Catatan Popular

Sabtu, 27 Julai 2013

TERSIRAT WUDHU (SIRI 1)

Atas nama Allah Yang Maha Pemurah Dan Maha Penyayang, Segala Puja dan Puji hanya pantas bagi-Nya, pemilik segala Kelembutan dan pemilik segala Kesempurnaan, Segala Do`a dan Permohonan hanya Pantas dimintakan padaNya, Pemilik Sumber Ilmu yang tak ada habisnya, dan Pemilik Kekuasaan yang CahayaNya meliputi Langit dan Bumi.
Shalawat serta Salam bagi junjungan umat manusia, Teladan semesta, gudang dari ilmu Allah, Muhammad Shallallohu alaihi wassalam. Pemilik Uswatun Hasanah, Penutup para Nabi dan Para Rasul, Jalan menuju keridhaan-Nya.
Syukur Alhamdulillah, kusampaikan pula pada sang Guru yang telah membimbingku selama ini, dan telah bersabar hati menghadapi kebebalan otak dan hatiku.
Bahasan kali ini, adalah masalah makna tersirat dari Wudhu.
Beberapa dasar yang menyertai,
(silahkan dicari di Qur`an atau Hadits)
Keterangan yang erti bebasnya demikian,
"Tidak sah sholat itu dikerjakan, apabila tidak didahului wudhu"
"Tidak boleh / tidak boleh seseorang itu menyentuh Qur`an sebelum berwudhu"
Berwudhu sendiri, sudah sama-sama kita fahami adalah diertikan "Bersuci dari hadats kecil",
Banyak sekali keterangan-keterangan secara makna tersurat dari masalah berwudhu ini di dalam FIQIH.
Dan itu tidak saya bahas di sini.
Tetapi, bagaimanakah makna tersirat dari berwudhu itu ???
Mengapakah kita harus berwudhu sebelum sholat ???
Bila belum berwudhu, maka tidak sah sholatnya....
Mengapakah kita harus berwudhu sebelum membaca Qur`an ???
Kalau untuk menghilangkan hadats kecil, bukankah lebih bersih apabila kita mandi saja sekalian ???
Tetapi mengapakah kita mesti berwudhu ??
Secara Umum, wudhu yang kita kenal adalah:
1. Mencuci kedua tangan sampai pergelangan tangan,
2. Berkumur.
3. Membersihkan hidung,
4. Mencuci muka.
5. Mencuci lengan tangan.
6. Membersihkan sedikit di bagian kepala (depan).
7. Membersihkan telinga.
8. Membersihkan kaki sampai kedua mata kaki.
Yang kesemuanya itu di sunnahkan diulang tiga kali,
Dengan dimulai bagian kanan terlebih dahulu, baru dilanjutkan bagian yang kiri.
Mengapakah kita diperintahkan seperti itu oleh Allah ???
Ajaran yang disampaikan Allah melalui Nabi Muhammad, adalah ajaran yang Tinggi dan adalah ajaran yang Lembut.
Banyak sekali perlambang-perlambang di dalamnya.
Banyak sekali misalan - misalan di dalamnya.
Sebelum saya meneruskan bahasan tentang wudhu, ada baiknya saya sampaikan beberapa hal,
keterangan hadits,"Inna Qur`an dhahiran wa bathinan",” sesungguhnya Qur`an ada makna lahir dan ada makna bathin".
Di Qur`an di sebutkan,"Ajaran Islam, agama Islam diturunkan pada manusia sesuai fitrahnya".
Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, maka wujud agama Islam, melalui Qur`an hadits, adalah sesuai dengan wujud manusia.
Artinya, pahamilah bahwa Perintah dan larangan yang ada dalam Qur`an, merupakan perintah yang mengatur wujud jasmani dan ruhani manusia, dan demikian juga dengan larangan yang ada di dalamnya, juga larangan yang bersifat mengatur jasmani dan ruhani manusia.
Rasanya terlebih dahulu perlu saya sampaikan hal di atas, karena umumnya manusia, atau mayoriti manusia, memandang wujud perintah dan larangan dalam agama, hanyalah bersifat satu sisi saja (majoriti) yaitu sisi lahiriyah saja.
Contoh:
Perintah Syahadat, difahami oleh umumnya umat Islam, adalah rukun Islam yang apabila lahir kita membaca dua kalimat syahadat, maka cukuplah sudah.
Perintah Sholat, dipahami umumnya oleh umumnya umat Islam, adalah rukun Islam, yang apabila secara lahiriyah sudah dikerjakan, maka cukuplah sudah.
Perintah Puasa, dipahami oleh umumnya umat Islam, adalah rukun Islam yang apabila secara lahir kita sudah tidak makan, tidak minum, tidak berhubungan badan di siang hari di bulan puasa, maka cukuplah sudah.
Perintah Zakat, difahami oleh umumnya umat Islam, adalah rukun Islam, yang apabila zakat sudah kita keluarkan secara lahiriyah, apakah itu zakat mal ataukah fitrah, ataukan qurban, maka itu cukuplahj sudah.
Perintah haji, dipahami oleh umumnya umat Islam, adalah rukun Islam, yang apabila secara lahiriyah sudah melaksanakan ibadah haji, maka cukuplah sudah.
Itulah pemahaman yang sekarang ini majoriti kita fahami atau difahami oleh umat Islam.
Hanya sebahagian yang melihat atau memandang segala macam perintah adalah dalam sisi-sisi sesuai wujud yang diperintah yaitu manusia yang terdiri dari jasmani dan terdiri dari ruhani.
Semua perintah Allah, pastilah ada sisi-sisi dari lahiriyah dan ada sisi-sisi dari bathiniyah atau ruhaniyahnya.
Untuk melengkapi pemahaman itulah pembahasan dari sisi tersiratnya khusus untuk masalah wudhu, saya sampaikan bagi para peminat, yang moga-moga benar-benar anda sudah siap untuk menerima penyampaian-penyampaian ini.
Kontrol yang jelas, adalah Qur`an dan Hadits Nabi,
Maka sebelumnya saya ingatkan,
Kalau misalkan ada yang nanti saya sampaikan, yang bertentangan dengan Qur`an dan Hadits, maka tolaklah,
Tetapi apabila yang saya sampaikan sesuai apa yang ada di Qur`an dan hadits,
Tidak bertentangan dengan Qur`an dan Hadits
Meskipun itu mungkin tidak sesuai dengan pemahaman yang selama ini anda yakini,
Maka semuanya terserah anda.......
"Lana a`maluna walakum a`malukum". "Apa-apa yang engkau yakini itulah yang engkau kerjakan".
Saya hanya menyampaikan pemahaman yang selama ini sudah saya peroleh.

Tiada ulasan: