Catatan Popular

Jumaat, 21 Mei 2021

KITAB MUKASYAFATUL QULUB : BAB 42 Antara Kejahatan Hawa Nafsu dan Perjuangan Zuhud (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI

 

Firman Allah SWT:

"Apakah engkau pernah melihat orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai Tuhannya! Dan Allah menyesatkan dia, sebab mengetahui (kejahatan hatinya) (QS.45 Al Jaatsiyah:23)".

Menurut Ibnu Abbas RA:

"Mereka adalah orang kafir yang mengambil agamanya tanpa dalil dan tanpa petunjuk dari Allah SWT. Artinya mereka amat mengikuti hawa nafsu tanpa mengamalkan Kitab Allah, dimana seolah-olah mereka menyembah hawa nafsu".

Allah SWT berfirman:

"Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka”. (QS.5 Al Maidah:48)".

Allah SWT berfirman:

"Dan janganlah engkau menuruti hawa nafsu, nanti dia akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” (QS.38 Shaad:36).

Demikianlah sehingga Nabi SAW meminta perlindungan melalui sabda beliau SAW:

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari mentaati hawa nafsu dan kekikiran".

Sabda Nabi SAW:

Ada 3 hal yang bisa menghancurkan:

Taat kepada hawa nafsu.

Mengikuti sifat kikir, dan

Menyombongkan diri.

Demikianlah dan semua maksiat memang berawal dari mengikuti hawa nafsu, dimana hawa nafsu akan membimbing ke neraka. Dan semoga kita tetap dalam perlindungan Allah.

Sehingga Nabi SAW minta perlindungan melalui sabda beliau SAW:

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari mentaati hawa nafsu dan kekikiran".

Sebagian orang ma'rifat berkata;

"Bila dalam hatimu muncul 2. maka engkau tidak tahu lagi dimana kebenaran. Maka lihatlah, fikir, mana diantara 2 itu yang paling dekat dengan hawa nafsu, maka perangilah".

Senada dengan syair Imam Syafi'i:

"Bila masalahmu terpusat pada 2 tujuan, dan engkau tidak tahu yang salah atau yang benar; maka hancurkan hawa nafsumu, sebab hawa nafsu bisa membimbing kearah jiwa yang tercela".

Ibnu Abbas RA berkata:

"Bilamana kamu ragu memilih 2 pendapat, maka tinggalkan yang kau cintai dan pakailah yang ringan bagimu".

Pedomannya;

"Sesuatu yang ringan amat mudh bagimu, jangkauannya mudah, risiko kecil dan pertolongan akan cepat datang. Maka seseorang akan lebih bersemangat terhadap keinginannya. Bila yang berat diambil, jelas terasa sulit, sulit menjangkau dan pertolongan pun terasa lama".

Riwayat Ibnu Umar RA:

"Kekanglah hawa nafsu kalian. Sebab hawa nafsu selalu mengantar ke jalan keburukan. Sesungguhnya perkara benar selalu berat namun nikmat, dan perkara batil selalu ringan tapi mentah, menghindari kerusakan lebih mudah daripada memperbaiki kerusakan".

Lukman berkata kepada putranya;

"Pertama kali aku peringatkan padamu mengenai hawa nafsu. Nafsu selalu punya kesenangan dan keinginan. Andaikan kamu memberikan "keinginan", maka nafsu bisa tumbuh dalam hati laksana tumbuhnya api diatas batu yang lama kelamaan menjadi rapuh dan runtuh, tidak berbentuk hati lagi melainkan bubuk racun.".

Nabi SAW bersabda:

Allah menciptakan akal, dan Dia berfirman padanya:

"Menghadaplah".

Akal pun menghadap. Firman-Nya:

"Hadaplah ke belakang".

Akal lantas membelakangi. Allah SWT berfirman;

"Demi Keagungan dan Keluhuran-KU, AKU tidak akan meletakkanmu kecuali buat orang-orang yang KUcintai diantara makhluk-KU".

Dan Allah menciptakan kebodohan, berfirman padanya:

"Menghadaplah".

Ia pun menghadap dan membelakangi. lalu Allah berfirman:

"Demi Keagungan dan Keluhuran-KU, AKU tidak akan meletakkanmu kecuali buat orang yang AKU benci diantara makhluk-KU".(HR.Imam Timidzi)

Wansyaddal Akhor:

"Bila kamu ingin berhasil menggapai cita-cita, sekali-kali janganlah engkau menuruti keingainan hawa nafsu. Perangilah dia semua dorongan keinginannya dan kekanglah dirimu untuk bercampur dengan orang yang sesat. Tinggalkan bisikan nafsu, bisikan itu jelas kearah kejahatan mulai bisikan pertama atau selamanya, tetap pada akhirnya adalah neraka".

Beberapa kata mutiara:

"Hawa nafsu merupakan kendaraan yang jelek, dia menuntun kearah kesenangan dan menempatkan pada tempat ujian. Maka janganlah keinginan nafsumu berjalan ke tempat yang buruk".

Dunia adalah tidur, akherat adalah bangun; diantara keduanya ada kematian. Sementara kita semua saat ini berada dalam mimpi-mimpi yang kosong. Barangsiapa yang melihat berdasarkan hawa nafsunya tentu akan kebingungan. Barangsiapa yang memutuskan untuk hawa nafsu tentu akan menyeleweng. Dan barangsiapa yang memperpanjang pertimbangan, dia tidak akan menemukan batas akhir dan buat orang yang memandang (mempertimbangkan) tidak akan pernah berakhir.

Sabda Nabi SAW:

"Sebaik-baik agamamu adalah wira-i (menjauhkan diri dari maksiat atau barang subhat/antara barang halal dan haram".

Nabi SAW bersabda;

"Jadilah kalian seorang yang wira-i, pasti kamu akan jadi orang paling ahli ibadah diantara manusia. Jadilah kamu orang yang bersifat menerima, pasti kamu jadi orang yang paling bersyukur diantara manusia".

Sabda Nabi SAW:

"Barangsiapa yang tidak bersifat wara-i, dimana wara' mampu menghalangi maksiat kepada Allah ketika menyendiri, maka Allah tidak akan memperdulikan satu pun ilmunya".

Zuhud

Zuhud adalah mengasingkan diri atau menjauhkan diri dari segala kenikmatan dunia; kenikmatan tidak menjadikan terlena dan pusat tujuan hidup, melainkan dibuat alat untuk mencapai tujuan hidup abadi di akherat.

Kata Ibrahim bin Adham:

Zuhud ada 3 tingkatan:

Zuhud yang wajib; menjauhkan diri dari semua yang haram.

Zuhud untuk keselamatan; meninggalkan barang subhat (subhat;status barang tidak jelas, apakah halal atau haram), dan

Zuhud keutamaan; zuhud dari perkara yang halal.

Ini merupakan penjelasan pengertian yang amat baik.

Imam Mubarrok berkata:

"Zuhud ialah menyamarkan zuhud. Bila orang zuhud lari dari manusia, maka carilah dia. Bila dia mencari manusia, maka kamu larilah dari dia".

Amat indah tulisan ini:

"Bila kamu mampu menguasai uang dan kamu meninggalkannya, maka mengertilah bahwa ketakwaanmu itu adalah takwa seorang muslim sejati".

Orang zuhud bukanlah orang yang mengasingkan diri dari manusia saat dunia berpaling darinya, melainkan orang zuhud sejati ialah saatnya dunia menghadap kepadanya, lalu ia mengutamakan berpaling dari dunia".

Kata sebagian Hukama:

"Bila orang tidak mau zuhud saat dunia menampakkan keindahannya, maka dia bukan orang zuhud".

"Celakalah bagi budak-budak dunia yang tidak akan abadi. Dunia laksana perjalanan mimpi; kejernihannya adalah keruh, senangnya membahayakan, keselamatannya merupakan tipuan, terangnya adalah kegelapan,,, kenikmatan adalah penyesalan dan penemuan merupakan ketiadaan. Dunia tidak akan mampu menyembuhkan dari segala kesulitan, maka lepaskan dia, jangan lihat keindahannya, sebab dia merupakan kenikmatan yang menyimpan siksaan. Dan berbuatlah kamu demi sebuah perkampungan yang terjamin tanpa ada kematian dan ketuaan".

Yahya bin Mu'adz menulis kata-kata hikmah:

"Hendaklah pandanganmu ke dunia untuk mengambil pelajaran, kemauan usahamu sendiri merupakan keterpaksaan dan kemauanmu mencari akherat adalah hal yang harus dipercepat".


Tiada ulasan: