Catatan Popular

Jumaat, 21 Mei 2021

KITAB MUKASYAFATUL QULUB : BAB 44 Antara Sabar, Ridha dan Qana'ah (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI

 

Adapun keutamaan Ridha dijelaskan dalam beberapa ayat Al Quran.

Firman Allah SWT:

"Allah ridha kepada mereka, dan mereka ridha kepada-Nya.” (QS.98 Al Bayyinah:8).

Sungguh Sungguh Allah SWT berfirman:

"Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula.“ (QS.45 Ar Rahman:60).

Dan kebaikan tingkat tinggi ialah ridho Allah terhadap hamba-hambaNya. Dia memperoleh pahala keridhoan Allah SWT buat hambanya.

Allah SWT berfirman:

"Dan beberapa tempat tinggal yang indah di surga Aden dan Keridhaan Allah adalah yang amat besar” (QS.9 At Taubah:72).

Sungguh Allah SWT telah mewariskan keridhoan-Nya dalam surga Aden sebagaimana Dia telah meninggikan Dzikir-Nya diatas shalat, Dia berfirman:

"Sesungguhnya shalat mampu mencegah perbuatan keji dan munkar, dan Mengingat (Dzikir) Allah adalah lebih besar” (QS.26 Ankabut:46).

Sebagaimana bahasan Musyahadah (penyaksian hati) kepada Allah yang diingat ketika shalat adalah lebih agung daripada shalat itu sendiri. Maka ridhonya Allah yang memiliki surga adalah lebih tinggi daripada Ridho itu sendiri. Bahkan ridho merupakan tujuan akhir daripada penghuni-penghuni surga.

Ada hadits menyebutkan:

Sesungguhnya Allah SWT menampakkan Ridha-Nya terhadap orang mukmin.

Dia berfirman:

"Mintalah kalian kepada-KU".

Mereka pun meminta:

"Hanya Keridhaan-MU".

Permintaan mereka akan Ridha setelah ada pertimbangan, maka permintaan itu merupakan puncak keutamaan".

Mengenai makna ridhonya seorang hamba, kami akan menjelaskan dengan hakekat. Namun Keridhoan Allah terhadap hamba-Nya hampir mendekati akan kecintaan Allah terhadap Hamba-Nya yang pernah kami terangkan, namun kami tidak menerangkan secara hakekat, sebab ilmu makhluk tidak akan mampu menjelaskan. Dan orang yang mampu dalam bidang itu, sesungguhnya dia berupaya menyendiri dan menemukan dirinya sendiri.

Ringkasnya bisa dikatakan; tidak ada tingkat lagi diatas tingkat memandang Allah (musyahadah). Andaikan mereka minta ridha, itu pun terjadi adanya sebab memandang (merasakan hadirnya) Allah. Maka mereka seolah-olah menganggap bahwa ridha merupakan puncak tujuan akhir dan jelas lebih tinggi daripada harapan itu sendiri. Ketika mereka meminta, tidak akan meminta kecuali suatu kelangsungan, dan mereka tahu bahwa ridha adalah sebab dari kelangsungan untuk mengangkat penghalang (yang menutupi antara hamba dan Allah).

Allah SWT berfirman:

"....dan di Sisi Kami ada Tambahannya.” (QS.50 Qoof:35).

Ahli tafsir menjelaskan maksud ayat tersebut:

"Akan datang pada penghuni surga suatu masa untuk penambahan; yakni 3 macam pemberian Allah,

Pemberian Allah yang tidak diberikan kepada mereka seperti hadiah di surga, sesuai firman Allah SWT:

“Tak seorangpun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (macam-macam) nikmat yang menyedapkan mata.” (QS.32:17).

Salam dari Tuhan buat mereka, ini pun hadiah anugerah. Ucapan salam sebagaimana diterangkan dalam firman-Nya:

"dan ucapan selamat --salam-- dari Tuhan Yang Maha Pengasih.” (QS.36:58). dan

Allah berfirman kepada mereka:

“Sesungguhnya Aku ridho kepadamu'. Dan inilah yang paling utama dari hadiah ucapan salam diatas. Firman-Nya: 'Dan Keridhaan Allah adalah yang lebih besar.“ (QS.9 : 72.

Maksudnya, lebih besar dari nikmat (surga) yang mereka peroleh, ialah keutamaan Ridho Allah. Dan ridho tersebut merupakan buah dari ridhonya seorang hamba.

Bahasan "Keutamaan Ridha" terdapat dalam beberapa hadits.

Diriwayatkan bahwa Nabi SAW bertanya kepada para sahabatnya;

"Siapa kalian".

Mereka menjawab:

"Kami orang mukmin".

Beliau SAW bersabda:

"Apa tanda iman kalian".

Mereka ada keluasan dan ridho atas kejadian-kejadian Qadha'.

Beliau SAW bersabda:

"Demi Tuhan-Nya Ka'bah, orang-orang beriman"

Dalam riwayat yang lain menyebutkan, beliau SAW bersabda:

",,,ialah orang yang memiliki hikmah, alim dan lantaran alimnya bisa-bisa mendekati seperti para Nabi".

Hadits lain menyatakan:

"Beruntung sekali orang yang diberi petunjuk keislaman, rizkinya sekedar cukup keperluan, dan ia ridho dengan pemberian itu".

Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa yang ridho kepada Allah dengan sedikitnya rizki, maka Dia ridho dengan sedikit amalnya hamba itu".

Sabdanya:

"Ketika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah akan menguji dengan bencana, bila sabar maka Allah akan memilihnya".

Sabda Nabi SAW:

"Pada hari kiamat kelak Allah akan menumbuhkan sayap di kalangan umatku, mereka pun terbang dari kuburannya menuju surga. Mereka disana bebas bersenang-senang sesukanya. Para malaikat pun berkata kepada mereka:

"Apa kalian melihat hisab".

Mereka menjawab:

"Kami tidak pernah melihat hisab".

Kata malaikat:

"Apa kalian melewati shiroth".

Kata mereka:

"Kami tidak pernah melihat shiroth".

Para malaikat bertanya:

"Apakah kamu melihat Jahannam".

Kata mereka:

"Kami tidak melihat apapun".

Malaikat bertanya:

"Kalian dari golongan mana".

Jawab mereka:

"Kami dari umat Muhammad".

Kata malaikat:

"Kami mohon pada kalian dengan Allah; ceritakanlah pada kami amal apa yang kamu kerjakan di dunia".

Mereka menjawab:

"Kami hanya ada 2 hal, dan kami sampai pada tingkat ini (surga tanpa proses apapun) adalah lantaran Rahmat Allah".

Tanya Para malaikat:

"2 amal apakah itu".

Kata mereka:

"Kalau kami sendirian, kami malu berbuat durhaka kepada Allah, dan kami telah ridho dengan pembagian yang sedikit kepada kami".

Para malaikat berkata:

"Semua ini jelas-jelas menjadi milik kalian".

Nabi SAW bersabda:

"Hai orang-orang kafir, berikan keridhoan hatimu kepada Allah, maka kamu akan memperoleh pahala atas kefakiranmu. Bila tidak, kamu pun tidak memperoleh pahala".

Al-Kisah Nabi Musa AS ketika Bani Israil bertanya padanya:

"Tanyakan kepada Tuhanmu kami memperoleh apa, bila mengerjakan sesuatu. Karena amalan itu pasti Dia pada kami".

Musa AS berkata:

"Ya Tuhanku, Engkau benar-benar sudah mendengar apa yang mereka katakan padaku".

Allah SWT berfirman:

"Hai Musa, katakanlah pada mereka; 'Mereka harus ridho kepada-KU, Aku pun akan ridho terhadap mereka".

 

Keutamaan Sabar

Keutamaan sabar telah Dia terangkan dalam Al Quran lebih dari 9 Kali. Lantaran sabar akan membuahkan beberapa derajat dan kebajikan. Allah akan mengumpulkan buat orang-orang sabar, yang tidak diberikan kecuali kepada mereka. Allah berfirman:

"Merekalah orang-orang yang memperoleh Keberkahan Sempurna dan memperoleh Rahmat dari Tuhan-Nya, dan mereka inilah orang-orang yang memperoleh petunjuk.” (QS.2 Al Baqarah:157).

Maksudnya; Petunjuk, Rahmat, dan Keberkahan akan dikumpulkan buat orang-orang yang sabar. Dan amat panjang sekali bila sekaligus menjelaskan ayat-ayat Allah mengenai sabar.

Dari hadits saja, disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda;

"Sabar adalah bagian daripada iman".

Sabda Nabi SAW:

"Diantara sesuatu yang paling sedikit diberikan kepada kalian ialah keyakinan dan kekuatan sabar. Barangsiapa yang dianugerahi 2 hal itu, maka dia tidak akan peduli apa yang tidak mampu dilakukan; yakni berdiri shalat di malam hari dan berpuasa di siang hari. Dan sesungguhnya kalian bisa sabar dengan apa yang sedang dihadapi, hal ini lebih aku cintai daripada tiap-tiap orang memenuhi aku dengan semua amalan. Namun aku sangat khawatir jika sepeninggalku kelak kamu dibukakan pintu keindahan dunia, lantas kamu mengingkari 1 sama lain dan mengingkari semua penghuni langit. Maka barangsiapa yang bersabar dan tetap mencari pahala, maka dia memperoleh kesempurnaan pahalanya".

Kemudian beliau SAW membaca firman Allah SWT:

"Apa yang ada disisimu akan lenyap dan apa yang ada di sisi Allah akan kekal. Dan sungguh kami akan memberikan balasan buat orang-orang sabar dengan pahala mereka.” (QS.16 An Nahl;96).

Riwayat Jabir RA bahwa Nabi SAW ditanya mengenai iman. Beliau SAW lantas bersabda:

"Sabar dan murah hati".

Sabda Nabi SAW:

"Sabar merupakan simpanan kekayaan dari semua kekayaan surga".

Berulang kali Nabi SAW ditanya mengenai sabar, dan dia bersabda;

"Sabar".

Sabda Nabi SAW:

"Utama-utamanya amal ialah kamu memaksakan kehendak nafsu dengan mengekangnya".

Dikisahkan:

Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Daud AS:

"Berakhlaklah kamu dengan Budi Pekerti-KU, dan diantara budi pekerti-KU ialah AKU Dzat Yang Maha Penyabar".

Dalam riwayat Atha, Ibnu Abbas RA bercerita ketika Nabi SAW para sahabat Anshar, beliau SAW bersabda:

"Apa kamu orang mukmin".

Mereka diam, Umar RA berkata:

"Ya".

Sabda Nabi SAW:

"Apa tanda-tanda iman kamu'.

Mereka menjawab:

"Kami bersyukur bila ada keluasan; sabar menghadapi bencana dan ridho dengan qodho".

Isa Al Masih berkata;

"Sungguh kamu tidak akan menemukan apa yang kamu cintai kecuali dengan kesabaranmu terhadap yang kamu benci".

Nabi SAW bersabda;

"Andaikan sabar berupa makhluk lelaki, tentu dia orang yang mulia. Allah amat mencintai orang-orang yang sabar".

Hadits-hadits mengenai sabar tidak terhitung jumlahnya.

Sabda Nabi SAW:

"Kemuliaan berawal dari sifat qona'ah (menerima pemberian) dan kehinaan berawal dari sifat tamak".

Sabda Nabi SAW:

"Sifat Qana'ah adalah simpanan yang tidak akan pernah habis".

Tiada ulasan: