Catatan Popular

Jumaat, 21 Mei 2021

KITAB MUKASYAFATUL QULUB : BAB 45 Keutamaan Tawakkal (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI

 

Firman Allah SWT:

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal. QS.3 Al Imran:159)".

Derajat ditandai dengan cinta kepada Allah SWT merupakan suatu keagungan dan orang yang melaksanakan akan ditanggung Allah dengan kecukupan, menjamin dia, mencintai dan menjaganya. Demikian ini merupakan keberuntungan yang besar. Sebab orang yang dicintai pasti tidak disiksa, tidak akan dijauhi dan tidak akan dihalangi.

Nabi SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Mas'ud:

“Aku melihat umat dalam suatu tempat berkumpulnya manusia dan sungguh aku melihat umatku berada di padang luas dan gunung-gunung. Aku amat bangga dengan jumlah mereka yang banyak. Lalu dikatakan padaku:

"Apa kamu sudah ridho".

Aku berkata:

"Ya".

Dikatakan:

"Diantara mereka ada 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab'.

Ditanyakan pada beliau SAW:

"Siapa mereka, ya Rasul".

Nabi SAW menjawab:

"Yakni mereka tidak (mempercayai) Pengobatan dengan membakar besi dan ditempelkan ke kulit, (bahwa bukan besi itu yang menyembuhkan), tidak menandai kecelakaan dengan burung, tidak minta jampi dan mereka tidak bertawakkal kepada Tuhan".

Ukasyah berdiri berhadapan dengan Nabi SAW, sambil berkata:

"Ya Rasul, berdo'alah kepada Allah agar Dia menjadikan aku termasuk bagian dari mereka".

Nabi SAW bersabda:

"Ya Allah, jadikanlah dia bagian dari mereka".

Kemudian yang lain juga berdiri dan berkata:

"Ya Rasul, berdo'alah kepada Allah agar Dia menjadikan kami diantara mereka".

Nabi SAW bersabda:

"Ukasyah sudah mendahului kamu".

Nabi SAW bersabda:

"Andaikan kami berserah diri (tawakkal) kepada Allah dengan sungguh-sungguh berserah diri. Pasti dia berangkat di pagi hari dengan perut lapar dan pulang sore dengan perut kenyang".

Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa yang menghadap kepada Allah 'Azza Wa Jalla, maka Allah akan mencukupi semua kebutuhannya dan didatangkan rizki dari tempat yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang selalu sibuk dengan dunia, maka Allah akan menyerahkan dunia itu kepadanya".

Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa yang merasa senang dengan dirinya yang kaya, maka sebaiknya ia lebih percaya terhadap apa yang di sisi Allah daripada apa yang ditangannya".

Diriwayatkan:

Dari (kisah) Nabi SAW ketika kefakiran menimpa keluarganya, beliau SAW bersabda:

"Kamu berdirilah untuk mengerjakan shalat, dan semua ini karena TuhanKU 'Azza Wa Jalla telah memerintah aku".

Tuhan 'Azza Wa Jalla berfirman;

"Dan perintahkan keluargamu untuk mendirikan shalat, dan tetaplah bersabar.” (QS.20;132).

Nabi SAW bersabda;

"Tidak disebut bertawakkal orang-orang yang minta diobati dan mengambil pengobatan dengan membakar kulit".

Diriwayatkan:

Jibril berkata kepada Ibrahim ketika dia berada di Manjaniq' (tempat alat pelempar ketika ia mau dilempar ke lautan api), katanya;

"Apakah masih ada yang kau perlukan".

Ibrahim menjawab;

"Kalau kepadamu, tidak".

Ucapannya memenuhi:

"Yang mencukupiku adalah Allah, kepada Allah sebaik-baiknya bertawakkal".

Karena ucapan itu kemudian Allah SWT berfirman:

"dan (kitab) Ibrahim yang telah disempurnakannya (apa-apa yang diperintahkan).” (QS.53 An Najm:37).

Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Daud AS:

"Tiada seorang hamba yang berpegang teguh pada-KU tanpa makhluk-KU. kemudian bumi dan langit memperdayakan mereka kecuali AKU akan memberikan jalan keluar untuk mereka".

Sa'id bin Jubair RA berkata:

"Aku disengat oleh seekor kala, kemudian aku bersumpah kepada ibuku agar dia mengobatiku, dan aku pun mengulurkan tangan pada tukang obat yang tidak tersengat kala".

Al Khawwash membaca firman Allah SWT:

:Dan bertawakkallah kepada Allah, Dzat Yang Maha Hidup dan Yang tidak mati.” (QS.25 Al Furqon:58).

Membaca sampai akhir ayat, dan dia berkata:

"Seorang hamba setelah membaca ayat ini tidak seharusnya tidak berlindung selain kepada Allah".

Dikatakan sebagian ulama dalam tidurnya;

"Barangsiapa yang mengandalkan Allah SWT maka dia telah memperkuat perlindungan terhadap dirinya".

Sebagian ulama berkata:

"Janganlah kamu melalaikan rizki yang diberikan kepadamu dari apa yang diwajibkan (Allah). Lalu kamu menelantarkan akheratmu dan masalah dunia pun kamu tidak memperoleh apa-apa, kecuali apa yang sudah ditakdirkan buatmu".

Yahya bin Mu'adz RA berkata:

"Usaha seorang hamba dalam mencari rizki tanpa mencari adanya bukti, dimana rizki itulah yang diperintah mencari hamba".

 

Ibrahim bin Adham bercerita;

Aku bertanya pada sebagian pendeta:

"Dari manakah kamu makan".

Dia menjawab;

"Pada diriku tidak ada pengertian tentang ini, namun tanyakan pada Tuhanku darimana Dia memberi makan padaku".

 

Haram bin Hibban bertanya pada Uwaisy Al Qarani:

"Kamu memerintah aku kemana'.

Kemudian dia menunjuk ke Syam. Haram berkata:

"Apa mata pencaharianmu".

Uwaisy berkata:

"Ah, celaka! Hati ini telah kecampuran keraguan-keraguan, sehingga nasehat bagi dia tidak berguna".

Sebagian ulama berkata:

"Selagi kamu ridho dengan Allah atas apa yang ditawakkalkan, kamu pasti menemukan jalan menuju kebaikan'.

Kami minta kepada Allah atas kebajikan tata krama.

Tiada ulasan: