Catatan Popular

Jumaat, 9 Mac 2012

AL FUDHAIL BIN IYADZ DAN NASIHAT-NASIHATNYA

  Tidaklah seorang hamba bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih aku cintai dari apa yang Aku fardhukan kepadanya. Dan hamba-Ku akan selalu bertaqarrub kepada-Ku dengan amal-amal sunnah sampai Aku mencintainya. Bila Aku telah mencintainya, maka Aku menjadi telinganya yang dengannya ia mendengar, menjadi matanya yang dengannya ia melihat, menjadi tangannya yang dengannya ia berbuat, serta menjadi kakinya yang dengannya ia melangkah. Manakala ia meminta kepada-Ku, Aku sungguh memberinya dan jika memohon perlindungan kepada-Ku, niscaya Aku benar-benar memberinya perlindungan.” (Muttafaq ‘alaih)


Fudhail banyak memberikan nasihat-nasihat. Di antara ungkapan-ungkapan nasihatnya ialah:
-“Jauhilahmanusiatanpaharusmeninggalkanjama’ah.”
-
“Siapa saja yang mencintai pelaku bid’ah, maka amalnya akan dihapus oleh Allah dan akan dikeluarkan dari relung kalbuny a cahaya Islam.”
-“Barangsiapa membantu pelaku bid’ ah, berarti ia membantu menghancurkan Islam.”

Pandangan Fudhail bin ‘lyadh tentang Kekuasaan

Fudhail memberi sangat membenci kekuasaan politis. Mengenai hal ini Fudhail berkata, “Seseorang mendekati bangkai yang berbau busuk jauh lebih baik daripada mendekati mereka para penguasa.” Ia juga berkata, “Seandainya ulama bersikap zuhud terhadap dunia, pasti leher-leher para penguasa tiran akan tunduk kepada mereka.” Dia pernah memberi nasihat kepada Imam Suryan bin ‘Uyainah, seorang ulama besar, “Kalian, wahai para ulama, adalah lampu yang menerangi negeri. Tetapi, kemudian kalian menjadi lapisan kegelapan. Kalian adalah bintang yang dijadikan pedoman, namun setelah itu kalian menjadi sesuatu yang membingungkan. Tidakkah seseorang dari kalian malu kepada Allah bila datang kepada para penguasa lalu mendapatkan harta dari mereka, sementara ia tidak mengetahui dari mana asalnya harta itu.
Kemudian ia kembali mengajar dengan bersandar pada mihrab seraya berkata, “Si Fulan telah raenceritakan kepadaku dari Si Fulan.” Ia juga berkata, “Mengapa kalian mendekati para penguasa? Padahal betapa besar pemberian mereka kepada kalian; mereka telah meninggalkan jalan akhirat untuk kalian, sementara kalian justru berdesak-desakan di atas jalan dunia.”
Harun al-Rasyid memiliki jalan menuju kemewahan hidup, namun terkadang ia memiliki rasa takut yang sangat kepada Allah. Ia berkata kepada Fudhail, “Betapa zuhudnya engkau.” Fudhail membalas, “Engkau lebih zuhud dariku. Karena zuhudku terhadap dunia dan ia memang sesuatu yang fana, sedangkan zuhudmu terhadap akherat, padahal ia abadi.”


Tiada ulasan: