

Tiada ulasan: