Catatan Popular

Sabtu, 28 Ogos 2021

KITAB MUKASYAFATUL QULUB BAB 70 Larangan Bid'ah (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI


Nabi SAW bersabda:

"Takutlah kalian akan hal-hal yang baru, sebab setiap perbuatan yang baru disebut bid'ah, setiap bid'ah adalah sesat. Dan setiap yang sesat di neraka".

Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa yang membuat barang baru dalam perkaraku (maksudnya Islam), dimana sebenarnya bukan dari Islam, maka ia ditolak".

Nabi SAW bersabda:

"Hendaklah kalian memegang teguh Sunnahku dan Sunnah (kebiasaan) khulafaaur rasyidin sepeninggalku".

Dari hadits-hadits ini bisa diambil pengertian bahwa sesuatu yang tidak sama dengan Kitab Al Quran, Sunnah serta Ijma' para ulama (termasuk Qiyas adalah ijma'nya para ulama; disamping Al Quran dan Hadits), maka sesuatu tersebut termasuk bid'ah yang ditolak.

Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa yang melakukan suatu perbuatan yang baik, ia akan memperoleh pahala dari perbuatan itu dan pahala orang yang mengamalkan perbuatan tersebut sampai hari kiamat. Dan barangsiapa yang meletakkan sebuah tindakan perbuatan yang jahat, ia akan memperoleh dosa dari perbuatan itu dan orang yang mengamalkan kejahatan sampai hari kiamat".

Kata Qatadah RA mengenai firman Allah SWT:

"Dan sesungguhnya ini (Yang KUperintahkan) adalah jalanKU yang lurus, maka ikutilah,,, (QS.Al An'am:153)".

Ialah jalan tersebut merupakan jalan 1 yang terkumpul menjadi petunjuk untuk berjalan menuju surga. Dan sesungguhnya iblis menciptakan jalan berupa bid'ah dengan beberapa jalan, yakni jalan kesesatan yang pada akhirnya di neraka".

Kata Ibnu Mas'ud RA:

Nabi SAW membuat beberapa garis di sebelah kanan dan kiri, lalu beliau SAW bersabda:

"Semua ini adalah cara yang didalamnya tidak ada cara kecuali disana ada jalan syetan yang pasti mengajak untuk mengikutinya".

Dan beliau SAW membacakan ayat ini.

Dan kata Ibnu Abbas:

"Yang dimaksud jalan seperti ini ialah kesesatan".

Kata ibnu Athiyah:

"Cara atau jalan seperti ini adalah yang ditempuh Umat Yahudi, Nasrani, Majusi dan semua ahli bid'ah dan agama yang sesat; yakni golongan orang yang mengikuti hawa nafsu. Juga ahli mengasingkan diri dalam cabang-cabangnya dan lain-lain, yakni golongan yang suka berdebat. Semua ini arahnya kepada kesesatan dan bukan tidak mungkin akan mengurangi keyakinan (i'tiqod)".

Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa yang membenci Sunnahku, maka dia bukan golonganku".

Sabda Nabi SAW:

"Tidak 1 pun umat yang membuat bid'ah dalam agamanya setelah Nabinya, kecuali dia telah menyia-nyiakan, misalnya Sunnahku".

Nabi SAW bersabda:

"Tiada Tuhan yang disembah dibawah naungan langit yang lebih besar menurut Allah daripada mengikuti hawa nafsu".

Nabi SAW bersabda; 'Amma ba'du:

"Sesungguhnya sebaik-baik cerita dalam Kitab Allah dan sebaik-baik perbuatan (sunnah/kebiasaan) adalah perbuatan Nabi Muhammad SAW. Sejahat-jahatnya perkara ialah yang baru dari perkara itu (bid'ah) dan setiap bid'ah adalah sesat. Dan aku mengkhawatirkan kalian tentang kesenangan sesat dalam perut dan kemaluanmu serta yang menyesatkan akan kesenangan hawa nafsu. Hati-hatilah terhadap sesuatu yang baru, sebab setiap yang baru (dalam agama) adalah sesat".

 

Nabi SAW bersabda:

"Sesungguhnya Allah menghalangi tobat dari kalangan pemilik bid'ah sampai dia meninggalkan bid'ah itu".

Nabi SAW bersabda:

"Allah tidak menerima para pemilik bid'ah akan puasanya, ibadah haji, umrah, jihad, tobat, dan juga tidak menerima tebusan. Ia keluar dari syetan laksana rambut keluar dari adukan tepung roti, (halus dan tidak terasa). Aku meninggalkan ajaran yang selalu bersinar terang; malamnya bersinar seperti siang, dan tiada yang menyimpang kecuali mereka yang celaka. Setiap umrah memiliki semangat, dan setiap semangat pasti ada kendornya. Barangsiapa yang semangatnya selain itu, maka dia benar-benar celaka. Sungguh aku mengkhawatirkan umatku jatuh pada 3 hal,

Orang alim yang tergoda,

Mengikuti hawa nafsu, dan

Putusan hakim yang salah.

Imam Tirmidzi menghasankan hadits diatas di beberapa tempat dan menshahehkan di tempat lain. Lafadz Syirroh (syin di kasrah dan Ro' di fathah) artinya semangat dan tujuan.

Alat Kesenangan Hawa Nafsu

Imam Bukhari meriwayatkan:

Sesungguhnya Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa yang berkata kepada temannya; 'kemarilah dan kita bermain judi' maka sebaiknya ia bersedekah".

Nabi SAW bersabda:

"Ibaratnya orang yang bermain nardi (alat judi; cara kerjanya menerka-nerka dan untung-untungan), lalu ia shalat, maka dia seperti wudhu dengan nanah dan darah babi hutan, kemudian shalat".

Maksudnya shalatnya tidak diterima, sebagaimana ada penjelasan dalam riwayat lain. Diriwayatkan oleh Imam Baihaqi: Hadits melalui Yahya bin Katsir RA, katanya Nabi SAW melewati beberapa kaum yang bermain nardi, lantas beliau SAW bersabda:

"Hati yang senang bermain, tangan yang senang bekerja, dan lidah yang berkata tiada guna".

Dikeluarkan oleh Imam Ad Dailami bahwa Nabi SAW bersabda:

"Bilamana kamu melewati mereka yang bermain azlam (semacam dadu); mengundi nasib) catur atau nardi dan jenis-jenis lain (yang disebut judi) menyerupai permainan yang diharamkan, maka kamu jangan memberi salam pada mereka. Kalau mereka memberi salam kepadamu, kamu jangan menjawabnya".

Nabi SAW bersabda:

"3 hal termasuk judi ialah qimar (judi), memukul beberapa ka'aabin (semisal dadu) dan bunyi siulan burung merpati (yang dibuat tanda firasat tertentu)".

Tiada ulasan: