Catatan Popular

Jumaat, 3 Februari 2023

KAROMAH PARA WALI ALLAH SYUHADA

 

Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby

Harun ar-Rasyid bertanya pada Muhammad Al-Bathal mengenai keherananya tenteng kejadian di negara roma.

Bathal menjawab: pada suatu hari aku berjalan di hutan mahkota terpakai dikepalaku, aku berjalan sambil menundukan kepala, tiba-tiba aku mendengar suara hewan berderup, aku langsung menoleh ternyata seorang berkuda yang bersenjata lengkap sedangkan ditanganya ada tombak, dia mendekatiku dan mengucapkan salam, akupun menjawabnya, lalu dia berkata :”apakah engkau tahu orang yang bernama Bathal?”, dia menjawab:”akulah Bathal”, lantas ia turun dari kudanya dan memeluku serta mencium kakiku, aku bertanya padanya :”mengapa kamu lakukan demikian?”, dia menjawab :”aku datang untuk mengabdi kepadamu”. Kemudian  aku mengajaknya, tak lama kami bercakap-cakap tiba-tiba ada empat penungggang kuda, orang itu berkata padaku :”hai temanku, bolehkan aku maju menghadapi merreka?”, lalu aku mempersilahkanya, lantas mereka menjauh sesaat , kemudian empat orang itu membunuhnya dan setelah itu mereka menghadapku dan membawaku , lalu aku berkata pada mereka “jika kalian ingin menentangku, tunggulah aku sampai mengenakan persenjataan dan kendaraan temanku”, mereka menjawab:”Boleh”, kemudian aku memakai senjata dan kendaraan itu, dan aku berkata pada mereka kalian berempat sedangkan aku seorang diri, ini tidak adil!, majulah salah satu dari kalian untuk melawanku!”, kemudian salah satu dari mereka keluar juga, lantas aku membunuhnya wahai kholifah !.lalu datang orang yang kedua akupun membunuhnya, demikian halnya ketika datang orang yang ketiga, ketika datang yang keempat aku tak henti-henti berseteru dengan tombak sampai-sampai tombaku dan tombaknya pecah lantas kami turun dari kendaraan dia langsung mengambil perisai dan pedangnya akupun mengambil perisai dan pedangku, tak henti-hentinya sampai-sampai perisai dan pedang kami pecah, tali pedangku dan pedangnya putus sehingga pedang jatuh ke tanah, kemudian kami bergulat sampai sore dan matahari tenggelam aku dan dia tidak mengalah, aku lantas berkata kepadanya:”hai kawan aku sungguh telah kehilangan kesempatan sholat hari ini”<dia menjawab:”aku juga sperti itu”, karena dia seorang uskup, aku berkata padanya:”apakah engkau akan pergi sampai pertarungan kita selesai atau kita istirahat semalam dan kita lanjutkan besok pagi”,dia menjawab :”boleh” lantas aku beribadah pada Alloh dan melaksanakan sholat, dia juga melakukan rutinitasnya.

Ketika mulai tidur dia berkata padaku:”kau orang arab padamu ada ghodar dan di telingaku ada dua lonceng yang slah satunya di kaitkan di telingamu dan kepalamu diletakan di atas badanku, jika kamu bergerak maka loncengmu akan berbunyi dan aku akan bangun “, kukatakan padanya:”lakukan hal ini”. Kami tidur dalam keadaan seperti itu, ketika pagi datang akupun sholat, kemudian kami bergulat dan aku mengulatinya, duduk diatas dadanya dan menginginkan menyembelihnya, dia berkata padaku :”lepaskan aku kali ini saja”.

Akupun membolehkanya, kemudian kami bergulat yang kedua kalinya, kakiku tergelincir dan dia menindihi, menduduki dadaku akan menyembelihku, aku berkata padanya:”aku sudah pernah membebaskanmu apakah kamu tak akan membebaskanku?”, dia menjawab:”boleh”. Kemudian kami bergulat yang ketiga kalinya, hatiku remuk(اثكسر قلبى), dan dia menindihi, menduduki dadaku, aku katakan padanya :”satu-satu, kumohon lepaskan aku kali ini”, diapun membolehkanku. Kami bergulat lagi untuk yang ke empat kalinya, dan diapun menang lagi seraya berkata:”sekarang kamu tahu hai Bathal aku akan menyembelihmu dan kamu akan mencium tanah roma”. Aku berkata padanya :”tidak, jika Alloh menhendaki”, dia berkata :”mohonlah pada tuhanmu untuk mencegahku dan mengangkat pisau yang kugunakan untuk menyembelih”. Kemudian hiduplah temanku yang telah terbunuh hai Amirul Mu’minin, ia mengangkat pedang dan menghantamkan pada kepala uskup itu sembari membaca :

"ولاتحسبن الذين قتلوا فى سبيل الله أمواتا،الاية"

Tiada ulasan: