Catatan Popular

Jumaat, 5 Mei 2023

KITAB TAJUL ARUS BAB 3 (e) : Jagalah Umurmu

Terjemahan Kitab Tajul ‘Arus Alhawiy li tahdzibin Nufus Karya Syeikh Ibnu ‘Atha’illah

 

Cukuplah untuk menunjukkan kebodohanmu, apabila kamu dengki kepada ahli dunia dan pada sesuatu/harta yang diberikan kepadanya. dan hatimu disibukkan dengan apa yang dimiliki oleh ahli dunia. Jadi kamu lebih bodoh daripada mereka. karena ahli dunia, disibukkan oleh apa yang diberikan padanya(yaitu harta benda). sedangkan kamu disibukkan oleh apa yang tidak diberikan kepadamu.

Ketika matamu sakit, segera kamu obati, itu semua tidak ada lain karena kamu sudah merasakan nikmatnya dunia. sehingga kamu obati supaya tidak tehenti melihat keindahan dunia.  Dan mata hatimu sudah sakit selama empat puluh tahun, dan kamu tidak mau mengobati.

Ketahuilah, permulaan umurmu telah kau sia-siakan, maka kamu harus menjaga akhir dari umurmu. Sebagaimana seorang wanita yang mempunyai anak sepuluh, dan mati yang Sembilan dan tinggal satu anak, apakah wanita tersebut berusaha menjaga anaknya yang tinggal satu itu?.

Kamu telah menyia-nyiakan sebagian besar dari umurmu. maka jagalah sisa dari umurmu, seperti kau menjaga air dalam wadah yang tinggal sedikit. Demi Alloh. umurmu itu tidak dimulai dari kamu lahir, tapi umurmu dimulai dari kamu mengenal Alloh ta’ala.

Jauh sekali perbedaan antara orang yang ahli beruntung dan orang yang ahli celaka.

 

Orang yang ahli beruntung, Ketika dia melihat orang/masyarakat melakukan maksiat, pada sisi lahirnya dia ingkar dan benci, tapi pada hatinya dia mendo’akan orang yang maksiat tadi.

Sedang orang yang ahli celaka, dia ingkar pada orang yang maksiat demi menuruti kesenangan nafsunya, dan terkadang malah merusak kehormatan orang yang maksiat tadi.

Orang mukmin yaitu orang yang mau memberi nasihat kepada saudaranya dikala sepi(tidak ada orang banyak), dan menutupi aib saudaranya di muka orang banyak.

 

Sedang orang yang celaka itu sebaliknya orang mukmin, ketika melihat orang yang maksiat dia mengunci pintu (tidak mau menerima) dan mencela-cela orang yang maksiat. itu menunjukkan mata hati(bashiroh)nya gelap, dan kedudukannya dihadapan Alloh dijauhkan.

Apabila kamu akan meneliti/mengukur akal seseorang, maka perhatikan ketika kamu menyebutkan seseorang(Si fulan) pada dia. kalau dia menanggapinya dengan tanggapan yang jelek sehingga mengatakan “Menurutku dia (Sifulan) itu prbuatannya begini dan begini…”. maka ketahuilah bahwa hati nya itu rusak dan tidak ada makrifatnya. kalau dia menanggapi dengan menyebutkan kebaikan Sifulan tersebut, atau ketaika kamu menyebutkan aibnya sifulan pada dia, tapi dia menanggapi dengan baik dan mengatakan, “Mungkin sifulan itu sedang lupa, atau dia sedang ada udhur, atau perkataan lainnya”. Ketahuilah kalu hatinya itu tenang/terpelihara.

Sesungguhnya Mukmin itu selalu menjaga keselamatan kehormatan saudaranya Muslim.

Tiada ulasan: