Catatan Popular

Ahad, 7 Jun 2020

HADITS KE-9 : ANJURAN TAKUT KEPADA ALLAH


Kitab al-Mawaidh al-‘Ushfuriyyah 

Karya Syekh Muhammad bin Abu Bakr al-Ushfury
(Kitab Pengajian Pondok Pasentren terkenal)

Dari Muadz bin Jabal RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: 

“Allah berfirman “Wahai anak Adam, malulah kepada-Ku ketika kamu bermaksiat maka Aku malu kepadamu di hari kiamat dan Aku tidak menyiksamu, wahai anak Adam, bertaubatlah kepada-Ku maka Aku akan memuliakanmu seperti kemuliaan para Nabi, wahai anak Adam, jangan kau palingkan hatimu dari-Ku karena bila engkau palingkan hatimu dari-Ku maka Aku akan menyiksamu dan tidak menolongmu, wahai anak Adam, andai engkau bertemu Aku di hari kiamat dan engkau membawa kebaikan seukuran penduduk bumi maka Aku tidak menerima darimu hingga engkau membenarkan janji-Ku dan ancaman-Ku, wahai anak Adam sesungguhnya Aku Maha Pemberi Rizki dan engkau adalah yang diberi rizki, engkau mengetahui sesungguhnya Aku memenuhi rizkimu, maka jangan engkau tinggalkan taat kepada-Ku dengan alasan rizki, karena sesungguhnya bila engkau meninggalkan ketaatan kepada-Ku dengan alasan rizki maka Aku mewajibkan siksa-Ku padamu, wahai anak Adam jagalah lima hal ini maka kamu mendapat surga”.

PETUAH

Kabar yang menyempurnakan, (sebuah kisah), Wahai saudara-saudaraku, janganlah kalian bersedih atas rizki, dan janganlah rizki kalian mencegah untuk taat sebab Allah Ta’ala berfirman: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya” (Hud:6), sebagaimana telah datang kabar bahwa sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan seekor burung hijau di udara, dan Allah membuat ujung runcing di atas punggungnya dan ujung runcing di bawah perutnya, lalu Allah menciptakan ikan Paus di laut, dia (paus) makan ikan dan daging ikan tersebut masuk diantara gigi-giginya, daging ikan tersebut melukai dan menyakitinya, kemudian ikan paus mengeluarkan kepalanya dari air dan membuka mulutnya, lantas datanglah burung hijau tersebut, dia masuk ke mulut ikan paus dan memakan yang ada diantara gigi-giginya (daging ikan), dua tombak tersebut seperti dua tiang di mulut ikan paus, sehingga dia (paus) tidak bisa mengunyah dan memakannya (burung), maka ketika telah habis daging diantara gigi-giginya, burung tersebut terbang ke udara, Allah telah membuat rizkinya ada diantara gigi-gigi ikan paus, dan kembalilah ikan paus ke tempatnya, dia istirahat sebab hal tersebut, masing-masing dari keduanya menjadi sebab bagi yang lain, Allah tidak meninggalkan burung tanpa rizki maka bagaimana Allah meninggalkan manusia tanpa rizki.

******
HIKAYAT 1
(sebuah kisah) Ibrahim bin Adham semoga Allah merahmatinya, adapun sebab taubatnya adalah sesungguhnya pada suatu hari dia keluar untuk berburu, kemudian dia duduk di suatu tempat dan membuka alas untuk makan makanan, ketika dia melakukan hal tersebut datanglah seekor burung gagak, burung tersebut mengambil sepotong roti dari alas dengan paruhnya lalu dia terbang ke udara, Ibrahim kagum pada hal tersebut, diapun menaiki kudanya dan pergi membuntuti burung tersebut sambal melihat burung gagak itu dari kejauhan, ketika Ibrahim mendekat, terbanglah burung gagak tersebut, lantas Ibrahim melihat seorang laki-laki terikat tali yang kencang sambal berbaring diatas punggungnya, ketika Ibrahim melihat laki-laki itu dalam keadaan tersebut, dia turun dari kudanya dan melepas ikatannya, dia menanyakan keadaannya dan laki-laki tersebut bercerita kepadanya, lelaki tersebut berkata “Sesungguhnya aku adalah seorang pedagang, lalu para pencuri mengambil harta yang aku bawa, mereka menyakitiku mengikatku dan meninggalkanku di tempat ini, aku lalui tujuh hari di tiap hari datang burung gagak dengan roti dan duduk diatas dadaku, dia cuilkan roti dengan paruhnya dan meletakkan di mulutku, dan tidaklah Allah meninggalkanku kelaparan pada hari-hari tersebut”, kemudian Ibrahim menaiki kudanya, dia mengikutinya dan membawanya ke tempat yang dia duduki, Ibrahim bin Adham bertaubat dan kembali kepada Allah Ta’ala, dia lepas bajunya yang mewah dan memakai baju sufi, dia merdekakan budaknya yang kecil, dia waqofkan perkebunan serta harta bendanya, dia ambil tongkat dengan tangannya dan menuju Mekkah tanpa bekal dan kendaraan, dia tawakkal kepada Allah Ta’ala, dia tidak memperhatikan bekal, dan dia tidak kelaparan hingga dia sampai ke ka’bah, dia bersyukur kepada Allah Ta’ala dan memuji-Nya, Allah berfirman “Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu” (Thalaq:3).

Tiada ulasan: