Catatan Popular

Sabtu, 6 Mei 2023

KITAB TAJUL ARUS BAB 5 (a) : Siapa yang mau membeli dagangan ku

Terjemahan Kitab Tajul ‘Arus Alhawiy li tahdzibin Nufus Karya Syeikh Ibnu ‘Atha’illah

 

Wahai hamba Alloh, untuk kepentingan dirimu kamu memilih makanan yang lezat/enak, bahkan pada hewan ternakmu kau pilihkan makanan yang baik. Akan tetapi ketika kamu berhubungan dengan Alloh(Ibadah) kau kerjakan dengan semaumu(asal mengerjakan), terkadang kau memilih-milih makanan hingga 20 macam dan hanya satu yang kau ambil, itu hanya untuk mengisi wc-mu.

Kamu duduk bersila, terkadang kau lama-lamakan dudukmu hanya untuk menikmati makananmu, tapi anehnya ketika kamu sholat, tingkahmu seperti ayam makan (cepat sekali). Dan lagi gangguan waswas, dan krentek hati yang tidak baik dating dalam sholatmu. Tingkah orang yang seperti ini bagaikan orang yang berdiri atau duduk ditempat saasaran tombak atau panah. Dari segala arah dia akan terkena tomak atau panah. Apakah orang seperti ini tidak dinamakan orang yang kumprung/bodoh?

Contoh lain ketika kamu mendengarkan hikmah, tapi kmu tidak mau mengamalkan hikmah tersebut, itu seperti halnya orang yang memakai baju perang, Akan tetapi tidak ikut berperang.

Ingatlah, sungguh sudah ada undangan untuk mendatangi harta daganganku, apakah ada yang mau membeli?  Sedangkan harganya adalah sesuatu yang dirimu disibukkan oleh sesuatu tersebut.

Jadi apabila kamu disibukkan engan perkara dunia, kamu tidak ada harganya. Karena dunia itu ibarat bangkai yang tidak ada harganya.

Permintaan hamba kepada Alloh paling utama adalah meminta supaya bisa tetap dalam taat kepada Alloh swt. Alloh swt. Berfirman “Tunjukkan kepada kami kepada jalan yang lurus”.

Mintalah kepada Alloh hidayah dan istiqomah. Istiqomah yaitu, kamu selalu bersama Alloh dalam segala hal dan keadaan, dengan melaksanakan segala suatu yang menjadikan ridho Alloh. Yaitu dengan menetapi apa yang dibawa oleh kanjeng nabi Muhammad saw. Dari Alloh taala.

Perumpamaan seorang salik (orang yang berjala menuju Alloh), itu seperti orang yang mencari air dan menggali tanah sedikit demi sedikit, sehingga menjadi sumur yang memancar air dari dalamnya.

Sedang perumpamaan orang majdhub (orang yang ditarik langsung kehadrotulloh), itu seperti orang yang membutuhkan air, lalu ada awan yang menurunkan hujan, sehingga dia bisa mengambil air untuk kebutuhannya tanpa kerepotan.

Apabila nafsumu kau beri makanan yang disukainya dan kau carikan apa yang menjadi kesenangannya, kamu itu seperti orang yang didalam rumahnya ada ular yang setiap hari diberi makanan sehingga gemuk, sehingga bisa membunuh orang tsb.

Seandainya Alloh menjadikan dirimu ruh yang tanpa nafsu, tentu kamu akan menjadi orang yang taat tanpa maksiat. Sebaliknya jika Alloh menjadikan kamu nafsu yang tanpa ruh, tentu kamu sel alu maksiat tanpa taat.

Maka dari itu Alloh menjadikan kamu manusia yang ada hati, ruh, nafsu dan hawa.  Seperti lebah madu, yang dijadikan oleh Alloh ada sengat dan ada madunya. Maka dari itu lebah madu macam-macam, ada madunya yang bisa untuk menyembuhkan, dan ada sengat yang bisa membahayakan.

 Alloh menghendaki kalahnya ajakan nafsu itu karena adanya hati. Dan kalahnya ajakan nafsu karena adanya nafsu.

Hai hamba Alloh, Alloh menuntut kamu untuk menjadi hamba-Nya. Akan tetapi kamu tidak mau malah sebaliknya.

Menghadapmu kepada Alloh, dengan cara menghaambamu hanya kepada Alloh. Bagaimana Alloh ridho kepadamu, sedangkan kamu beribadah menghamba kepada selain Alloh.

Diumpamakan kamu datang kepadaku dan mengharap pemberianku, tentu kamu akan menghadap kepadaku. Lalu bagaimana kalau kamu menghadap kepada selain aku.

Dunia itu berhenti dijalan akhirat, lalu dunia akan membelokkan dari akhirat. Dan akhirat itu berhenti dijalan menuju Alloh, lalu akhirat akan mencegah dari wushul kepada Alloh.

Sebagian dari belaskasih Alloh kepadamu, apabila Alloh membukakan aib-aibmu pada dirimu dan menutup aibmu dari manusia.

Ketika kamu diberi harta dunia, dan kamu tidak mau mensyukurinya, sesungguhnya harta itu ujian bagimu. Rosululloh saw. Bersabda, “sedikit dari dunia itu bisa melupakan dari jalan akhirat”.

Suatu hari ada istri dari salah satu ulama, berkata pada suaminya, “ aku sudah tidak sanggup selalu kau tinggal pergi dank au disibukkan pada selain aku” lalu ada suara yang mengatakan: “kalau isterimu itu orang yang tidak membuat dan mewujudkan kamu saja, suka kalau hatimu selalu cinta padanya.  Bagaimana Aku tidak suka kalau hatimu selalu mencintai Aku?”.

 

Tiada ulasan: