Catatan Popular

Ahad, 22 Disember 2019

PENDAHALUAN KITAB URAIAN KEAJAIBAN HATI.


(Iaitu: Kitab Pertama dari Rubu’ “Yang Membinasakan”)
Segala pujian bagi Allah, yang heranlah segala hati dan segala gurisan hati, tiada sanggup mengetahui dengan mendalam akan keagungan Allah.
Dan merasa dahsyatlah segala mata dan pandangan tentang dasar-dasar kecemerlangan NurNya. Ia Yang Melihat segala rahasia yang tersembunyi. Ia Yang Mengetahui segala kandungan jiwa yang tertutup. Ia Yang Tidak Memerlukan kepada perundingan dan pertolongan pada mengatur kerajaanNya. Ia Yang Membalik-balikkan semua hati. Ia Yang Mengampunkan segala dosa, Ia Yang Menutup semua kekurangan. Dan Ia Yang Melapangkan segala kesempitan.

Rahmat kepada penghulu rasul-rasul, yang mengumpulkan yang bercerai-berai dari agama dan yang memotong pembelakangan orang-orang yang ingkar. Dan kepada keluarganya yang baik dan suci. Dan anugerahilah kiranya kesejahteraan yang sebanyak-banyaknya !

Adapun kemudian, maka kemuliaan dan keutamaan manusia yang mengatasi sejumlah dari bermacam-macam makhluk yang lain, adalah disebutkan persediaannya mengenal Allah (ma’rifah kepada Allah) Yang Maha Suci, dimana mengenal Allah itu didunia adalah keelokan, kesempurnaan dan kebanggaan nya manusia.

Dan diakhirat adalah alat dan simpanannya. Sesungguhnya manusia itu menyediakan diri bagi ma’rifah/mengenal, adalah dengan hatinya.
Tidak dengan salah satu anggota badannya.
Maka hatilah yang mengetahui Allah.
Dialah yang mendekati kepada Allah. Dialah yang bekerja karena Allah.
Dialah yang berjalan kepada Allah.
Dan dialah yang membuka apa yang di sisi Allah dan yang padaNya.

Dan sesungguhnya anggota badan itu, adalah pengikut, pelayan dan alat yang dipergunakan oleh hati.

Dan yang dipakainya, laksana pemilik memakai budaknya, pemimpin menerima layanan rakyatnya dan pekerja bagi perkakas nya. Hatilah yang diterima di sisi Allah apabila ia selamat sejahtera dari selain Allah. Dan hati itu terdinding (terhijab) dari Allah, apabila ia tenggelam dengan selain Allah.

Hatilah yang mencari. Hatilah yang berbicara. Dan hatilah yang mencaci. Dan dialah yang berbahagia dengan dekat kepada Allah. 

Maka ia memperoleh kemenangan, apabila ia mensucikannya. Dan memperoleh kekecewaan dan kesengsaraan, apabila ia mengotorkan dan merusakkannya. 

Hatilah pada hakikat/maknanya yang taat kepada Allah Ta’ala. Dan sesungguhnya ibadah-ibadah yang berkembang pada anggota badan, adalah cahayanya. Hatilah yang durhaka, yang mengingkari Allah Ta’ala. Sesungguhnya yang berjalan pada anggota badan, dari kekejian-kekejian adalah bekas-bekasnya hati. Dengan gelap dan bersinarnya hati, lahirlah segala kebaikan zahiriah dan keburukannya. Karena tiap tempat air itu, kena percikan dengan apa yang ada didalamnya. Hatilah apabila dikenal oleh manusia, maka sesungguhnya manusia itu telah mengenal dirinya.

Dan apabila manusia telah mengenal dirinya, maka ia telah mengenal akan Tuhannya.

Dan hati itu, apabila tidak dikenal oleh manusia, maka manusia itu tidak mengenal akan dirinya.

Dan apabila manusia itu tidak mengenal dirinya, maka ia tidak mengenal akan Tuhannya. Dan barangsiapa tidak mengenal hatinya, maka ia lebih tidak mengenal lagi akan lainnya.

Karena kebanyakan manusia itu, tidak mengetahui hatinya dan dirinya. Dan telah terdinding di antara mereka dan diri mereka. Sesungguhnya Allah Ta’ala mendindingkan diantara manusia dan hatinya. Pendindingan itu, dengan mencegahnya daripada bermusyahadah/bersaksi, bermuraqabah (memperhatikan, mengintip, menjaga) mengenal sifat-sifatNya dan cara berbalik-baliknya diantara dua anak jari dari anak-anak jari Tuhan Yang Maha Pemurah. Dan bagaimana ia sekali turun ke tingkat yang paling bawah dan merendah sejajar dengan setan-setan.

Dan bagaimana pada kali yang lain, ia meninggi ke tingkat yang paling tinggi, naik ke alam malakut yang dekat dengan Tuhan.

Orang yang tiada mengenal hatinya untuk bermuraqabah (menjaga dan mengintip) apa yang tampak dari dan dalam gudang alam malakut, maka orang tersebut termasuk dalam golongan orang yang difirmankan oleh Ta’ala:
“Mereka yang lupa kepada Allah, lalu Allah melupakan mereka kepada dirinya sendiri. Itulah orang-orang yang fasiq”. S 59 Al Hasyr ayat 19.

Maka mengenal hati dan hakikat/makna sifat-sifatnya itu pokok agama dan sendi jalan orang-orang salik (orang-orang yang berjalan kepada Allah).

Ketika kita telah selesai dari bahagian pertama dari Kitab ini, yaitu: dari memperhatikan ibadah-ibadah dan adat kebiasaan yang berlaku pada anggota badan dan itu adalah Ilmu Zahir dan kita menjanjikan akan menguraikan pada bahagian kedua: sifat-sifat yang membinasakan (al-muhlikat) dan yang melepaskan (al-munjiyat) yang berlaku pada hati  dan itu adalah Ilmu batin, maka tak boleh tidak, bahwa kita dahulukan padanya: dua kitab lebih dahulu: Kitab tentang uraian keajaiban sifat-sifat dan tingkah laku hati dan: Kitab tentang cara latihan hati dan pendidikan tingkah lakunya.

Kemudian, sesudah itu, kita bertolak, pada menguraikan: sifat-sifat yang membinasakan dan yang melepaskan. Sekarang marilah kita sebutkan uraian keajaiban hati, dengan jalan membuat contoh-contoh, yang mendekatkan kepada pengertian. Karena penegasan segala keajaiban dan rahasia hati, yang masuk dalam jumlah alam-malakut, adalah diantara yang menumpulkan kebanyakan paham daripada mengetahuinya.

Tiada ulasan: