Catatan Popular

Ahad, 7 Jun 2020

HADITS KE 4 : ANJURAN MENUNTUT ILMU


Kitab al-Mawaidh al-‘Ushfuriyyah 

Karya Syekh Muhammad bin Abu Bakr al-Ushfury (Kitab Pengajian Pondok Pasentren terkenal)

Dari Ibrahim, dari ‘Alqomah, dari Abdulloh bin Mas’ud RA berkata: Rasululloh SAW bersabda: 

“Barangsiapa mempelajari satu bab dari ilmu yang bermanfaat bagi dunianya dan akhiratnya maka Allah memberinya yang lebih baik baginya dari tujuh ribu umur dunia yang siangnya digunakan berpuasa dan menghidupkan malamnya yang ibadah tersebut diterima dan tidak ditolak”.


RIWAYAT LAIN

Dari Ibrahim, dari ‘Alqomah’ dari Abdullah RA berkata, Rasululloh SAW bersabda: “membaca al quran adalah pekerjaan orang-orang yang berkecukupan, sholat adalah pekerjaan orang yang lemah, puasa adalah pekerjaan orang-orang fakir, bertasbih adalah pekerjaan para wanita, sedekah adalah pekerjaan para dermawan, berfikir adalah pekerjaan orang yang miskin, maukah aku tunjukkan pada kalian pekerjaan para pahlawan?”, “Wahai Rasululloh, apa pekerjaan para pahlawan?” Beliau menjawab: “Menuntut ilmu, karena ilmu adalah cahaya orang beriman di dunia dan akhirat”.

Nabi SAW bersabda : “Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya”.

******
HIKAYAT 1

Ketika golongan Khawarij mendengar hadits ini, mereka iri tehadap Sayyidina Ali, kemudian sepuluh orang pembesar khawarij berkumpul, mereka berkata “Sesungguhnya kita akan bertanya kepadanya satu pertanyaan dan kita akan melihat bagaimana dia akan menjawab bagi kami, andaikata dia menjawab kepada masing-masing kami dengan jawaban yang lain maka kita akan tahu bahwa dia adalah orang berilmu sebagaimana telah disabdakan oleh Nabi SAW”.
Kemudian datanglah salah satu dari mereka dan bertanya “Wahai Ali, lebih utama ilmu atau harta?”, Sayyidina Ali RA menjawab “Ilmu lebih utama daripada harta”, dia bertanya “Dengan bukti apa?”, beliau RA menjawab “Ilmu adalah warisan para Nabi sedangkan harta adalah warisan Qorun, Syaddad, Firaun dll.”, pergilah dia (orang pertama) dengan jawaban ini, dan datanglah yang lain (orang kedua) kemudian bertanya seperti yang ditanyakan oleh orang yang pertama, lantas Sayyidina Ali RA menjawab “Ilmu lebih utama daripada harta”, dia bertanya “Dengan bukti apa?”, beliau RA menjawab “Ilmu menjagamu sedangkan harta, kamu menjaganya”,
pergilah dia (orang kedua) dengan jawaban ini, dan datanglah salah satu mereka (orang ketiga) kemudian bertanya seperti yang ditanyakan orang pertama dan kedua, lantas Sayyidina Ali RA menjawab “Ilmu lebih utama daripada harta”, dia bertanya “Dengan bukti apa?”, beliau RA menjawab “Pemilik harta memiliki banyak musuh sedangkan pemilik ilmu memiliki banyak teman”, pergilah dia (orang ketiga) dengan jawaban ini, dan datanglah yang lain (orang keempat) dia bertanya “Lebih utama ilmu atau harta?”, lantas beliau RA menjawab “Ilmu lebih utama”, dia bertanya “Dengan bukti apa”, beliau RA menjawab “Jika engkau menggunakan harta maka harta tersebut akan berkurang sedangkan jika engkau menggunkan ilmu maka ilmu tersebut akan bertambah”, pergilah dia (orang keempat) dengan jawaban ini, dan hadirlah yang lain (orang kelima) dan bertanya seperti pertanyaan mereka “Lebih utama ilmu atau harta?”,
beliau RA menjawab “Ilmu lebih utama daripada harta”, dia bertanya “Dengan bukti apa?”, beliau RA menjawab “Pemilik harta dipanggil dengan julukan pelit dan cacian sedangkan pemilik ilmu dipanggil dengan julukan yang agung dan mulia” maka pergilah dia (orang kelima) dengan jawaban ini dan datanglah orang yang lain (orang keenam) kemudian bertanya tentang hal tersebut, dia bertanya “Lebih utama ilmu atau harta?”, beliau RA menjawab “Ilmu lebih utama”, dia bertanya  “Dengan bukti apa?”, beliau RA menjawab “Harta dijaga dari pencuri sedangkan ilmu tidak dijaga dari pencuri”, pergilah dia (orang keenam) dengan jawaban ini dan datanglah yang lain (orang ketujuh), dia bertanya kepada beliau “Dengan bukti apa?”,
beliau RA menjawab “Pemilik harta dihisab pada hari kiamat sedangkan pemilik ilmu memberi syafaat pada hari kiamat”, maka pergilah dia (orang ketujuh) dengan jawaban ini dan datanglah yang lain (orang kedelapan), dia bertanya “Lebih utama ilmu atau harta?”, beliau RA menjawab  “Ilmu lebih utama daripada harta”, dia bertanya “Dengan bukti apa?”, beliau menjawab “Harta akan habis seiring berjalannya tempat dan waktu sedangkan ilmu tidak habis dan musnah” pergilah dia (orang kedelapan) dengan jawaban ini dan datanglah yang lain (orang kesembilan), dia bertanya “Lebih utama ilmu atau harta?”,
beliau RA menjawab “Ilmu lebih utama”, dia bertanya “Dengan bukti apa?”, beliau RA menjawab “Harta mengeraskan hati sedangkan ilmu menyinari hati”, pergilah dia (orang kesembilan) dengan jawaban ini dan datanglah orang yang lain (orang kesepuluh) dia bertanya tentang hal tersebut “Lebih utama ilmu atau harta?”, beliau RA menjawab “Ilmu lebih utama daripada harta”, dia bertanya “Dengan bukti apa?”, beliau RA menjawab “Pemilik harta akan dipanggil Tuhan sebab harta sedangkan pemilik ilmu akan dipanggil hamba”, maka andaikata kalian menanyaiku tentang hal ini pasti aku akan menjawab dengan jawab yang lain selama aku hidup, kemudian mereka datang dan masuk islam semuanya.

Tiada ulasan: