Catatan Popular

Jumaat, 21 Mei 2021

KITAB MUKASYAFATUL QULUB : BAB 48 Antara Iman dan Kemunafikan (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI


Ketahuilah bahwa sempurnanya iman hanya membenarkan Ke-Esaan Allah SWT dan membenarkan semua yang dibawa oleh para utusan Allah SWT dengan selalu menambah-nambahkan amal baik.

Firman-Nya:

"Sesungguhnya orang-orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah, Rasul-Nya, lalu mereka berjuang dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah; mereka inilah orang-orang yang benar.” (QS.49 Al Hujurat;15).

Firman-Nya:

",,,tetapi kebajikan ialah orang yang beriman kepada Allah, beriman pada Hari Akhir, para Malaikat-Nya, Kitab-KitabNya dan para Nabi-Nya.” (QS.2 Al Baqarah:177).

Kemudian diisyaratkan ada 20 sifat, diantaranya, selalu menepati janji dan sabar menerima penderitaan.

Kemudian Dia berfirman, lanjutan ayat:

"....demikianlah orang-orang yang benar dan mereka inilah orang-orang yang bertaqwa.” (QS.2;177).

Firman-Nya:

".....Allah pasti meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan (meninggikan) beberapa derajat orang-orang yang berilmu.” (QS.58;11).

Firman-Nya:

"Tidaklah sama diantara kamu, orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum menaklukkan (kota Mekkah)” (QS.57:10).

Sungguh Dia berfirman:

"Derajat mereka bertingkat-tingkat di sisi Allah” (QS.3:163).

Nabi SAW bersabda:

"Keadaan iman masih telanjang, dan pakaiannya adalah bertaqwa".

Nabi SAW bersabda;

"Iman memiliki 70 cabang lebih dan cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dijalan".

Ini menunjukkan bahwa sempurnanya iman seseorang harus disertai amal perbuatan.

Nabi SAW bersabda;

"Ada 4 hal, barangsiapa yang memiliki 4 hal tersebut, maka dia murni termasuk orang munafik sekalipun dia berpuasa dan shalat, sementara dia menyangka dirinya orang beriman.

Mereka ialah orang bila

Berbicara bohong.

Bila berjanji menyelisihi (mengingkari),

Bila dipercaya, mengkhianati, dan

Bila bertengkar, selalu curang.

Sebagian ulama berkata:

"Diantara manusia yang paling dekat dengan kemunafikan ialah orang melihat bahwa dirinya bebas dari kemunafikan".

 

Cerita Hudzaifah RA:

"Pada hari ini orang-orang munafik lebih banyak pada masa Rasulullah SAW. Waktu itu mereka menyembunyikan kemunafikannya dan pada hari ini mereka menampakkannya. Sifat munafik jelas bertentangan dengan kebenaran dan kesempurnaan iman. Kedudukan nafsu amat samar dan orang yang jauh dari nafsu ialah orang yang selalu khawatir akan nafsu. Dan orang yang dekat dengan nafsu ialah orang yang melihat dirinya bebas dari nafsu".

Nabi SAW bersabda;

"Barangsiapa yang punya dua lidah di dunia (munafik), maka Allah akan menjadikan memiliki dua lidah di akherat".

Nabi SAW bersabda;

"Seburuk-buruk manusia ialah orang yang memiliki dua wajah. Mereka datang dengan satu wajah dan datang pada lainnya dengan wajah lain pula.”

Hasan berkata:

"Sesungguhnya diantara sifat munafik ialah antara hati dan lidah berbeda, berbeda yang tertutup dan yang terlihat, berbeda tempat masuk dan tempat keluar".

Firman Allah SWT:

"(Waktu itu) bagi mereka sudah jelas, yakni (siksa) Allah yang belum pernah mereka perkirakan.” (QS.30 Az Zumar:47).

Tafsirannya dikatakan:

"Mereka mengerjakan banyak amal yang mereka sangka suatu kebajikan, namun kenyataan mereka ada dalam timbangan kejahatan".

Abu Sulaiman AD Darani berkata:

"Aku mendengar sebagian penguasa, tapi aku mengingkarinya, aku khawatir kalau dia memerintah untuk membunuhku. Bukannya aku takut mati, namun aku khawatir kalau-kalau nyawaku lepas, datang dari hatiku merasa sebagai orang suci. maka aku pun menahan diri".

Ini termasuk jenis kemunafikan yang berlawanan dengan hakekat keimanan, kebenaran dan kesempurnaannya. Jadi sifat munafik ada dua macam:

Munafik yang bisa mengeluarkan dari agama dan membawa mereka abadi dalam neraka seperti orang kafir.

Membimbing ke neraka disaat tertentu atau mengurangi derajat neraka iliyyin dan menurunkan pada tingkat siddiqin.


Tiada ulasan: