Catatan Popular

Ahad, 22 Disember 2019

PENJELASAN: tentara hati.

Allah Ta’ala berfirman:
Tiadalah yang mengetahui tentara Tuhanmu, selain Ia sendiri”. S 74 Al Muddatstsir ayat 31.
Allah swt mempunyai tentara yang terkumpul banyak dalam hati, dalam roh dan dalam alam-alam yang lain.
Hanya Allah sendiri yang mengetahui hakikat/maknanya dan penguraian bilangannya. Dan kami sekarang mengisyaratkan kepada sebahagian tentara hati.
Maka itulah yang menyangkut dengan maksud kami. Hati itu mempunyai dua tentara: tentara yang dapat dilihat dengan mata kepala dan tentara yang tidak dapat dilihat, kecuali dengan mata hati.
Hati itu berkedudukan raja.
Dan tentara itu berkedudukan pelayan dan pembantu. Inilah arti tentara.
Adapun tentara hati yang dapat disaksikan dengan mata, ialah: tangan, kaki, mata, telinga, lidah dan anggota-anggota tubuh lainnya, yang zahir dan yang batin.
Semuanya itu pelayan hati dan yang bekerja cuma-cuma untuk hati.
Hatilah yang menggunakannya dan yang pulang pergi kepadanya. Semua anggota itu dijadikan secara naluri patuh kepada hati. Tiada sanggup menyalahinya dan mendurhakainya. Apabila hati menyuruh mata dibuka, niscaya dia terbuka. Apabila hati menyuruh kaki bergerak, niscaya ia bergerak. Apabila hati menyuruh lidah berkata-kata dan ia yakin akan hukum yang akan diperkatakan, niscaya lidah itu berkata-kata. Dan begitulah dengan anggota-anggota badan lainnya.
Kepatuhan anggota-anggota tubuh dan pancaindra kepada hati, dapat diserupakan dari segi kepatuhan para malaikat kepada Allah Ta’ala. Sesungguhnya malaikat secara naluri itu patuh, tiada sanggup menyalahiNya. Bahkan, mereka tiada mendurhakai Allah akan apa yang disuruh oleh Allah.
Mereka berbuat, apa yang disuruh. Hanya keduanya itu, berbeda pada satu hal. Yaitu: bahwa para malaikat as itu, mengetahui dengan ketaatan dan kepatuhannya. Dan pelupuk mata itu mematuhi hati tentang terbuka dan tertutupnya, dengan jalan: terjadinya demikian (taskhir).
Tiada berita baginya dari dirinya dan dari kepatuhannya kepada hati. Sesungguhnya, hati itu memerlukan kepada tentara tersebut, sebagaimana perlunya kepada kendaraan dan perbekalan perjalanannya, yang karena itulah, dia dijadikan. Yaitu: perjalanan kepada Allah swt dan dilampaui tempat-tempat untuk menemuiNya. Maka karena itulah, hati itu dijadikan.

Allah Ta’ala berfirman:
Tidaklah Aku jadikan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah (memperhambakan diri) kepadaKu”. S 51 Adz Dzaariyaat ayat 56.
Sesungguhnya kendaraan hati itu tubuh.
Dan perbekalannya ilmu.
Dan sesungguhnya sebab-sebab yang menyampaikannya kepada perbekalan dan yang menetapkannya dari perbekalan itu ialah: amal shalih.
Dan tidak mungkin hamba itu sampai kepada Allah swt selama badannya tidak tenang. Dan ia tidak melewati (meninggalkan) dunia. Sesungguhnya tempat yang terdekat tak boleh tidak- dilewati, untuk sampai ke tempat yang terjauh.
Dunia adalah tempat bercocok tanam bagi akhirat.
Dan salah satu tempat petunjuk. Dinamakan dengan dunia, karena dia itu yang terdekat dari dua tempat tersebut. Maka perlulah menyiapkan perbekalan dari dunia (alam) ini.

Maka badan itu, kendaraannya, yang menyampaikannya kepada alam ini.
Maka ia memerlukan kepada persiapan badan dan memeliharakannya. Sesungguhnya badan itu dipelihara, dengan menarikkan kepadanya makanan dll yang sesuai dengan dia. Dan menolak daripadanya, sebab-sebab kebinasaan, yang meniadakan badan itu.
Maka ia memerlukan kepada dua tentara untuk menarik makanan itu.
Yaitu: tentara batin, ialah: nafsu syahwat dan tentara zahir, ialah: tangan dan anggota-anggota badan yang menarik makanan.
Maka dijadikan didalam hati, apa yang dihayatinya, dari keinginan-keinginan. Dan dijadikan anggota-anggota badan yang menjadi alat keinginan-keinginan itu.
Maka diperlukan dua tentara untuk menolak bahaya yang membinasakan: tentara batin. Yaitu: marah yang menolak segala yang membinasakan dan menuntut balas dari musuh.
Dan: tentara zahir, yaitu: tangan dan kaki, dimana dengan tangan dan kaki itu dapat bekerja menurut kehendak marah. Semua itu, dengan hal-hal yang diluar badan. Maka anggota-anggota dari badan itu, adalah seperti alat senjata dan lainnya.
Kemudian, orang yang memerlukan kepada makanan, selama ia tidak mengenal makanan itu, niscaya tidak bermanfaat kepadanya, keinginan dan kesukaan kepada makanan itu.
Maka ia memerlukan kepada dua tentara untuk mengenalnya: tentara batin. Yaitu: pancaindra pendengaran, penglihatan, penciuman, penyentuhan dan perasaan lidah.
Dan: tentara zahir, yaitu: mata, telinga, hidung dll. Penguraian segi keperluan dan segi hikmah padanya itu, panjang. Dan tidak sampai kepada banyak jilid. Dan telah kami isyaratkan kepada bagian yang sedikit daripadanya, pada “Kitab Syukur”. Maka hendaklah dicukupkan dengan itu !.

******
Maka jumlah tentara hati itu, dihinggakan oleh 3 jenis:

Jenis kesatu, pembangkit dan pendorong.
{nafsu syahwat, marah, kemauan.}
Adakalanya kepada penarikan yang bermanfaat, yang sesuai, seperti: nafsu syahwat.
Dan adakalanya kepada penolakan yang mendatangkan melarat, yang tidak bermanfaat, seperti: marah.
Kadang-kadang dikatakan tentang penggerak itu: kemauan.

Jenis kedua, yaitu: penggerak anggota badan untuk menghasilkan maksud-maksud itu.
Dan dikatakan tentang yang kedua ini: kekuasaan. Yaitu: tentara yang berkembang pada anggota-anggota badan yang lain. Lebih-lebih sendi-sendi dan anggota-anggota badan yang tumbuh pada sendi-sendi badan.

Jenis ketiga, yaitu: yang mengetahui dan yang ingin mengenal semua perkara, seperti: mata-mata.
Yaitu: kekuatan penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dengan lidah dan penyentuhan. Dan itu berkembang pada anggota-anggota badan tertentu. Dan disebutkan tentang ini: ilmu dan perasaan.
Dan bersama masing-masing tentara batin ini, ada tentara zahir. Yaitu: anggota-anggota badan yang tersusun dari: lemak, daging, urat, darah dan tulang, yang menyediakan perkakas untuk tentara itu.
Maka sesungguhnya kekuatan menggenggam, ialah dengan anak-anak jari. Kekuatan melihat dengan mata. Dan begitulah kekuatan-kekuatan lainnya.
Kami tidak memperkatakan tentang tentara zahir, yakni: anggota-anggota badan. Karena dia termasuk ‘alamul-mulki was-syahadah (penyaksian tubuh di alam dunia).
Dan yang kami perkatakan sekarang, ialah: apa yang diperkuatkan dengan tentara-tentara yang tiada engkau melihatnya.
Jenis yang ketiga ini, ialah yang mengetahui keseluruhan ini, yang terbagi kepada: yang menempati tempat-tempat zahiriah, yaitu:
pancaindra yang lima. Yakni:
pendengaran,
penglihatan,
penciuman,
perasaan lidah dan
penyentuhan.
Dan kepada: yang menempati tempat-tempat batiniah.
Yaitu: rongga-rongga otak. Dan itu juga lima.
Maka sesungguhnya manusia, sesudah melihat sesuatu itu, memejamkan kedua matanya. Maka ia memperoleh bentuknya dalam dirinya. Yaitu: khayal.
Kemudian bentuk itu kekal padanya, disebabkan sesuatu yang menjagakannya. Yaitu: tentara penjaga.
Kemudian, ia bertafakkur pada yang dijagakannya.
Lalu disusunnya sebahagian yang demikian, kepada yang sebahagian. Kemudian ia mengingati apa yang telah dilupakannya dan ia kembali kepadanya.
Kemudian, dikumpulkannya sejumlah pengertian dari yang dirasakan, dalam khayalannya, dengan perasaan yang bersekutu diantara yang dirasakan dengan pancaindra itu.
Dalam batin ada perasaan yang bersekutu, khayalan, pemikiran, ingatan dan hafalan.
Jikalau tidak dijadikan oleh Allah, kekuatan hafalan, pikiran, ingatan dan khayalan, niscaya adalah otak itu kosong daripadanya.
Sebagaimana kosongnya tangan dan kaki daripadanya. Maka kekuatan-kekuatan itu juga tentara batiniah dan tempatnya juga batiniah.
Inilah segala macam tentara hati ! uraiannya sehingga dapat diketahui oleh paham orang-orang yang lemah dengan memberikan contoh-contoh itu akan panjang.
Dan maksud kitab yang seperti ini adalah untuk dimanfaatkan oleh orang-orang kitab yang seperti ini dan adalah untuk dimanfaatkan oleh orang-orang yang kuat pemahamannya dan oleh ulama-ulama yang terkemuka. Akan tetapi kami berusaha sungguh-sungguh untuk memberi pengertian kepada orang-orang yang lemah, dengan mengemukakan contoh-contoh, supaya yang demikian itu, mendekatkan kepada pemahaman mereka.

Tiada ulasan: