Catatan Popular

Khamis, 7 Jun 2018

Bermudah Hati


Abdullah bin Mubarrak menuturkan kisahnya. Suatu ketika saat aku berhaji, aku tertidur ketika berada di Hijir Ismail. Dalam tidurku aku bermimpi, Rasulullah saw. berkata padaku, "Ketika engkau kembali ke Baghdad, datanglah...

Abdullah bin Mubarrak menuturkan kisahnya. Suatu ketika saat aku berhaji, aku tertidur ketika berada di Hijir Ismail. Dalam tidurku aku bermimpi, Rasulullah saw. berkata padaku, "Ketika engkau kembali ke Baghdad, datanglah ke tempat begini dan begini, lalu carilah orang bernama Bahram Al Majusi. Sampaikan salamku padanya, dan katakan bahwa Allah telah ridha padanya."

Di saat terbangun, aku pun mengucap, "Laa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil adziim Mimpi ini pasti dari setan, pikirku. Lalu aku berwudhu, setelah itu shalat, kemudian tawaf. Tiba-tiba aku merasa mengantuk sehingga tertidur kembali, dan ternyata aku bermimpi lagi seperti tadi. Kejadian itu terulang berturut-turut hingga tiga kali. Setelah itulah aku baru yakin kalau mimpi itu benar.

Setelah selesai menyempurnakan haji, aku pun pulang dan segera mencari tempat yang ditunjukkan oleh Rasulullah saw. di dalam mimpiku. Di tempat itu aku bertemu dengan seorang lelaki berusia tua. Maka aku bertanya padanya.

"Apakah engkau Bahram Al Majusi?"
Lelaki itu menjawab, "benar. Akulah Bahram Al Majusi." "Apa engkau memiliki kebaikan di sisi Allah?"
Ia menjawab, "benar. Aku pinjamkan uang kepada para manusia, kemudian kuminta ‘bunga’ dari mereka. Menurutku, ini adalah kebaikan.’
Maka aku berkata kepadanya, "bukan, hal itu adalah haram. Masihkah engkau mempunyai kebaikan yang lain?" "Iya. Aku memiliki empat orang anak perempuan dan empat orang anak laki-laki. Lantas aku nikahkan empat anak perempuanku itu dengan keempat anak laki-lakiku."
"Ini haram! Adakah kebaikan yang lain?"

Ia menjawab, "Aku juga mempunyai seorang anak perempuan yang sangat cantik, tapi aku tidak menemukan orang yang pantas untuk (menjadi suami)-nya. Maka, aku nikahi sendiri anak perempuanku itu."
"Ini juga haram! Adakah kebaikan lain yang telah engkau lakukan?"

"Ketika aku bermalam pertama dengan anak perempuanku itu, seorang wanita muslim datang ke rumahku dengan membawa obor mati. Kemudian ia menyulut obor itu dengan obor yang ada di rumahku. Sesudah itu ia keluar. Sampai di luar, wanita itu meniup obornya hingga mati. Setelah itu ia masuk lagi dan menyulut obornya, kemudian keluar lagi. Sampai di luar ia meniupnya lagi kemudian masuk lagi dan menyulut obornya lagi. Kemudian keluar lagi dan meniup obornya lagi. Kejadian itu berulang sampai tiga kali. Aku mengira wanita ini hendak mencuri. Maka aku membuntutinya sampai di rumahnya.

Ketika perempuan itu masuk rumahnya, anak-anaknya berkata, ‘Wahai ibu, apakah ibu membawa makanan? Sungguh kami tak kuat lagi menahan lapar.’
Karena mendengar perkataan anak-anak itu, aku segera pulang, kuambil sebuah nampan kuisi penuh dengan makanan, lalu kuantarkan ke rumahnya."

Aku (Abdullah bin Mubarrak) berpikir, "Inilah yang dimaksud dengan kebaikan."
Maka kuceritakan perihal mimpiku kepadanya. Bahram Al Majusi pun seketika itu mengucapkan; ’’Asyhadu allaa ilaaha illallaah wasyhadu anna Muhammadan ‘abduhuu warasuuluh. "
Setelah mengucapkan kalimat itu, Bahram Al Majusi terjatuh lalu meninggal. Aku pun segera memandikan, mengkafani, menshalatkan, lalu menguburkan jenazahnya."

Abdullah bin Mubarrak berkata, "Wahai para hamba Allah, bermurah-hatilah kalian semua, sebab murah hati itu bisa mengubah musuh menjadi kekasih."

Semula Bahram Al Majusi adalah musuh Allah, sebab ia beragama Majusi. Tetapi, karena bermurah hati, ia pun mati sebagai kekasih Allah.

Tiada ulasan: