Catatan Popular

Khamis, 22 Ogos 2019

Enam Pelajaran Kehidupan dari Syaqiq al-Balkhi


Karena saya termasuk makhluk bergerak, maka saya tidak perlu menyibukkan hati ini dengansesuatu yang telah dijamin oleh Dzat yang Mahakuat dan Kokoh.”

Pada suatu hari, Syaqiq al-Balkhi seorang dokter hati berkata kepada muridnya, Hatim al-Asham, “Apa yang telah engkau pelajari sejak menyertaiku selama 30 tahun ini?”

Hatim al-Asham menjawab, “Ada enam hal, yaitu: Pertama saya melihat orang-orang masihragu mengenai rezeki. Tidak ada di antara mereka melainkan kikir terhadap harta yang ada di sisinya dan tamak terhadap hartanya. Lantas saya bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala berdasarkan firman-Nya, “Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkansemuanya dijamin Allah rezekinya.” (QS. Hud [11]: 6).

Karena saya termasuk makhluk bergerak, maka saya tidak perlu menyibukkan hati ini dengansesuatu yang telah dijamin oleh Dzat yang Mahakuat dan Kokoh.”

Beliau berkata, “Engkau benar.”

“Kedua, saya memandang setiap orang mempunyai teman yang menjadi tempat baginya untuk membuka rahasia dan mencurahkan isi hatinya. Akan tetapi, mereka tidak akan menyembunyikan rahasia dan tidak mampu melawan takdir. Oleh karena itu, yang saya jadikan sebagai teman ialah amal saleh agar dapat menjadi pertolongan bagi saya pada saat dihisab,mengokohkan saya di hadapan Allah, serta menemani melewati shirath.”

Lalu beliau berkata, “Engkau benar.”

“Ketiga, saya memandang setiap orang mempunyai musuh. Lalu saya merenung. Ternyata orangyang menggunjing saya bukanlah musuhku, bukan pula orang yang berbuat zalim kepada saya,dan bukan pula orang yang berbuat buruk kepada saya. Sebab, dia justru memberi hadiah kepadasaya dengan amal-amal kebaikannya dan memikul perbuatan-perbuatan buruk saya. Akan tetapi,musuh saya ialah sesuatu yang pada saat saya melakukan ketaatan kepada Allah, dia membujuksaya berbuat maksiat kepada-Nya. Hal tersebut adalah iblis, nafsu, dunia, dan keinginan. Olehkarena itu, saya menjadikan hal tersebut sebagai musuh, saya menjaga darinya, dan sayamempersiapkan diri untuk memeranginya. Maka, saya tidak akan membiarkan salah satu darisemua itu mendekati saya.”

Lalu beliau berkata, “Engkau benar.”

“Keempat, saya memandang setiap orang hidup adalah orang yang dicari sedangkan malaikatmaut adalah pihak yang mencari. Oleh karena itu, saya mencurahkan diri saya untuk bertemudengannya. Sehingga, ketika dia datang, saya dapat bersegera berangkat dengannya tanparintangan.”

Lalu beliau berkata, “Engkau benar.”

“Kelima, saya melihat orang-orang saling mencintai dan saling membenci. Saya melihat orang yang mencintai tidak memiliki sedikit pun terhadap orang yang dicintainya, lalu saya merenungkan sebab cinta dan benci. Saya tahu sebabnya ialah keinginan dan dengki. Saya  menyingkirkannya dari diri saya dengan menyingkirkan hal-hal yang menghubungkan antara diri saya dengannya, yaitu syahwat. Oleh karena itu, saya mencintai seluruh kaum muslimin. Sayahanya rida kepada mereka sebagaimana saya rida terhadap diri sendiri.”

Lalu beliau berkata, “Engkau benar.”

“Keenam, saya memandang setiap orang yang bertempat tinggal pasti meninggalkan tempattinggalnya dan sesungguhnya tempat kembali setiap orang yang bertempat tinggal ialah alam kubur. Oleh karena itu, saya mempersiapkan semua amal perbuatan yang mampu saya lakukanyang dapat membuat saya gembira di tempat tinggal yang baru, yang di belakangnya tidak lain adalah surga atau neraka.”

Kemudian Syaqiq al-Balkhi berkata, “Itu sudah cukup. Lakukanlah semua itu sampai mati.”

Tiada ulasan: