Catatan Popular

Khamis, 31 Ogos 2017

KITAB FATUR RABBANI WACANA 14 : LARANGAN JADI MUNAFIK


(Percikan Cahaya Ilahi)

SULTHANUL AULIYA SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI

Jum’at pagi , 7 Dzulqaidah tahun 545 Hijriyah, di Madrasahmya,

Syeikh Abdul Qadir Al Jalani bertutur :

Wahai orang-orang munafik semoga Allah membebasakan di bumi ini darimu. Alangkah tebal sifat nifaqmu. Dalam waktu dekat engkau akan dijadikan santapan sindat melalui mulut dan tubuhmu – sampai tercecer – di baigan lain bumi mengoyak dirimu sampau menyatu; benar-benar kembali nekgu menjadi tanah.
Tiada keuntungan bagi orang yang tidak baik sangka kepada Allah, orang-orang shalih dan orang-orang yang mengikuti mereka. Allah telah menyerahkan keberadaan ini semua untuk mereka, mereka peroleh hujan yang menumbuhkan tanaman bumi. Setiap makhluk jadi pengikut mereka, bahkan setiap individu, juga perjenis yang ada di bumi ini, seperti gunung tidak menggoncangkannya atau menggerak-gerakkan sebagai bencana yang menguji. Mereka tidak terguncang dari kedudukan tauhid atau ridho kepada Tuhan Yang Agung. Mereka mencari jiwa dari sisi lain, bertaubat kepada Allah serta takut pada-Nya. Sadarilah akan dosa-dosa mu, dantaramu dan Dia, berendah di hadapan-Nya, berlaku sopan di hadapan-Nya seperti orang-orang terdahulu.
Engkau jangan hina ucapan-ucapan ahli hukum dan Ulama, karena bicara mereka bisa menjadi terapi (obat) sedang rancangan kalimatnya sebagai buah. Terimalah Ulama yang bertakwa, jika engkau menemani mereka tentu engkau dapat berkah. Dan engkau jangan pergauli Ulama yang tidak beramal dengan ilmunya, karena jika engkau pergauli mereka tentu bencana menimpamu.
Bila engkau berteman orang yang lebih tinggi ilmunya dari padamu sesungguhnya ia membawa berkat untukmu, tapi jika engkau bergaul dengan orang yang lebih tua, padahal ia tidak bertakwa atau berilmu tentu pergaulanmu membawa bencana atasmu. Beramalllah untuk Allah semata, jangan untuk yang lain. Tinggallah untuk-Nya jangan tinggal untuk yang lain. Tinggallah untuk-Nya jangan tinggal untuk yang lain. Dan beramal yang ditujukan selain dia adalah termasuk kafir, dan tinggal selain untuk-Nya adalah riya. Siapa yang tidak memahami hal ini, sedang ia beramal melalui jalan lain dari ketentuan ini, maka ia berada dalam kebengongan. Dalam waktu dekat kematian pasti mendatangi untuk memutus bengongmu.

Wahai sahaya, jika engkau menjumpai jurang pemisah antara kaya dan miskin, ketika pemberian mereka untukmu itu pertanda engkau tidak beruntung. Muliakanlah si fakir dengan penuh sabar,ambillah berkah mereka (hikmah dari mereka) ketika berjumpa atau sedang duduk bersama mereka. Nabi saw. bersabda :
Si fakir penyabar menjadi teman dekat Dzat Maha Pengasih di hari kiamat.”
Hari ini mereka jadi teman dekat-Nya melalui hati dan besok dengan jisim mereka. Mereka dalah orang yang berhati zuhud, berpaling dari perhiasannya, memilih kefakiran daripada kaya, bahkan ia sabar atas kefaikiran. Jika hal ini telah empurna atas mereka, akhirat menjadi tujuan mereka secara penuh.
Wahai sahaya, engkau beramal untuk Allah tentu Dia menyuburkan tanamanmu mengalirkan sungaimu, mempersubur daun, ranting-ranting serta membuahkan pohon yang engkau punya. Berperintahlah dengan ma’ruf cegah yang munkar dan tolonglah Agama Allah, tradisikan kebenaran-kebenaran di dalam Agama Allah dan bersedkah suatu kebaikan untuknya; Niscaya sedekahmu terkekalkan, baik secara sembunyi atau terang, secara rahasia atau dalam kesempitan, dalam kemiskinan atau dalam kemewahan. Carilah kebutuhanmu dari Allah bukan dari makhluk-Nya. Kalaupun terpaksa dari makhluk, maka tenangkan hatimu bersama Allah, karena Dia pengilham untuk mencari keberadaan itu, dari satu arah ke arah lain. Bila engkau tertolak atau diberi perkara itu semata dari Dia, bukan dari mereka. Berkayalah atas setiap apa pun dari keutamaan Allah, kedekatan dengan-Nya serta ilmu-Nya. Bila ini sempurna, mereka menjadi kiblat makhluk dan tolok pandang mereka tertuju pada dirinya. Mereka mengambil dengan hati serta memperdekat dengannya. Darinya sumber penyerahan yang terlepas dan ridlo dari mereka.
Dari sebagian Ulama berkata : Di antara hamba Allah yang paling sempurna adalah orang yang meyakini penghambaannya untuk-Nya semata. Jadi penghambaannya itu bukan berdasar mencari dunia atau akhirat.” Mereka hanya mencari Dia semata, tidak yang lain. Wahai Allah tunjukkan segala makhluk ini pada pintumu selamanya, Pohonku dan perkara-perkara ini kutujukan pada-Mu. Sesungguhnya Allah memperlakukan terhadap hamba menurut kehendak-Nya. Bila hati bersih tentu terlimpahi rakhmat dan kasih-Nya tetap atas makhluk.
Lagi dari sebagian Ulama berkata : barang siapa banyak berbuat baik dan meninggalkan dosa, termasuk orang-orang yang benar. Orang yang benar itu bisa meninggalkan dosa besar atau kecil, lalu memperhalus sikap wara.nya, yaitu meninggalkan keinginan-keinginan – baik yang diperbolehkan – atau berupa syahwat sebaliknya mencari perkara halal yang mutlak. Orang yang benar (shiddiq) tidak henti-hentinya mengagungkan Asma Allah siang dan malam. Ia membakar pengembalian manusia yang berlaku, maka tradisi itu pun pasti terbakar. Ia diberi rizki tanpa batas. Juga ia pun tahu bahwa sabar salah satu bentuk pengobat hati dan menjadi sebab kejernihan dan kedekatan dengan Tuhan. Kebaikan mendatanginya setelah olah batin ini. Karena olah batin itu hakekatnya menjadi jelas bagi orang beriman dengan orang munafik, antara peng-esa Allah dengan pemusyrik, antara pembenar dan pendusta, antara pecinta dan pembenci, dan antara pengikut dengan pembid’ah.
Dengarlah kata Ulama ini : Jadilah engkau di dunia seperti orang yang membalut lukanya, sabar atas pahitnya obat, serta penuh harap atas kelenyapan dosa.” Setiap coba dan sakit pasti berkait dengan makhluk. Juga penglihatan mereka pada sengsara, manfaat, pemberian, dan penolak. Setiap obat dan lenyapnya coba itu terletak pada ketidak adaan makhluk dari hatimu dan tanggapanmu kala ketentuan Allah jatuh padamu.
Bila yang demikian nyata keluar dari hatimu sebaliknya terisi penuh dengan pada Nabi, Rasul, Syuhada, Shalihin dan para Malaikat Al-Muqarrabin – dan kala telah lenyap sikap itu, engkau menjadi besar, mulia, pemuka, pemberani, pemimpin dan apa yang diperintah agar kembali padamu, maka ia segera kembali, terperintah apa yang diperintah termulia dari apa yang mulia. Dengarlah bicara ini, yakini serta junjung secara benar.

Wahai orang yang sibuk dengan kehidupan; aku adalah orang terkaya metapencaharian, keuntungan ada padaku, kehidupan akhir juga ada padaku, aku pemberi setiap sesuatu yang menjadi hak-Nya. Jika diperoleh sesuatu dari akhirat sebagaimana yang ada padaku tentu tidak hanya sampai pada diriku seorang, karena orang mulia itu tidak suka makan sendiri. Setiap orang yang memperoleh kemuliaan dari Allah maka tidak ada kata bakhil baginya.

Wahai Allah berilah rizqi untuk kami seperti yang telah Engkau rizqikan pada kaum lain.

Dan berilah kami kehidupan yang baik di dunia dan kehidupan yang baik di akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.

Tiada ulasan: