Catatan Popular

Sabtu, 28 Ogos 2021

KITAB MUKASYAFATUL QULUB BAB 66 Hak Suami Kepada Istri (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI

 

Para istri memperoleh hak dari suaminya amat banyak; diantaranya berbuat baik, tabah menerima gangguan sebagai rasa kasih sayang mereka, sebab mereka amat terbatas akalnya. Allah SWT berfirman:

"Dan bergaullah dengan mereka secara patut,,, (QS.4 An Nisa:19)".

Firman-Nya menerangkan besarnya hak mereka:

"Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil darimu perjanjian yang kuat,,, (QS.4 An Nisa:21)".

Firman-Nya:

"Dan (istrimu sebagai) teman sejawat). (QS.An Nisa:36)".

Dia adalah wanita. Dan wasiat Rasulullah SAW yang terakhir ada 3 hal: beliau SAW menjelaskan sampai-sampai lidahnya terbata-bata dan nyaris tak terdengar. Sabdanya;

 

Shalat: Peliharalah shalat dan apa-apa yang menjadi tanggung jawabmu, janganlah kamu memaksa mereka terhadap sesuatu yang mereka tidak mampu.

Allah: Tanggung jawabmu akan wanita terhadap Allah, sebab mereka adalah tawananmu. Kamu mengambilnya berdasarkan amanah Allah, dimana halal farji-nya dengan lafadz Allah.

Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa yang bersabar atas jelek budi pekerti istrinya, Allah akan memberikan pahala setiap pahala yang diberikan kepada Ayyub. Dan barangsiapa yang sabar atas jeleknya budi pekerti suaminya, Allah akan memberikan pahala seperti pahalanya Aisyah istri Fir'aun".

Nabi SAW bersabda:

"Seorang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling bagus budi pekertinya dan paling sayang terhadap keluarganya (istri dan anak)".

Nabi SAW bersabda:

"Orang yang paling utama diantara kamu ialah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah orang yang paling baik diantara istri-istriku dibanding kalian'.

Umar RA berkata dengan keras:

"Sebaiknya seorang lelaki ketika dalam keluarganya seperti anak kecil, dan bila mereka minta apa yang ada disampingnya, dia ditemukan sebagai seorang lelaki".

Lukman berkata:

"Seharusnya bagi orang berakal dalam keluarganya seperti anak kecil. Dan bila dia ada ditengah-tengah kaum, ia ditemukan sebagai seorang lelaki".

Dalam sebuah penafsiran diriwayatkan:

"Sesungguhnya Allah amat murka terhadap orang Ja'dhari dan Jawwadl".

Maksudnya:

"Dia adalah orang yang keras lagi sombong terhadap keluarganya. termasuk maksud ayat; 'Utulin,,,' (QS.68 Al Qolam:13) artinya kasar hati,,," dan ada yang berpendapat: Utullin adalah orang-orang yang mulut dan hatinya kasar terhadap keluarga".

Nabi SAW bersabda kepada Jabir RA:

"Sebaiknya kamu mencumbu gadis (yang jadi istri), dan dia bisa mencumbumu".

Sikap seorang suami sebagai haknya istri misalnya, dia tidak terlalu banyak bercumbu rayu, tidak mengikuti hawa nafsunya yang sampai merusak budi pekerti istrinya, sehingga kewibawaan lelaki hancur dihadapan istri. Namun semuanya harus dijaga sewajar-wajarnya, (tidak berlebihan).

Al Hasan berkata:

"Demi Allah, tidak akan disegerakan seorang lelaki yang taat kepada istrinya dalam hal hawa nafsu, kecuali Allah akan membuatnya tersungkur dalam neraka".

Kata Umar RA:

"Lawanlah seorang istri, karena dalam perlawanan (terhadap nafsu) terdapat berkah".

Sungguh dikatakan:

"Mintalah pendapat kepada istri, dan lawanlah mereka (ketika mengikuti hawa nafsu)".

Nabi SAW bersabda:

"Celakalah yang menghambakan diri kepada istri".

Beliau SAW bersabda demikian, bila suami mengikutinya dalam hal hawa nafsu, maka dialah hamba yang celaka. Sebab Allah menguasakan hawa nafsu terhadap wanita, dan pria menguasakan dirinya terhadap wanita. Misalnya, dia telah mentaati syetan sesuai yang Dikatakan:

"Dan kuperintah mereka untuk merubah ciptaan Allah,,, (QS.4:119)".

Hak seorang lelaki yang seharusnya diikuti, tidaklah harus mengikuti. Dan sungguh, Allah telah menyebutkan bahwa lelaki adalah pemimpin wanita. Dan Allah menerangkan kedudukan suami adalah sebagai Sayyid (Gusti), Firman-Nya:

",,,setibanya di pintu, keduanya bertemu dengan sayyidnya (suaminya),,, (QS.12 Yusuf:25)".

Bilamana seorang sayyid ternyata bisa ditundukkan (oleh seorang istri), maka dia benar-benar telah merubah nikmat Allah dengan mengingkarinya. Wanita adalah ukuran bagi dirimu, kalau kamu melepaskan kendalinya sekalipun sebentar, dia akan jadi binal dalam waktu yang sama.

Kata Imam Syafi'i:

"Ada 3 hal, bila kamu memuliakan mereka, tentu mereka akan menghinamu. Dan bila kamu menghinakan mereka, mereka tentu akan memuliakanmu. Mereka adalah wanita, pelayan dan bangsa Nabthi".

Maksudnya memuliakan secara murni; tidak mencampur adukkan antara kekerasan dan kelembutanmu, dan antara kekerasan dan kehalusanmu.

Tiada ulasan: