Catatan Popular

Isnin, 27 Julai 2020

JAWHAR BRATHYAH sufi wanita terkemuka dari abad ke tiga hijriyah


Jawhar Brathyah adalah sufi wanita terkemuka dari abad ke tiga hijriyah.

Dia lahir tahun 237 hijiryah di Baghdad. Dia budak dari beberapa penguasa Abassiyah.

Suatu hari ia melewati sekelompok majelis ilmu. Dia melihat seseorang yang lemah lembut perangainya sedang mengajar dengan kata-kata penuh hikmah. Dia mendengarkannya hingga datang terlambat menemui tuannya.

Selanjutnya,perlahan-lahan keadaan di dalam masjid tempat mengajar ilmu hadist itu begitu mempesonanya. Dia terkesan atas apa yang dilihatnya.

Beberapa murid mencatat penjelasan dari seorang Syaikh yang memberikan pelajaran. Ketika akhirnya dia kembali pada tuannya, dia terkihat sebagai pribadi yang sangat berbeda dari sebelumnya.Dia memilih untuk sikap diam dan cenderung pada kebaktian sepanjang waktu.

Sesama hamba sahaya mengejeknya tetapi dia tetap diam saja.Suatu hari dia didesak untuk membuka rahasia keteguhan hati dan ketenangan jiwanya.Dia berkata,"Aku adalah hamba Allah dan menjadi kewajibanku untuk taat pada perintah-Nya."Mereka bertanya, "Bagaimana kamu menjelaskannya pada Khalifah ?" Dia menjawab, "Sebagaimana yang telah aku berikan selama ini,sudah aku berikan."Perlahan berita ini sampai pada Khalifah dan akhirnya ia mendapatkan ke bebasannya.

Dia mempelajari ilmu hadits dengan sungguh-sungguh dan mengkhususkan diri untuk beribadah dan mengajarkan ilmu hadist.Dia menikah dengan Abu Abdullah Brathi,bapak ilmu hadist dan ahli hukum Islam.Kini Jawhar Brathiyah merasakan kelegaan diri dan melepaskan diri dari kesenangan dunia.

Suatu ketika,Khalifah mengirimkan kantong yang berisi uang sebesar sepuluh ribu dinar tetapi dia mengembali kannya seraya berkata,"Kekayaan membawa pada kebanggan dan kesombongan jadi aku tidak membutuhkannya."

Khalifah mengirmkan lagi kantong uang dalam jumlah dua kali lipatnya dan memintanya untuk menyedekahkan uang itu untuk orang-orang miskin dan kaum papa.Tetapi ia menolak untuk menerimanya dan berkata pada utusan Khalifah tersebut bahwa ia hidup di lingkungan yang terpencil dan dia tidak mengetahui siapa yang pantas untuk ditolong dan bila sedekah itu diberikan pada orang yang salah maka ia akan dimintai pertanggung jawaban di hari akhirat. Maka,ia menya rankan pada Khalifah untuk menyerahkan sedekah itu pada orang-orang yang pernah berjasa pada agama.

Suatu ketika Khalifah mengundangnya datang ke istana agar istana merasa terberkati dengan kehadirannya. Tetapi dia mengirimkan kata bahwa dia bahagia dengan kehidupannya dan dia takut kedatangan akan menganggu ketenangan hidupnya.

Suatu ketika,permaisuri Khalifah memanggilnya dan memintanya untuk datang ke istananya tetapi dia menolak dan berkata kepada permaisuri bahwa ia adalah wanita biasa dan lebih senang hidup di tengah-tengah kaumnya sendiri. Lebih jauh ia mengatakan bahwa kepuasan batin dimana dia sangat menikmati hidupnya tidak akan pernah dapat dinikmati dari tempat lain.

Ini sudah menunjukkan gambaran bahwa Jawhar Brathyah lebih senang hidup sederhana dan kumpul dengan orang-orang miskin.Cara hidupnya ini telah membuat batinnya tenang dan bahagia.Ia juga bias beribadah dengan khusyu` tanpa memikirkan kemewahan duniawi.inilah jalan hidup yang dipilih oleh Jawhar Brathyah hingga akhir hayatnya.

Jawhar Brathiyah meninggal di tahun 397 hijriyah.

Tiada ulasan: