Catatan Popular

Isnin, 14 Mei 2018

AR – RUBAYYI BINTI MUAWWIDZ : WANITA PERAWI HADITS YANG IKUT BERJIHAD


Ar-Rubayyi’ binti Afra Al-Anshariyah adalah salah seorang shabiyah (shahabat wanita) dan perawi hadits Rasulullah SAW. Ia perempuan Anshar dari Bani Najjar. Ibunya bernama Ummu Yazid binti Qais bin Za’wa. Ayahnya adalah salah seorang yang menyaksikan Baiat Aqabah, Perang Badar, dan bergabung dengan pamannya dalam upaya pembunuhan Abu Jahal. Dia masuk Islam di Madinah saat usianya masih sangat muda.

Masuk Islamnya Ar-Rubayyi' binti Mu'awwidz

Rubayyi’ termasuk perempuan pertama yang berbaiat kepada Nabi Muhammad SAW di bawah sebatang pohon. Kelompok ini dikenal sebagai Bai’atur Ridwan. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran surat Al-Fath ayat 18-19.

"Sesungguhnya Allah telah meridhai orang-orang mukmin ketika mereka berbaiat kepadamu (Muhammad) di bawah sebuah pohon. Allah pun mengetahui keimanan dan ketulusan yang ada dalam hati mereka, lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat serta banyak harta rampasan yang dapat mereka ambil. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

Ar-Rubayyi’ merupakan salah seorang shahabiyah yang dekat dan mendapat perhatian dari Nabi Muhammad SAW. Tidak sedikit riwayat menyebutkan kemuliaan dan kehormatan kedudukan Ar-Rubayyi’ di sisi Rasulullah.

Musa bin Harun Al-Hammal berkata, "Ar-Rubayyi’ binti Mu’awwidz telah mendampingi Nabi SAW, dan dia memiliki kehormatan yang tinggi." 

Begitu dekatnya dengan Rasulullah, banyak sahabat dan umat menanyakan berbagai persoalan kepada Rubayyi’. Dia juga sangat kental mengetahui sosok dan sifat dari Nabi Muhammad SAW.


Semangat Jihad

Pada zaman Rasulullah SAW, tidak hanya kaum Adam yang angkat senjata berperang melawan kaum musyrikin. Ada seorang shabiyah yang dikenal bersemangat berjihad ke medan perang demi menegakkan Islam.

Ar-Rubayyi’ binti Mu’awwidz bin Afra Al Ansyariyah adalah salah satunya. Keberanian Rubayyi’ menjadikan sosok perempuan ini dikenal memiliki ghirah yang kuat maju ke medan perang bersama Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Ibnu Katsir berkata mengenai Ar-Rubayyi’, "Dia berangkat bersama Rasulullah SAW untuk mengikuti berbagai peperangan guna mengobati para mujahidin yang terluka, dan memberi minuman bagi mereka yang kehausan, serta membawa yang luka ke Madinah."

Ketika situasi menuntutnya untuk tampil ke tengah medan pertempuran, Rubayyi’ tidak segan segera turun. Dia menempatkan diri bergabung dengan pasukan berkuda yang gagah berani menangkis serangan musuh.

Hadist Bukhari mengkisahkan keikutsertaan Rubayyi’ dalam peperangan bersama Rasulullah SAW. Namun, tidak ada riwayat lebih jelas lagi bagaimana mujahidah Rubayyi’ ini selama berada di medan perang.

Beberapa literatur hanya menceritakan Rubayyi’ sebagai perempuan mulia yang memiliki keberanian. Maksud keberanian di sini dalam konteks perlawanan terhadap kebatilan dan kemusyrikan.

Sifat pemberani ini mengalir dari ayahnya yang ikut saat Perang Badar, serta bergabung di tim membunuh Abu Jahal. Rasulullah mendoakan ayah Rubayyi’, "Semoga Allah memberi rahmat kepada kedua anak Afra yang keduanya bergabung untuk membunuh Firaun umat ini (Abu Jahal)."

Keberanian Rubayyi’ dibuktikan ketika menantang ibu Abu Jahal. Diriwayatkan bahwa Ar-Rubayyi’ mengambil minyak wangi dari Asma binti Makhrabah, ibu Abu Jahal. Lalu Asma menanyakan nasab Ar-Rubayyi’. Lantas dia pun menyebutkan silsilah nasabnya.

Kemudian Asma berkata, "Engkau adalah anak perempuan dari seorang pembunuh tuannya (Abu Jahal)." 

Dengan berani Rubayyi’ menjawab, "Aku adalah anak perempuan dari seorang pembunuh budaknya." Jawaban itu membuat Asma terdiam tidak berani meladeni keberanian Ar-Rubayyi’.


Pencari ilmu

Peran Rubayyi’ tidak hanya sebagai mujahidah yang berani. Dia pun dikenal sosok yang lemah lembut, dan sangat mencintai ilmu. Karena wawasan dan keilmuannya yang luas, Ar-Rubayyi’ dipercaya sebagai shahabiyah yang menjadi referensi dalam hukum, sirah Nabi, dan berbagai peristiwa dalam Islam di awal masa kemunculannya.

Kedekatan dengan Rasulullah didukung kecerdasan sehingga banyak hadist diriwayatkan melaluinya. Seperti hadist tentang wudhu, Rubayyi’ menjadi shahabiyah satu-satunya yang meriwayatkan secara detil bagaimana wudhu Rasulullah.

Saat itu, Rasulullah SAW tidak sekedar berkunjung ke rumah Rubayyi’, tetapi melaksanakan wudhu. Dan bersabda kepadanya, "Tuangkan air wudhu untukku!" Selanjutnya, Rubayyi’ menceritakan wudhu Rasulullah SAW, "Beliau lalu membasuh kedua telapak tangannya tiga kali." (HR Abu Dawud)


Perawi Hadits

Rubayyi’ seringkali juga mengunjungi istri Rasulullah, Aisyah RA, untuk menambah wawasan dan ilmu. Dari Aisyah, Ar-Rubayyi’ meriwayatkan sebanyak 21 hadits. Al-Bukhari dan Muslim yang meriwayatkan hadist-hadits darinya.

Beberapa shahabat dan tabi'in datang kepada Ar-Rubayyi’ untuk mendapatkan hadits. Sejumlah tabi'in terkemuka juga meriwayatkan hadits darinya, seperti Khalid bin Dzakwan, Sulaiman bin Yasar, Abu Ubaidah bin Ammar bin Yasir, dan lainnya.

Wafatnya Ar-Rubayyi' binti Mu'awwidz

Beberapa literatur sejarah menyebutkan bahwa Ar-Rubayyi' binti Mu'awwidz wafat pada tahun 37 Hijriyah. Namun riwayat lain menegaskan ia wafat tahun ke 45 Hijriyah pada masa kekhalifahan Mu’awiyah bin Abu Sufyan. Dia meninggal dunia setelah memberikan teladan bagi perempuan Muslimah dalam hal kebaikan, ketaqwaan, keilmuan dan semangat perjuangan di jalan Allah.

Tiada ulasan: