Catatan Popular

Rabu, 3 Januari 2024

KITAB AN NASHA’IH KE – 21 Berseberanganlah dengan Orang-orang yang Gemar pada Sesuatu yang Menyebabkan Allah Benci

SYEIKH ABU ABDILLAH AL-HARITS BIN ASAD “AL-MUHASIBI”

 

Saudara-saudaraku! Apabila engkau melihat orang-orang menggemari perbuatan yang menyebabkan Allah benci, meski di antara mereka terdapat sekelompok orang yang mengira bahwa mereka hanya benci kepada hal-hal yang akan merusak agama,padahal sebenarnya tidak, karena sesungguhnya mereka itu menyukai hal-hal yang menyebabkan Allah marah dan mereka bergembira dengan sesuatu yang merusak agama, maka jadilah engkau orang yang berseberangan dengan mereka.

 

Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang terbuai dalam pujian, sanjungan, dan kedudukan di dunia, padahal Allah tidak menyukai hal demikian dan juga tidak menyukai oarng yang menyukainya?

 

Orang yang bodoh pasti mendambakan sesuatu yang tidak disukai oleh Allah SWT, berupa sanjungan dan sikap berlebih-lebihan, seakan-akan ia senang terhadap kebencian Allah kepadanya, sedang ia tidak merasakan. Semoga Allah melindungi kita dari hal demikian. Demikian pula keadaannya dengan seseorang yang tergila-gila terhadap harta, kemegahan dan perhiasan di dunia, padahal Allah SWT membenci hal demikian dan membenci orang yang menyukainya.

 

Telah sampai kepada kami bahwa Alah SWT berfirman : “ Hamba-Ku bergembiralah bahwa aku melapangkan baginya di dunia, padahal yang demikian adalah sesuatu yang membuatnya lebih jauh dari-Ku dan lebih tidak Aku sukai.” Seorang haba selalu  mendambakan sesuatu yang dibenci oleh Allah seakan-akan ia menyukai kebencian Allah kepadanya, sementara ia tidak menyadarinya. Contoh seperti ini banyak : Ia dibenci oleh Allah SWT dan dibenci oleh orang-orang yang mencintai Allah SWT. Sementara hamba tersebut tetap tergila-gila kepada hal demikian.

 

Itulah perbedaan di antara dua tipe hamba. Salah satunya senang akan perhatian Allah kepadanya, menyukaia apa yang disukai-Nya dan membenci apa yang dibenci oleh Nya SWT. Yang lainnya membenci banyak hal yang disukai oleh Allah SWT; sebaliknya ia menyenangi hal-hal yang justru dibenci oleh Allah SWT. Ia tertarik kepada hal-hal yang bakal merusak agamanya dan membenci hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya di akhirat. Ia bersedih terhadap perlakuan Allah kepadanya, padahal ia tidak memahami apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya.

 

Cukuplah hal demikian sebagai musibah yang menimpa seorang hamba ketika sore dan pagi hari, yaitu berupa kelakuannya yang membenci apa yang  sesungguhnya dibenci oleh Allah SWT dan ia pun terus-terusan berbuat demikian sepanjang umurnya.

 

Celakalah dirimu, sesungghuhnya hal demikian merupakan puncak sikapmu yang menentang Allah SWT sekaligus merupakan puncak permusuhanmu terhadap diri sendiri jika engkau memahami.

 

Saudara-saudaraku! Bermawas dirilah kepada Allah SWT. Janganlah engkau hanya bersandar pada ibadah tetapi tetap tekun menggemari hal-hal yang tidak disukai oleh Allah SWT, berusaha keraslah untuk menyalahi kemauan rendah jiwa, juga berusaha keraslah untuk bersesuaian dengan Allah SWT dalam segala sesuatu yang disukai dan tidak disukai oleh-Nya, karena usaha demikian adalah wajib dan pahalanya pun jelas sekali; sebaliknya bahaya menyia-nyiakannya tidak kalah besar pula.

 

Maka cukuplah kiranya sebagai dosa bahwa Allah menyukai suatu perkara tetapi engkau malah membencinya; Bahwa Dia tidak menyukai sesautu, justru engkau menyukainya, yaitu suatu bentuk perselisihan antara makhluk dan khaliq-nya. Padahal Allah SWT Maha Mengetahui isi hati hamba-Nya. Mahasuci Allah, alangkah bijaknya Dia terhadap hamba yang mampu mengenali hal demikian melalui nuraninya. Duhai fitnah yang menimpa kebanyakan orang, suatu persitiwa yang dapat saksikan dengan mata kepala kita, dan hanya sedikit yang selamat. Semoga Allah SWT melindungi kita sekalian sebagaimana Dia melindungi para kekasih-Nya. Amin ya rabbal Alamin.

 

Tiada ulasan: