Catatan Popular

Rabu, 3 Januari 2024

KITAB AN NASHA’IH KE – 16 Malapetaka Dalam Mengabaikan Hak-Hak Allah

SYEIKH ABU ABDILLAH AL-HARITS BIN ASAD “AL-MUHASIBI”

 

Saudaraku! Sungguh hal demikian merupakan jalan menuju Allah, maka berpeganglah pada hal-hal yang akan aku lukiskan kepada kalian berikut ini.

 

Yakinilah ia di dalam hatimu, dasari atasnya amal perbuatanmu dan curahkanlah segala kemampuan untuk melaksanakanya! Sebab, Aku melihat bahwa jiwa yang selalu memerintah telah mengambil keputusan untuk mengabaikan perintah Allah SWT. Maka lakukanlah hati-hatilah terhadap Allah (takut kepada-Nya); Jangan meremehkan-Nya, karena hal itu akan menghapuskan agamamu dan akan menjadi bencana atasmu, sedangkan kamu tidak menyadari. Bukanlah termasuk orang yang sadar orang yang mengabaikan apa yang pernah ia dengar.

 

Terlebih lagi bahwa hak-hak Allah SWT itu jauh lebih banyak dan lebih besar dari semua itu. Maka, jika kamu menampakan kelemahan dalan melaksanakannya, tentu kelemahan itu tidak lebih kurang daripada kesedihan yang mendalam dan lama, karena musibah (bencana) itu pada dasarnya terletak pada pengabaian akan hak-hak Allah.

 

Tetapi, aku justru mendengar bahwa kesedihan kalian terhadap bencana dunia bahkan lebih besar daripada kesedihan karena ditimpa musibah di dalam agama, inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Kedatangan malapetaka memang saling susul menyusul dan sebagainya lebih dahsyat daripada yang lain, tetapi pasti akan nampak akibatnya pada saatnya esok. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita seua untuk setiap kebaikan dengan Rahmat-Nya.

 

Sesungguhnya Dia Maha Mendengar doa, di tangan-Nya terletak seluruh kebaikan dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.

 

Wassalam.

 

Setelah si hamba Allah tersebut selesai dari ucapannya. Semoga Rahmat dan Ridha Allah untuknya, menghadaplah orang-orang yang senang kepadanya, lalu mereka berkata kepadanya : “Wahai saudara yang besar perhatiannya kepada Saudara-saudara yang lain, sungguh Anda tidak jemu memberi nasihat dan tidak lalai dalam memberikan pandangan. Apa-apa yang telah anda sampaikan kepada kami semua benar adanya, tidak bisa dielakan hujah pun cukup akurat dan sinar petunjuk telah jelas, maka wajib atas kami untuk mengamalkannya.

 

Allah-lah Sang Penolong dalam perkara ini, dan Dia-lah Sang Pemberi Taufik. Semoga Allah Yang Maha Pemberi Karunia memberikan kepada Anda seutama-utama balasan orang-orang yang beramal karena-Nya. Kami memperhatikan Anda telah melukiskan kepada kami tentang kelompok orang yang memiliki impian yang benar, akal yang sempurna, akhlak yang mulia, amal perbuatan yang saleh, perkenalan terhadap kenikmatan, kesungguhan dalam bersyukur dan usaha maksimal dalam mencapai derajat kejujuran.

 

Dan Anda telah menjadikan kami suka kepada perbuatan-perbuatan mereka. Anda telah melukiskan kepada kami tentang segolongan orang yang menjalankan kebajikan, sama rata di antara mereka meskipun di Sisi Allah sebagian lebih tinggi daripada yang lain dan sebagian lebih berat timbangannya daripada yang lain.

 

Lalu Anda juga mensifati golongan lain yang menyandang kebodohan yang besar, kelakuan yang buruk, rahasia-rahasia yang keji serta kufur terhadap nikmat. Maka engkau cegah kami dari mengikuti aliran-aliran mereka. Kemudian Anda melukiskan jiwa-jiwa yang mabuk dengan bunga-bunga dunia dan Anda peringatkan kami supaya tidak menjadi seumpama mereka. Anda telah menjelaskan kepada kami tipuan setan dan Anda takuti kami dengannya. Anda beritakan tentang bisikan jiwa yang sering terlintas dalam diri kami, sungguh kami tela mendapatkan kebenaran tentang gambaran mu akan bencana-bencana atas kami.

 

Memang kami melihat kerusakan-kerusakan di tengah-tengah kami bercampur aduk dengan ulah kami. Kami juga merasakan ddiri kami sasarannya adalah dominasi hawa nafsu dan kecerdikan musuh yang sejak dini telah menyesatkan kami, selalu memotivasi kami untuk melakukan semua yang tercela, dan ia memperindah hal itu dengan pengelabuan yang amat halus, kemudian ia cegah kami dari segala perbuatan terpuji dan ia campuri dengan tipu daya yang tersembunyi.

 

Maka jika Anda setuju, wahai juru nasihat bagi saudara-saudaranya, agar Anda memberikan batasan untuk kemi ciri-ciri etika agama yang terpuji sehingga dapat kami pergunakan untuk menerapkan akhlak yang mulia di tengah-tengah kami; agar Anda lukiskan kepada kami tentang keadaan orang-orang yang paling bersyukur di antara makhluk, dan juga keadaan orang-oang yang paling kufur, dan keadaan orang-orang penyandang ke wara’-an serta kejujuran.

 

Namun jangan lupa agar Anda gambarkan kepada kami kejahatan pelaku riya dan ujub. Semoga Allah berkenan melenyapkan kebodohan dari kami, melapangkan dengan mengenali hal-hal tadi di dada-dada kami, melunakan hati kami, sehingga kami berjuang dengan melawan musuh demi membela agama kami, sekaligus mampu berseberangan dengan hawa nafsu kami setelah mengetahuinya. Mudah-mudahan Allah menyembuhkan dengannya sebagian penyakit jiwa kami bersama yang terdahulu dari yang diberlakukan Allah melalui lidah Anda untuk kami.”

 

Mendengar hal ini berkatalah hamba Allah Rahimahullah : Saudara-saudaraku, kalian memliku hak yang mesti (dipenuhi) tapi, yang wajib bagi kalian lebih banyak lagi daripada sekedar itu. Maka, keinginan kalian dan usaha peningkatan diri kalian dalam mengenal kecintaan Rabb --- melalui permintaan tadi--- sungguh kalian telah menanyakan tentang ilmu yang tersembunyi di dalam dada dan tidak ada yang mengetahuinya kecuali ulama yang mengenal Allah SWT. Sebab, telah sampai kepada kami, bahwa Rasulullah saw. Berssabda : “Apabila mereka pergi dengannya; tidak ada yang tidak mengetahuinya kecuali orang yang terperdaya terhadap Allah, maka janganlah kamu menghina seseorang yang diberi ilmu oleh Allah. Sesungguhnya Allah tidak menghinanya sebab Dia telah memberikan ilmu itu kepadanya.”

 

Ingat, aku menyampaikan kepada kalian sebagian apa yang telah Allah bukakan untuk kita. Hanya kepada Allah aku memohon petunjuk dan kepadanya aku memohon bimbingan.

 

Tiada ulasan: