Catatan Popular

Jumaat, 9 Mac 2012

AL FUDHAIL BIN IYADZ DAN AL QURAN SERTA AHLI HADITS

Fudhail meriwayatkan dari Rasulullah SAW, “Allah tidak akan menyia-nyiakan seorang hamba yang bangun shalat di tengah malam lalu membaca surat al-Baqarah dan Ali Imran, dan sebaik-baiknya perbendaharaan seorang Mukmin adalah al-Baqarah dan Ali Imran.” Ia pernah bertutur, “Para qari al-Rahman ialah mereka yang memiliki kelembutan dan ketundukan, sedangkan para qari penguasa ialah mereka yang yang memiliki kesombongan, ujub, dan suka meremehkan orang lain.”
Menurut Fudhail, pembawa Al-Quran adalah pembawa bendera Islam. Tidak patut baginya untuk bermain-main seperti orang-orang yang suka bermain-main dan menganggur, juga tidak lalai sebagaimana orang yang biasa lalai.


FUDHAIL SEBAGAI AHLI HADITS

Fudhail bin ‘lyadh adalah seorang cerdas, kuat hapalannya, dan juga wara’. Tiga sifat ini merupakan modal utama seorang ahli hadits. Dia paham betul tentang sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa berdusta kepadaku secara sengaja, maka bersiap-siaplah menempati tempatnya di neraka.” (HR. Bukhari)
Menurut Ibnu Sa’ad, Fudhail adalah seorang yang tsiqah, pemilik keutamaan, wara’, ahli ibadah, dan banyak menyimpan Hadits. Sementara bagi Imam Nawawi, hadis yang diriwayatkan oleh Fudhail itu Shahih.
Suatu ketika, dia melihat sekelompok ahli hadits bercanda sambil tertawa-tawa. Maka, ia menegur mereka, “Hati-hatilah, wahai pewaris Nabi.” Lalu ia berkata, “Kalian adalah imam yang diikuti.”

Di antara Hadits yang diriwayatkannya ialah, “Di antara yang didapati manusia dari ucapan kenabian pertama kali ialah, “Jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sesukamu.” Ia meriwayatkan juga dan Sayyidah Aisyah bahwa ia berkata, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahii ‘alaihi wa sallam membalas kezhaliman sama sekali selama tidak berkenaan dengan pelanggaran terhadap apa yang dilarang Allah. Tetapi, bila satu dari larangan-larangan Allah diterjang, maka beliau orang yang paling marah dalam masalah ini. Dan tidaklah beliau diharuskan memilih antara dua pilihan, melainkan memilih yang paling ringan dari keduanya selama itu tidak akan menjadi dosa.” (HR. Muslim)

Tiada ulasan: