Catatan Popular

Sabtu, 28 Ogos 2021

KITAB MUKASYAFATUL QULUB BAB 53 Keutamaan Shalat Jamaah (MENYINGKAP RAHSIA KALBU)

OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI

Nabi SAW bersabda:

"Shalat Jama'ah lebih utama 27 derajat daripada shalat sendirian".

Diriwayatkan Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW pernah kehilangan makmumnya. Maka beliau SAW bersabda:

"Sungguh aku ingin memerintah seorang lelaki sebagai imam, lalu aku sendiri yang menuju orang-orang yang tertinggal (berjamaah), dan membakar rumah-rumah mereka".

Utsman RA menjelaskan dengan marfu':

"Barangsiapa yang menghadiri shalat 'Isya, seolah-olah ia berdiri beribadah setengah malam, dan barangsiapa yang menghadiri shalat shubuh, seolah-olah ia berdiri beribadah semalam".

Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa yang shalat berjamaah, maka sungguh ia telah memenuhi lautannya dengan ibadah".

Kata Sa'id bin Musayyib RA:

"Tidaklah seorang mu'adzin adzan sejak 20 tahun, kecuali aku berada di masjid".

Kata Muhammad bin Wasi':

"Aku tidak menghendaki dunia kecuali 3 hal; bahan makanan yang lebih tanpa ada pertanggungjawaban, shalat berjamaah yang lupa tanpa harus menghilangkan keutamaannya".

Hasan RA berkata:

"Kamu sekalian jangan shalat di belakang lelaki yang tidak pernah berkunjung ke ulama".

An Nakhai berkata:

"Ibaratnya menjadi imam manusia tanpa dasar ilmu, seperti orang menakar air di laut, yakni tidak mengetahui lebih dan kurangnya".

Ibnu Abbas RA berkata:

"Barangsiapa yang mendengar adzan dan ia tidak mau memenuhi pangilan itu, maka dia tidak menghendaki kebaikan, dan kebaikan itu pun tak ingin padanya".

Diriwayatkan:

Sungguh Maimun bin Muhran datang ke masjid berjamaah. Ada yang berkata padanya:

"Semua manusia sudah selesai".

Maimun berkata:

"Inna lil-laahi wa inna ilaihhi raaji'uuun! Sungguh keutamaan shalat jamaah lebih aku cintai daripada menguasai Irak".

Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa yang mengerjakan shalat berjamaah selama 40 hari dan dalam shalat-shalat itu tidak tertinggal takbiratul ihram-nya, maka Allah menulis 2 kebebasan; bebas dari kemunafikan dan bebas dari neraka".

Diriwayatkan:

"Sungguh ulama salaf selalu berta'ziyah selama 3 hari untuk dirinya bila mereka ketinggalan takbir pertama, dan berta'ziyah selama 7 hari bila mereka tertinggal berjamaah".

Tiada ulasan: