Catatan Popular

Isnin, 27 Julai 2020

SAYYIDAH TUHFAH Sepanjang Hari Menangis Serta Merintih Dalam Mengabdi Kepada Allah



Sayyidah Tuhfah adalah seorang sufi wanita yang berasal dari Irak.

Ia hidup sezaman dengan sufi terkemuka, Syeikh Sari al-Saqati.

Pada mulanya Sayyidah Tuhfah merupakan budak yang tidak mengenal tidur maupun makan.

Sepanjang hari menangis serta merintih dalam mengabdi kepada Allah. Akhirnya ketika keadaan sudah demikian gawat untuk ditangani keluarga majikannya. Mereka pun mengirim ke rumah sakit jiwa.

Sufi yang banyak bercerita tentang Tuhfah adalah Sari al-Saqati. Menurut al-Saqati, dia pergi ke rumah sakit karena kesumpekan hatinya.

Di suatu kamar, ia mendapati seorang gadis hanya saja kedua kakinya dirantai. Air matanya berlinangan sepanjang hari ia selalu melantunkan syair.

Ketika ingin tahu identiti gadis itu, seorang perawat mengatakan ia seorang budak yang gila dan bernama Tuhfah.

la dikirim oleh seseorang yang rupanya majikannya. Ketika perawat itu menerangkan kepada al-Saqati perihal dirinya. la pun berlinang matanya.

Tuhfah berkata,"Tangisanmu ini, lahir dari pengetahuanmu tentang sifat-sifat Allah. Bagaimana jadinya jika engkau benar-benar mengenal-Nya sebagaimana dibutuhkan oleh makrifat hakiki ?".

Setelah berkata begitu Sayyidah Tuhfah pingsan satu jam. Sesudah itu ia bersyair kembali.
Saqati menganggap, Sayyidah Tuhfah sebagai saudara. Ketika Saqati bertanya siapa yang memenjarakan (maksudnya mengirim) ke rumah sakit ini ?".

Orang-orang yang iri dan dengki." Jawabnya.

Mendengar jawaban itu, Saqati menganjurkan kepada petugas rumah sakit itu agar Tuhfah dilepas saja dan membiarkan ia pergi kemana saja. Melihat gelagat itu Tuhfah bereaksi.

Mendadak seseorang muncul dirumah sakit. Menurut seorang perawat, dia adalah majikan Tuhfah. Siapa yang memberitahu, kalau budaknya yang gila itu sudah bersama al-Saqati, seorang syaikh.

la sangat gembira dan mengatakan mungkin sufi yang datang itu bisa menyembuhkan budaknya. la mengaku bahwa dirinya yang mengirim kerumah sakit. Seluruh hartanya sudah banyak untuk membiayai pengobatannya. Katanya budak itu dibeli dengan harga 20.000 dirham.
Saqati tertarik rnembeli karena ketrampilannya sebagai penyanyi, sementara alat musik yang sering ia pakai adalah harpa.

la seorang sufi wanita yang begitu kuat cintanya kepada Allah.

Mendengar kisah itu Saqati kemudian dengan berani menawar berapa saja wang yang diminta jika sang majikan menjualnya

Sang majikan menukas: "Wahai Saqati, engkau benar seorang sufi, tetapi engkau sangat fakir, tidak mungkin bisa menebus harga Syayyidah Tuhfah," tukasnya.
Benar apa yang dikatakan majikan Tuhfah. Kala menawar, Saqati tak memili wang sedirham pun. Saqati pulang dengan hati menangis. Tekadnya untuk membeli Sayyidah Tuhfah begitu besar dan menggebu-gebu, namun apa dikata, wang pun ia tak punya. Kemudian ia berdoa: "Ya Allah, Engkau mengetahui keadaan lahiriah dan batiniahku. Hanya dalam rahmat dan anugerah-Mu aku percayakan diriku. Janganlah Engkau hinakan diriku kini !".

Selesai berdoa tiba-tiba pintu diketuk orang. Al Saqati pun membuka pintu. Di dapati seseorang yang mengaku bernama Ahmad Musni dengan membawa empat orang budak yang memanggul pundi-pundi.

Musni mendengar suara gaib, agar ia membawa lima pundi-pundi ke rumah Sari Al-Saqati, supaya sufi fakir itu memperoleh kebahagiaan untuk membeli Sayyidah Tuhfah. Itulah salah satu karomah yang dimiliki al-Saqati.
Mendengar cerita Musni itu, Saqati langsung sujud syukur,dilanjutkan dengan salat malam, dan bangun sampai pagi. Ketika matahari sepenggalah, Saqati me ngajak Musni ke rumah sakit.

Majikan Sayyidah Tuhfah yang mengejeknya itu sudah berada di rumah sakit lebih dahulu. Ketika hendak di bayar berapa saja harga yang diminta majikan itu malah mengelak, "Tidak Tuan, sekiranya anda memberiku seluruh dunia ini untuk membelinya, aku tidak mau menerimanya. Aku telah membebaskan Sayyidah Tuhfah. ia henar-benar bebas untuk mengikuti ke hendak Allah, "tuturnya.
Mendengar kata-kata majikan itu, Ahmad Musni yang memberi Saqati lima pundi-pundi ikut menangis.

Musni menangis karena terharu kepada majikan itu yang sudah meninggalkan duniawi, melepaskan hartanya seperti dirinya juga. "Betapa agung berkah yang diberikan Sayyidah Tuhfah, kepada kita bertiga ini."
Ujar Musni sambil menatap Sari Al Saqati dan majikan Sayyidah Tuhfah.

Ketiga orang itupun kini berperilaku seperti sufi. Ketiganya pergi haji ke Makkah dalam perjalanan Baghdad ke Makkah Musni meninggal dunia

Ketika sampai di Baitullah dan keduanya thawaf, Ketika saqati memberi tahu, bahwa Musni sudah meninggal Sayyidah Tuhfah berkomentar, "Di surga ia akan menjadi tetanggaku. Belum ada seorang pun yang melihat nikmat yang diberikan kepadanya".

Ketika Saqati memberi tahu bahwa majikannya juga melaksanakan haji bersamanya, Sayyidah Tuhfah hanya aberdoa sebentar, sesudah itu ia reboh di samping Kaabah.

Ketika majikannya datang dan melihat Sayyidah Tuhfah sudah tak bernyawa, a sangat sedih dan rebah di sampingnya.

Saqati kemudian memandikan, mengkafani, menyalati dan menguburkan Sayyidah Tuhfah dan majikannya.

Setelah masa berhajinya selesai, Saqati pulang sendirian ke Irak.


Tiada ulasan: