Catatan Popular

Khamis, 26 November 2020

Kisah Ulama Diselamatkan dari Maut oleh Binatang Buas

Kes mati karena binatang buas sudah banyak dijumpai.

Cerita selamat dari keganasan binatang  berbahaya juga kerap kita dengar.

Namun, bagaimana dengan kes lepas dari maut justru karena pertolongan binatang mematikan? Yang terakhir ini kedengarannya aneh tapi betul-betul dialami Abu Hamzah al-Khurasani, ulama sufi pada abad pertengahan.

 

*****

Dalam sebuah perjalanan ibadah haji, entah bagaimana, ia tiba-tiba terperosok ke lubang sumur.

Tentu saja ia sukar kembali ke atas. Di tengah ancaman keselamatan jiwanya itu, Abu Hamzah al-Khurasani sempat akan berteriak minta tolong tapi diamkan diri.

"Tidak. Demi Allah aku tak akan berteriak minta tolong."

 

Belum habis gumam batinnya itu berujar, tiba-tiba ada dua orang melintas di bibir sumur. Tahu ada lubang di dekat mereka, salah seorang di antara keduanya bertutur, "Mari kita tutup bibir sumur ini agar tak ada orang jatuh ke dalamnya."

 

Bibir sumur pun ditutupi rerimbunan pohon tebu hingga penuh. Ingin sekali Al-Khurasani berteriak.

Namun lagi-lagi hatinya melarang. "Aku akan berteriak kepada yang lebih dekat ketimbang mereka berdua (yakni Allah)," gumamnya.

 

Al-Khurasani akhirnya cuma bisa diam. Tak disangka, beberapa saat kemudian bibir sumur terbuka kembali.

Lalu ada yang menurunkan kakinya dan seperti menyuruh al-Khurasani untuk memegangnya. Al-Khurasani pun bergelayutan dengan kaki itu dan keluar dari sumur dengan selamat.

 

Ia baru sadar bahwa kaki yang menolongnya itu adalah kaki seekor binatang buas (sabu'). Sabu' juga bisa berarti singa.

Kemudian terdengarlah suara, "Wahai Abu Hamzah, bukankah ini lebih baik? Kami selamatkan kami dari kematian dengan hewan mematikan."

 

Cerita tersebut menggambarkan betapa kuatnya keyakinan al-Khurasani terhadap pertolongan Allah. Ia tak berteriak minta tolong karena sedang membersihkan hati dari ketergantungan kepada selain-Nya, bukan lantaran menolak ikhtiar, apalagi bermalas-malasan.

Ia sedang menampilkan sikap tawakal yang mutlak, di saat bersamaan meyakini bulat-bulat akan kehadiran Allah setiap saat.

 

Kes pertolongan oleh binatang buas yang tak lazim tersebut bisa dilihat sebagai kemuliaan (karomah) dari Allah atas kesungguhan Abu Hamzah al-Khurasani dalam bersabar dan berpasrah diri secara penuh kepada-Nya.

Tiada ulasan: