Catatan Popular

Rabu, 3 Januari 2024

KITAB AN NASHA’IH KE – 20 Berusaha keraslah untuk menyenangi Apa-apa yang Disukai oleh Allah SWT.

SYEIKH ABU ABDILLAH AL-HARITS BIN ASAD “AL-MUHASIBI”

 

Saudara-saudaraku!Apabila engkau melihat orang lain tidak senang kepada hal-hal yang disukai oleh Allah SWT dan membenci sesuatu yang bermanfaat buat mereka di akhirat, ingat, hati-hatilah kepada Allah. Jadilah engkau berseberangan dengan mereka dan berjuang melawan kiwamu untuk menyenangi hal-hal yang disukai oleh Allah SWT. Kadang kala ada suatu golongan yang mengaku senang kepada apa-apa yang disukai oleh Allah, padahal sebenarnya mereka tidaklah demikian.

 

Sebenarnya mereka tidak menyukai banyak hak yang disukai oleh Allah dan membenci banyak hal yang bermanfaat bagi mereka. Karena itu, renungkanlah permasalahan kalian! Kemudian, bagaimana menurutmu tentang seorang terpelajar yang ditakdirkan oleh Allah SWT memiliki seorang teman yang juga berilmu dan suka memberi nasihat untuk menuntunnya menuju kecintaan Allah SWT, membantu membeberkan aib dirinya serta tidak lupa pula mengarahkannya kepada tata cara berobat dari seluruh aibnya tersebut, agar ia beralih dari kesesatan kepada tuntunan, sedangkan hal demikian termasuk di antara kecintaan Allah? Seorang yang bodoh merasa keberatan apabila diberitahu aib dirinya, atau bila ada orang yang mengetahui keburukannya, sehingga ia merasa tersinggung terhadap orang yang suka membimbingnya, padahal ia tidak sadar bahwa dirinya telah membenci orang yang ditakdirkan Allah untuk menuntunnya.

 

Berteman dengan juru nasihat yang mau merupakan rahmat bagi seseorang. Oleh karena itu, kenapa harus merasa berat untuk menerimanya dan kenapa harus merasa jengkel terhadap bimbingan yang diberikan kepadanya. Demikian pula halnya bila ada seseorang yang simpati kepadanya, itu juga merupakan rahmat dari Tuhan kepada hamba=Nya. Sehingga, ia akan menghindarkan darinya fitnah kedudukan, yaitu perasaan memiliki status sosial terhormat serta perasaan memiliki pengikut setia dari kalangan masyarakat.

 

Maka, juru nasihat itulah yang berperan menyelamatkannya dari fitnah tersebut, dengan membuat dirinya menjadi tidak terkenal sehingga bila ia tidak ada, tidak ada yang perlu mencarinya, sebaliknya, bila ia ada juga tidak ada yang gmengenalinya. Hal demikian adalah lebih selamat untuk agamanya, dan merupakan salah satu di antara karunia Allah SWT. Kepadanya.

 

Telah sampai kepada kami bahwa Allah SWT berfirman : “Hamba-Ku! Aku tidak menyembunyikan sebutanmu di dunia sebagai perhatian dari Ku kepada mu.”

 

Padahal orang yang terperdaya bersedih terhadap rendahnya nilai dirinya di kalangan masyarakat. Ia berduka karena tidak terkenal dan merasa benci lantaran perhatian dan pilihan Allah untuk dirinya itu, padahal ia tidak mengetahui hal demikian dari dirinya.

 

Demikian juga seseorang yang diperhatikan oleh Allah dengan dipalingkan darinya fitnah harta agar tidak melampaui batas dan tidak menjadi sibuk dengan dunianya dan lupa pada perkara-perkara akhirat. Allah Yang Maha Pengasih menjadikannya sedikit harta, lapang dada, selamat dalam agamanya, jarang berbaur, ringan bebannya, sebentar tertahannya, sedikit hisab nya, sedikit yang ditanyakan kepadanya, segera menyeberang di atas shirath, dan semua itu merupakan bentuk kasih sayang Allah kepadanya.

 

Allah SWT berfirman : “Hamba-Ku berduka karena Aku memalingkan dunia darinya, padahal yang demikian justru yang paling dekat kepada-Ku dan sesuatu yang lebih Aku sukai.”Hamba yang berduka lantaran dunia dipalingkan darinya seakan-akan ia tidak menyukai kecintaan Allah SWT kepadanya sedangkan ia tidak merasakan. Tetapi ia selalu merasa pesimis dengan sedikit harta dan menganggap perbuatan Allah kepadanya sebagai pertanda buruk, padahal ia tidak memahami apa sebenarnya yang terjadi dengan dirinya.”

 

Orang seperti ini banyak jumlahnya, ia dicintai oleh Allah SWT dan dicintai oleh orang-orang yang mencintai-Nya, sedang dirinya benci kepada semua itu. Semoga Allah melindungi kita semua dari perilaku demikian.

 

Tiada ulasan: