Catatan Popular

Isnin, 30 Disember 2024

162 Masalah Sufistik (Masalah 15)

Syaikh Abdullah Basa’id al-Amudi ra. bertanya:

“Tentang ucapan Syaikh Sa’id bin Isa al-Amudi ra.: 

‘Seorang tidak pantas menjadi syaikh mursyid sampai setelah ia mengetahui pokok² agama dan cabang²nya. Adapun pokok² agama ada tujuh dan cabang²nya ada tujuh puluh.

al-‘Allamah al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad ra. menjawab: “Ketahuilah bahwa ucapan Syaikh Sa’id bin Isa al-Amudi ra. sebagaimana yg Anda sebutkan di atas adalah benar. Seseorang tidak pantas menjadi seorang tokoh agama yg berdakwah sampai setelah ia mengerti dan mengetahui pokok² agama dan cabang²nya. Baik secara global maupun secara terperinci, baik dari hasil mempelajarinya dan mendalaminya maupun dari hasil pemberian ataupun ilham dari Allah Ta’ala.

Sebagaimana yg diperoleh oleh Syaikh Sa’id bin Isa al-Amudi ra., seorang yg buta huruf ataupun seperti yg diperoleh oleh Syaikh Ahmad ash-Shayyad, Syeikh Ali al-Ahdal ra., Syaikh Abul Ghaits ra., dan lain²nya.

Adapun pengertian ucapan Syaikh Sa’id bin Isa al-Amudi ra.: “Pokok² agama ada tujuh dan cabang²nya ada tujuh puluh.” Sebenarnya tidak ada satu dalil pun yg menyebutkan jumlahnya sebagaimana yg telah disebutkan oleh Syaikh Sa’id bin Isa al-Amudi ra.

Mungkin pengertian seperti itu merupakan suatu kesimpulan dari ucapan sebagian ulama yg mengatakan hal itu, seperti ucapan seorang ulama: “Seorang tokoh agama diwajibkan melakukan hal² yg wajib dan sunnah. Hal² yg wajib adalah mencintai Allah Ta’ala, sedangkan yg sunnah adalah zuhud atau hidup sederhana di dunia.”

Adapun kesimpulan dari ucapan Syeikh Sa’id bin Isa al-Amudi ra. diatas, seorang tokoh agama harus mengetahui segala permasalahan agama, baik yg pokok maupun cabangnya secara lahir maupun batin. Hal ini sebagaimana yg telah disebutkan dalam sebuah hadits:

“Allah tidak akan memilih seorang yg bodoh sebagai wali-Nya, andaikata Allah Ta’ala berkehendak memilih seseorang untuk menjadi wali-Nya, maka Allah Ta’ala akan memberikannya ilmu.”


Tiada ulasan: