Catatan Popular

Isnin, 8 Oktober 2018

WASIAT -WASIAT IBN ARABI - WASIAT 1: WASIAT HIKMAH UNTUK PENEMPUH JALAN SPIRITUAL


Kitab Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi

Tuhan berwasiat, demikian pula para utusan Tuhan.
Kerananya, meneladani mereka adalah sebaik baik perbuatan.
Andai tiada wasiat, makhluk berkubang dalam kegelapan.
Dengan Wasiat, raja kekal dalam kekuasaan.
Lakukanlah, jalan itu jangan kau tinggalkan.

Wasiat adalah hukum Allah dalam keazalian
Ku ingatkan suatu kaum akan wasiat Tuhan,
Dan itu bukanlah apa yang pertama ku wasiatkan.

Yang mereka katakan dan tetapkan bukanlah
Jalan jalan yang lurus yang mereka tempuh ke depan
Perilaku Ahmad adalah agama itu sendiri secara keseluruhan.
Dan agama Musthafa adalah agama yang paling terang.
Ia tidak menyilaukan mata, bahkan memberikan kekuatan
Yang miring ia tegakkan.

Dari sumbernya, ambillah buatmu yang membahagiakan,
Sampai bulan tertinggi, Saturnus, dan puncak ketinggian.
Tiba di ketegaran, jangan kau behenti di pelataran.

Cepatlah naik ke tangga puncak ketinggian.
Lalu tapakkan kaki mu ke kursiy dan arsy terbentang, menuju asykal dan mutsul kemudian.
Menuju tabiat diri dan kesucian akal, yang terbelenggu aradh dan ilah dalam ikatan.

Menuju napas di puncak ketinggian awan.
Tempat yang disifati dengan keazalian
Pandanglah gunung-gunung kukuh tinggi menjulang,
Yang senantiasa dan selalu menatapkan pandangan.
Andai tiada ketinggian dalam kerendahan di bawah kerendahan,
Wajah wajah kita yang riya pasti mencari pujian.
Sebab itu, atas diri kita sujud Allah tetapkan
Kita saksikan kebenaran dalam ketinggian dan kerendahan.
Inilah wasiat kami, jika engakau mau memikirkan.

Sungguh wasiat ini adalah sebaik baik kecerdikan.
Dengannya kau lihat setiap bentuk ilmu pengetahuan.
Di atas hakikatnya, bukan di atas pengantinya
Hingga kau lihat pemandangan di puncak ketinggian,
Yang dihadirkan hanyalah dirimu seorang yang
Tak hilang dan senantiasa ada dalam keberadaan.

Jika ia menyerumu pada sesuatu yang menyenangkan,
Janganlah kau penuhi itu seruan, dan hindarilah ia dengan penuh ketakutan.
Kita adalah perempuan bagi apa yang kita lahirkan.
Hendaklah kita memuji Allah, yang tak ada seorang laki-laki pun di semesta alam.

Laki-laki yang kepadanya ditunjukkan kebiasaan
Tak lain hanyalah sekadar perempuan.
Bagiku, mereka adalah tuntutan dan harapan.

Tiada ulasan: