Catatan Popular

Ahad, 7 Jun 2020

HADITS KE-6 : AMALAN YANG MENEBUS SEBAGIAN DOSA


Kitab al-Mawaidh al-‘Ushfuriyyah 

Karya Syekh Muhammad bin Abu Bakr al-Ushfury
(Kitab Pengajian Pondok Pasentren terkenal)

Dari Abu Nashr al Wasithy berkata, aku mendengar  Abu Roja al Athoridy meriwayatkan hadits dari Abu Bakar ash Shiddiq RA, bahwasannya seorang badui datang kepada Nabi SAW, dia berkata “Telah sampai padaku darimu bahwa engkau bersabda dari jumat ke jumat dan dari sholat ke sholat adalah tebusan dosa diantara keduanya bagi orang yang menghindari dosa-dosa besar”

Rasulullah SAW bersabda  “benar”, kemudian beliau SAW bersabda “Mandi di hari jumat adalah tebusan dosa, berjalan menuju sholat jumat adalah tebusan dosa, setiap langkah dari menuju sholat jumat seperti beramal dua puluh tahun, maka bila telah selesai sholat jumat dia dibalas dengan semisal amalan dua ratus tahun”.

HIKAYAT 1
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Bakar ash Shiddiq RA, disebutkan bahwa beliau adalah seorang pedagang pada masa jahiliyah, adapun sebab keislaman beliau adalah bahwa beliau melihat sebuah mimpi di Syam, dalam mimpi beliau melihat matahari dan bulan dalam pangkuannya, kemudian beliau mengambil keduanya dengan tangan, didekap di dadanya, dan memakaikan jubahnya kepada keduanya, ketika beliau RA terjaga beliau pergi ke rahib nasrani untuk menanyakan tentang mimpi tersebut, beliau datang dan mengatakan tentang mimpi tersebut serta meminta ta’bir darinya, rahib tersebut bertanya “Engkau darimana?”, beliau RA menjawab “Dari Makkah”, dia bertanya “Dari kabilah apa?”, beliau RA menjawab “Dari Kabilah Tamim”, dia bertanya “Apa pekerjaanmu?”, beliau RA menjawab “Berdagang”, dia berkata “Pada masamu akan keluar seorang lelaki dari Hasyimy namanya Muhammad al Amin, dia dari kabilah Hasyim dan dia akan menjadi Nabi akhir zaman, jika bukan karena itu maka tidaklah Allah menciptakan langit dan bumi serta isi keduanya, dan tidaklah Allah menciptakan Adam, dan tidaklah Allah menciptakan para Nabi dan para Rasul, dia adalah baginda para Nabi dan para Rasul serta penutup para Nabi, dan engkau akan masuk dalam islamnya, engkau akan menjadi menterinya dan kholifah setelahnya, inilah ta’bir mimpimu”, kemudian dia (rahib) berkata “Aku mendapati perangai dan sifatnya di Taurat, Injil dan Zabur, dan sesungguhnya aku telah masuk islam baginya dan aku menyembunyikan keislamanku karena takut dari orang-orang Nasrani”, ketika Abu Bakar ash Shiddiq telah mendengar dari rahib tersebut tentang sifat Nabi SAW, luluhlah hatinya dan dia RA rindu mengunjungi beliau SAW, datanglah dia RA ke Makkah, dia RA mencari beliau SAW dan menemukan beliau SAW, dia RA menyukai beliau SAW, dia RA tidak sabar walau sesaat tanpa memandang beliau SAW, setelah sekian lama pada suatu hari Rasululloh SAW bersabda “Wahai Abu Bakar, setiap hari engkaudatang kepadaku dan duduk bersamaku, mengapa engkau tidak masuk islam?” Abu Bakar RA menjawab “Andakata engkau adalah seorang Nabi, maka engkau harus memiliki mukjizat”, Nabi bersabda “Tidakkah cukup bagimu mukjizat yang telah engkau lihat di Syam dan telah dita’birkan oleh rahib tersebut, dan dia telah mengabarimu tentang keislamannya”, maka ketika Abu Bakar RA mendengar itu, beliau dia RA berkata “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan Selain Allah dan bahwa engkau adalah utusan Allah”, masuklah beliau kepada islam dan memperbagus keislamannya.

******

HIKAYAT 2

(kisah lain) Dahulu ada dua orang majusi pada zaman Malik bin Dinar, salah satunya telah menyembah api selama 73 tahun dan yang lain 35 tahun, berkatalah adik kepada kakaknya “Kemarilah, kita akan mencobanya, apakah dia (api) akan melindungi kita atau membakar kita sebagaimana dia (api) membakar orang yang tidak menyembahnya, jika api melindungi kita maka kita akan menyembahnya, dan jika tidak maka kita tidak menyembahnya”, kakak berkata “Ya”, lantas keduanya menyalakan api dan adik berkata pada kakanya “Apakah kamu yang akan meletakkan tanganmu atau aku yang akan meletakkannya?”, kakak menjawab “Kamu yang akan meletakkan tangan”, maka adik meletakkan tangannya diatas api dan terbakarlah jarinya, dia berkata “Ah”, dia menarik tangannya dari api dan berkata “Aku menyembahmu sejak 35 tahun kemudian engkau menyakitiku”, kemudian dia berkata “Wahai saudaraku kemarilah, kita akan menyembah satu Tuhan yang andaikata kita berdosa dan meninggalkan perintahnya selama 500 tahun Dia akan mengampuni dan memaafkan kita sebab ketaatan sesaat dan sekali minta ampun”, maka kakak menurutinya dan berkata “Mari kita pergi kepada orang yang akan menunjukkan kita kepada jalan yang lurus dan akan mengajarkan kita agama islam”, maka keduanya berpendapat pergi ke Malik bin Dinar untuk masuk islam, keduanya menuju beliau dan mendatangi beliau, keduanya mendapat beliau sedang berada di sekumpulan orang Bashrah, beliau duduk bersama orang umum dan memberi mereka nasihat, dan sungguh banyak orang yang berkumpul pada beliau, maka ketika keduanya melihat hal tersebut berkatalah kakak kepada adiknya “Tampaknya aku tidak masuk islam, karena umurku telah terlewat banyak dalam menyembah api, andaikata aku masuk islam dan aku kembali ke agama islam serta agama Muhammad SAW maka keluargaku dan tetanggaku akan menghinaku, dan api lebih aku sukai daripada perubahan mereka”, berkatalah adik “Jangan kau lakukan, karena hinaan mereka akan hilang sedangkan neraka selamanya, jangan kau berlalu”, maka kakak tidak mendengarnya dan berkata kepadanya “Kamu dan kebiasaanmu, kamu adalah seorang yang celaka dari anaknya orang yang celaka wahai pejuang dunia dan akhirat”, kembalilah sang kakak dan tidak masuk islam, kemudian datanglah sang adik bersama anak-anaknya yang kecil bersama istrinya, mereka masuk diantara orang-orang dalam majelis, mereka duduk hingga Malik selesai berbicara dan menasehati, kemudian pemuda tersebut datang kepadanya dan menceritakan kepada beliau kisah tersebut dan memintanya masuk islam beserta keluarganya, maka beliau menerima mereka dan mereka semua masuk islam, menangislah semua orang karena gembira, kemudian pemuda itu hendak kembali dan beliau berkata kepadanya “Duduklah hingga aku mengumpulkan untukmu dari para sahabatku beberapa harta dunia”, dia menjawab “Aku tidak ingin menjual agama dengan dunia”, kemudian dia kembali, kemudian dia masuk di tempat yang rusak, dia mendapati sebuah masjid dan dia singgah di dalamnya, ketika pagi di hari esoknya, istrinya berkata padanya “Pergilah ke pasar dan carilah pekerjaan, belilah sesuatu untuk kita makan dengan upahmu”, kemudian dia pergi ke pasar namun tidak mendapati seseorang yang akan mengupahinya, dia berkata pada dirinya sendiri “Aku akan bekerja di dalamnya karena Allah Taala” maka dia masuk masjid yang ditinggalkan jamaahnya, dia sholat di dalamnya karena Allah hingga malam, kemudian dia kembali ke rumahnya dengan tangan kosong, istrinya berkata “Tidakkah engkau menemukan sesuatu di hari ini?”, dia menjawab “Wahai istriku, aku telah bekerja di hari ini pada Raja, Dia belum memberiku sesuatu, semoga besok Dia akan memberiku”, maka mereka semua melewati malam hari dalam keadaan lapar, ketika pagi esok hari dia pergi ke pasar dan tidak mendapat pekerjaan, dia pergi masjid tersebut dan sholat di dalamnya karena Allah Taala hingga malam, kemudian dia kembali ke rumahnya dengan tangan kosong, istrinya berkata kepadanya “Tidakkah engkau hari ini mendapat sesuatu juga?”, dia menjawab “Hari ini aku telah bekerja untuk Raja yang kemarin aku telah bekerja pada-Nya, aku berharap Dia akan memberiku besok pada hari jumat”, 

maka mereka melewati malam hari itu juga dalam keadaan lapar, ketika pagi hari di esok yaitu hari jumat dia pergi ke pasar dan dia tidak menemukan pekerjaan, pergilah dia ke masjid tersebut dan dia sholat dua rokaat kemudian dia mengangkat tangannya ke langit dan berkata “Tuhanku, Tuanku, Bagindaku, sungguh Engkau telah memuliakanku dengan islam, Engkau mahkotai aku dengan mahkota islam, Engkau beriku petunjuk dengan mahkota petunjuk, maka dengan kehormatan agama yang telah Engkau rizkikan kepadaku dan dengan kehormatan hari berkah mulia yang disisi-Mu bernilai agung yaitu hari jumat, aku memohon kepada-Mu untuk menghapus kesibukan nafkah keluargaku dari hatiku dan Engkau beriku rizki dari yang tidak aku duga, maka Demi Allah aku malu kepada keluargaku dan aku takut mereka berubah keadaan sebab barunya kondisi mereka dalam islam”,

kemudian dia sibuk berdoa dan sholat dua rokaat. ketika sampai di penghujung siang pemuda ini pergi ke sholat jumat dan anak-anaknya kelaparan, datanglah seseorang ke pintu rumahnya yang di dalamnya ada keluarganya, dia mengetuk pintu dan keluarlah istrinya, dia mendapati seseorang yang wajahnya indah, di tangannya ada sebuah piring dari emas yang ditutup sengan sapu tangan emas, dia berkata padanya “Ambillah piring ini, dan katakanlah pada suamimu ini adalah upah pekerjaanmu dalam dua hari, tambahlah dalam bekerja maka kami akan menambahmu dalam upah khususnya pada hari ini yakni hari jumat, karena pekerjaan sedikit pada hari ini disisi Raja Yang Maha Perkasa adalah banyak”, maka dia mengambil piring tersebut tiba tiba didalamnya ada 1000 dinar, dia mengambil satu dinar dan pergi ke tukang emas, tukang emas tersebut adalah seorang nasrani, dia menimbang dinar tersebut dan menambah dari satu menjadi dua, dia melihat ukirannya dan dia tahu bahwa itu adalah hadiah akhirat, dia berkata padanya “Dari mana engkau mendapat ini?” kemudian dia menceritakan kepadanya, tukang emas tersebut berkata “Tunjukkan Islam kepadaku”, maka dia masuk islam kemudia dia menmbayar kepada sang istri 1000 dirham, dia berkata “Nafkahkanlah, jika engkau kehilangan maka beritahu aku”,

ketika pemuda telah sholat, dia berlalu ke rumahnya dengan tangan kosong, dia menggenggam sapu tangannya dan mengisinya dengan debu, dia berkata pada dirinya sendiri “Jika dia bertanya apa ini maka aku katakan padanya aku membawa gandum”, ketika dia masuk daerah yang rusak dia melihat rumahnya berkasur dan mendapati di dalamnya aroma makanan, dia letakkan sapu tangan di pintu supaya istrinya tidak tahu, kemudian dia menanyai istrinya tentang keadaan tersebut dan apa yang dia lihat di rumah, sang istri bercerita padanya kisah tersebut, diapun bersujud syukur pada Allah, kemudian istrinya bertany padanya “Apa yang kau bawa di sapu tangan?” dia menjawab “Jangan kau tanyakan padaku” kemudian sang istri pergi dan membuka sapu tangan tersebut, tiba-tiba dia mendapati debu tersebut berubah menjadi gandum dengan izin Allah Taala, maka bersujud syukurlah pemuda tersebut, dan dia menyembah Allah hingga Allah mewafatkannya,

al Faqih berkata “Angkatlah tanganmu ke langit, katakanlah dengan kemuliaan Jumat ampuni dosa-dosa kami, hilangkan kesusahan kami”, pemuda ini ketika berdoa pada Allah dan minta tolong pada-Nya dengan kebenaran hari jumat hingga Allah mengabulkan hajatnya serta rizkinya dari yang tidak disangka, maka begitupula kita bila berdoa pada hari jumat, semoga Allah mengabulkan hajat-hajat kita karena Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang serta Tuhan yang Mulia.

Tiada ulasan: